Bab 54

168 31 0
                                    

"Apakah benar hari ini akan ada keramaian di pusat kota?" Tanya seorang Pria Tiongkok paruh baya dengan bahasa Jawa yang cukup lancar. Terlihat seorang pria Jawa sedang berdiri di sampingnya.

"Ah ya benar Tuan Fēngbào. Hari ini semua keluarga kerajaan akan melakukan iring-iringan keseluruh penjuru kota." Ucap pria Jawa itu.

"Kenapa mereka melakukan itu?" Tanya pria bernama Fēngbào itu.

"Sebenarnya ini adalah acara yang diadakan setiap tahun di Majapahit sebagai rangkaian upacara keagamaan Tuan." Ucap pria Jawa itu.
"Kemarin acara dimulai dengan diadakan pemujaan untuk mendo'akan keselamatan Raja dan keberlangsungan kerajaan Majapahit sendiri. Beberapa hari lagi juga akan ada pertunjukan seni di lapangan Bubat yang terletak disebelah Utara kota."

"Benarkah?"

"Jika Anda ingin melihat Raja dan Permaisuri Majapahit, maka hari ini adalah hari yang tepat, karena mereka akan datang menyapa kita semua nanti."

Tuan Fēngbào tampak tersenyum senang.
"Kalau begitu aku juga harus memberi tahu putriku, dia pasti akan sangat senang jika bisa melihat keramaian seperti itu."

Pria paruh baya itu lantas masuk ke dalam kedai yang disewanya. Dia tampak terus melangkah untuk mencari keberadaan putrinya.

"Zuànshí..." Panggilnya lembut, ketika melihat putrinya yang nampak sedang sibuk menghidangkan makanan di atas meja.

"Ya ayah..." Zuànshí tampak menoleh ketika mendengar panggilan ayahnya itu.
"Ayah akan pergi ke pelabuhan sekarang?" Tanyanya.

"Tidak...tidak hari ini." Ucap Tuan Fēngbào.

"Ayah tidak akan ke pelabuhan hari ini?" Tanya Zuànshí yang tampak terheran.

"Mungkin ayah akan kesana sebentar untuk memberi tahu para pekerja bahwa kita akan libur hari ini." Ucap Tuan Fēngbào.

"Libur?" Kening Zuànshí tampak semakin berkerut.

"Ya...hari ini pun kau tak perlu membuka kedai Zuànshí."

"Tak membuka kedai? Memangnya kenapa Ayah? Apakah sesuatu telah terjadi?"

Tuan Fēngbào tampak tersenyum melihat wajah khawatir yang diperlihatkan oleh putrinya itu.
"Tak perlu khawatir seperti itu Zuànshí.." Ucapnya.
"Ayah mendengar bahwa hari ini akan ada keramaian di pusat kota. Semua keluarga kerajaan akan melakukan iring-iringan hari ini. Tak inginkah kau melihatnya?"

Senyum senang perlahan tampak menghiasi wajah Zuànshí.
"Sungguh?"

"Ya...ayah pun sudah bertanya pada Tuan Wirya tadi, dia pun sepertinya tak akan membuka kedainya hari ini." Ucap Tuan Fēngbào merujuk pada Pria Jawa yang ditanyainya tadi.

"Tentu saja aku ingin melihatnya Ayah." Ucap Zuànshí dengan begitu senang.

"Baiklah kalau begitu kita akan ke pusat kota bersama-sama nanti." Ucap Tuan Fēngbào.
"Tapi sebelumnya biarkan ayah pergi ke pelabuhan dulu untuk memberitahu pada para pekerja agar mereka bisa bersantai hari ini."

Zuànshí tampak mengangguk dan tersenyum. Begitu ayahnya telah pergi, dia pun segera bersiap, dia sama sekali tak ingin tertinggal untuk melihat iring-iringan kerajaan itu.

Ini pasti termasuk rangkaian acara dalam upacara keagamaan yang dimaksudkan Nyonya Sudewi.

Rasanya Zuànshí semakin tak sabar untuk menghadiri undangan yang diterimanya. Akan sangat menyenangkan bisa melihat pertunjukkan seni dengan orang yang telah dianggapnya sebagai seorang sahabat itu. Meskipun ini bukan pertama kalinya dia dan ayahnya berlayar ke Majapahit, tapi sepertinya baru kali ini mereka bisa menyaksikan acara seperti ini.

Hayam Wuruk & Sri SudewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang