Bab 63

174 28 0
                                    

Tepat saat senja rombongan kerajaan itu telah tiba di tempat berikutnya, yaitu Lodaya. Sebuah daerah dengan pesisir pantai selatan yang begitu indah. Dengan begitu bungahnya para penduduk tampak menyambut kedatangan sang Raja yang sudah dinanti-nanti. Bau khas laut yang begitu menyenangkan seakan hadir turut menjemput rombongan itu.

Wajah-wajah yang terlihat begitu girang hati tampak enggan mengedipkan matanya sekejapun saat memandangi sang Raja yang ada dihadapan mereka saat ini, seakan benar-benar ingin mencurahkan segala kerinduan di dalam hati. Berbagai macam jamuan khas pesisir pantai tampak tersaji memuaskan selera makan mereka. Suara musik mendayu-dayu menambah suasana yang menyenangkan hati.

Ditengah-tengah kemeriahan itu, Hayam Wuruk malah tampak memandangi Patih Gajah Mada yang duduk tak jauh darinya.

"Paman...." Panggil Hayam Wuruk pelan pada Patihnya itu saat dirasa perhatian semua orang sedang tertuju pada seorang biduan yang berdendang dengan begitu indahnya di hadapan mereka.

Hanya dalam satu kali panggilan Patihnya itu tampak menoleh pada Hayam Wuruk.

"Aku ingin bicara denganmu Paman..." Ucap Hayam Wuruk sekali lagi dengan begitu lirih.

"Silahkan Prabu." Ucap Patih Gajah Mada seraya mendekat pada rajanya itu.
"Apa yang ingin Anda bicarakan pada saya?"

Dengan begitu pelan Hayam Wuruk tampak berbisik pada Patihnya itu.
"Aku berencana untuk melakukan penyamaran Paman." Ucapnya langsung tanpa tedeng aling-aling.

"Penyamaran?"

Hayam Wuruk bisa melihat kerutan tanya tampak begitu jelas di kening Patihnya itu.

"Aku ingin berbaur dengan rakyat tanpa diketahui, Paman." Hayam Wuruk tampak memperjelas ucapnya.
"Aku juga akan mengajak Permaisuri Sri Sudewi bersamaku." Lanjut Hayam Wuruk yang sekali lagi membuat Patihnya itu tersentak.

"Tapi Prabu, tidak kah ini cukup beresiko?" Ucap Patih Gajah Mada.

Kini Hayam Wuruk tampak terdiam mendengar ucapan Patihnya itu. Apa yang dikatakannya itu benar. Penyamaran ini akan tetap membawa resiko, apalagi dia akan membawa Sudewi bersamanya, tapi keinginannya untuk bisa sejenak menghabiskan waktu bersama Permaisurinya itu juga sangat besar.

"Tak perlu khawatir Paman." Ucap Hayam Wuruk kemudian.
"Daerah-daerah disini cukuplah aman bukan? Aku akan menjaga diri dan juga Permaisuri."

"Tapi Prabu, kenapa tiba-tiba Prabu ingin melakukan penyamaran?" Tanya Patih Gajah Mada.

"Aku ingin lebih dekat dengan rakyatku Paman dan...." Hayam Wuruk tampak berusaha menahan senyumnya.
"Aku ingin menghabiskan waktu sejenak bersama Permaisuri." Ucapnya dengan begitu jujur.

Patih Gajah Mada nampak tersenyum mendengar alasan Hayam Wuruk. Bagaimanapun juga Rajanya itu memang harus diberi kesempatan untuk rehat sejenak bersama Permaisurinya.

"Saya akan mengatur semuanya Prabu." Ucap Patih Gajah Mada kemudian.
"Anda tak perlu mengkhawatirkan apapun."

"Tunggulah aku di Simping Paman. Aku dan Permaisuri akan segera menyusul jika semuanya sudah selesai." Pinta Hayam Wuruk, yang dibalas sebuah anggukan oleh Patihnya itu.

Perhatian Hayam Wuruk kemudian teralihkan pada Sudewi yang sedang duduk bersama dayang-dayangnya. Bagaimanapun caranya dia harus mencari kesempatan untuk bisa bicara pada istrinya itu.

Hayam Wuruk seketika tersenyum saat tiba-tiba saja melihat Permaisurinya itu bangkit berdiri, tampak berpamitan dengan orang-orang disekitarnya dan perlahan berlalu pergi diikuti oleh kedua dayangnya itu.

Saat itu juga Hayam Wuruk langsung ikut bangkit berdiri.

"Anda akan kemana Prabu?" Tanya Patih Gajah Mada menatap dengan bingung pada Rajanya itu.

Hayam Wuruk & Sri SudewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang