Bab 68

170 27 0
                                    

Sudewi tampak tersenyum sembari berusaha menghabiskan gulali yang ada di tangannya. Diam-diam dipandanginya punggung pria yang sedang berjalan beberapa langkah di depannya itu.

Apa yang sedang kau lakukan sedari tadi Kanda?

Diamatinya lagi pria yang juga sedang sibuk dengan gulalinya itu. Apakah ada sesuatu yang sebenarnya ingin disampaikan pria itu padanya? Kenapa sedari tadi pria itu melakukan banyak hal yang membuat jantung Sudewi berdenyut tak menentu.

Oh astaga Sudewi....

Bagaimana cara menahan hatinya sendiri? Sungguh dia tak bisa mengendalikan harapannya yang menjadi-jadi. Dengan susah payah ditariknya nafas dalam-dalam di tengah detak jantungnya yang terasa tak keruan.

"Ahhh!!!" Sudewi tampak terkaget saat tiba-tiba saja ada seorang pria yang sedang berlari menabraknya, membuat gulali yang dipegangnya meluncur jatuh ke tanah. Tanpa sedikitpun menghiraukannya, pria yang baru saja menabraknya itu berlalu pergi begitu saja.

"Sudewi!!" Ucap Hayam Wuruk yang dengan terburu-buru menghampiri istrinya itu.
"Kau tak apa?"

Perlahan Sudewi menggeleng sembari memandangi gulalinya yang telah jatuh.

"Makanlah punyaku..." Ucap Hayam Wuruk lembut sembari menyodorkan gulalinya, yang sontak membuat tawa kecil di wajah istrinya itu.

"TIDAK!!!"

Tiba-tiba saja suara teriakan seseorang menggaung ditengah-tengah keramaian pasar, menarik semua perhatian orang yang ada. Begitu juga dengan Hayam Wuruk dan Sudewi. Raja Majapahit itu tampak mengamati kerumunan yang lalu tercipta dikejauhan. Tepat di arah pria yang menabrak Sudewi tadi berlari.

"Para perisau itu datang lagi." Terdengar seorang wanita berucap pada temannya sembari berlari ke arah kerumunan itu.

"Perisau?" Gumam Sudewi, perlahan diikutinya kemana wanita-wanita itu pergi.

Kerumanan itu semakin besar saat Hayam Wuruk dan Sudewi datang mendekat. Keduanya lantas mencoba merangsek ke depan untuk melihat apa yang sebenarnya jadi pusat perhatian mereka.

"Tidak, aku tidak mau!!!"

Sudewi bisa melihat seorang nenek tua pedagang ikan berbicara dengan begitu keras.

"Hei Nenek, sudahlah...." Ucap seorang pria yang berdiri di depan lapak nenek itu.
"Berikan apa yang kami mau, maka semuanya akan selesai."

"Aku sudah bilang tidak, ya tidak." Ucap nenek itu lagi.

"Wah kau benar-benar cari mati Nek...." Pria itu nampak maju dan ingin merebut sesuatu yang sedang dipertahankan nenek tua itu dalam genggamannya.

"Tidak!!! Aku mencari uang bukan untuk aku berikan pada orang seperti kalian."

Tampaknya pria itu sudah mulai habis kesabaran. Dengan satu gerakan keras pria itu terlihat mengambil ancang-ancang untuk memukul nenek itu, sampai terdengar sebuah suara teriakan yang akhirnya menghentikannya.

"Berhentilah!!!" Teriak Sudewi sembari berlari maju dan mendekati nenek itu.
"Bagaimana kau bisa begitu kasar pada orang tua, Tuan?"

"Hei Nyai..." Mata pria itu nampak mengamati seorang wanita yang baru saja tiba dihadapannya itu.
"Kau ini siapa?" Tanyanya.

"Oh astaga...kenapa kau lakukan hal seperti ini pada nenek ini?" Ucap Sudewi sekali lagi.

"Ini bukanlah urusanmu Nyai." Ucap Pria itu yang mencoba untuk mendekati nenek itu lagi.
"Pergilah!!"

"Tidak Tuan..." Ucap Sudewi yang kini berdiri di depan nenek itu, berusaha untuk menghalangi pria itu mendekatinya lagi.
"Berhentilah!!!"

"Sudah aku bilang, pergilah Nyai!" Kini pria itu terlihat ingin menyentuh Sudewi sebelum akhirnya seseorang mencengkeram pergelangan tangannya.

Hayam Wuruk & Sri SudewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang