Ceklek
"Kami pulang... " ujar Xiao Zhoucheng dan Xiao Leoku masuk kedalam rumah
"Selamat datang" jawab Zhao Wei dan Xiao Zhan
"Kenapa malam sekali pa?" tanya Zhao Wei
"Ada sedikit masalah di kantor ma" jawab Leoku dengan wajah lesu
"Apakah sudah selesai?" tanya Zhan
"Sudah" jawab Zhoucheng, yang memijat tengkuk lehernya
"Ayo kita makan. Tapi kalian bersihkan badan kalian dulu" ujar Zhao Wei lalu menolong suaminya untuk duduk dan segera membuatkan Teh hangat.Kring
Kring"Halo"
'Zhan...'
"Yibo... Kau baru selesai?"
'Emn. Kau sudah makan?'
"Baru akan makan Bo"
'Jangan lupa obatmu'
"Aku sehat bo"
'Zhan... Aku... Aku... Aku' kata Wang Yibo ragu-ragu
"Halo kau kenapa? Katakan lah jika ada yang tidak enak"
'Aku rindu kau Zhan... Tapi seperti nya selesai minggu depan'
"Bersabarlah. Setelah selesai langsung pulang"
'Emn. Aku telpon lagi nanti Zhan'
"Baik. Berhati-hatilah"
"Siapa? Yibo?" tanya Zhao Wei
"Iya ma"
"Kenapa?"
"Tidak apa. Hanya rindu aku. Ah ma... Aku boleh izin?"
"Kemana?"
"Keluar kota ma... Boleh ya?"
"Zhan... Keluar rumah beberapa hari aja mama dah sakit apa lagi kau keluar kota" ujar Zhoucheng
"Ge! Tidak lama ma... Beberapa hari saja... Bukankah sakitku juga sudah jarang kambuh" rayu Xiao Zhan
"Mau kemana?" tanya Leoku
"Ke kota tempat syuting Yibo... Aku ada sedikit urusan disana"
"Tidak. Perjalanan jauh Zhan" ujar Zhao Wei dengan tegas
"Ma... Aku janji akan jaga diri" ujar Xiao Zhan
"Jika kau kelelahan akan kambuh jantungmu" ujar Zhao Wei
"Aku akan baik ma... Obat tidak akan ku tinggal"
Tiba-tiba Leoku berdiri ia menggebrak meja "Obat... Obat... Kau pikir obat saja yang menolongmu!?" bentak Leoku
"Memang selama aku hidup harus berdampingan dengan obat kan, Pa... Hanya saja untuk apa, papa membelikanku mobil. Mengajariku menyetir hingga aku memiliki surat izin tapi tidak aku pakai" ujar Zhan tak ingin kalah dengan papanya
"Zhan... Kau mau patuh tidak!?" tanya Leoku akan menampar Xiao Zhan
"Mau tampar? Atau pukul? Silahkan!!! Oke!!! Aku patuh! Tidak pergi! Tidak makan! Tidak minum vitamin dan obat!" ujar Xiao Zhan lalu berdiri dan akan menuju kamarnya
"Zhan!! Hei! Tidak perlu ngambek Zhan!" ujar Zhoucheng mengahadang Xiao Zhan sebelum pergi, namun Xiao Zhan tetap berjalan tak mengindahkan hadangan Xiao Zhoucheng
"A-Cheng. Biarkan saja dia. Kami melarangmu ini itu juga demi kau! Kau jadi anak jangan sulit di atur!" ujar Leoku marah besar
Xiao Zhan berhenti "Sulit di atur? Apa aku pernah tidak patuh tidak menuruti kalian? Saat papa tidak memperbolehkan aku kuliah aku patuh. Walau marah aku tetap patuh. Sekarang aku hanya ingin pergi juga tidak boleh. Yang tau tubuhku itu aku... Bukan kalian!" ujar Xiao ZhanBrak, Leoku mengebrak lagi meja di depannya. Ia mendekati Xiao Zhan.
Plak,"Kau berani dengan kami? Diajari siapa kau berani membentakku?" ujar Leoku yang menampar Xiao Zhan
"Pa!!! Bukan... Tuan Leoku, selama ini aku patuh. Aku diam. Aku tidak melawan. Kalian tidak merasakan apa yang aku rasakan! Makanan terbatas. Di sekolah ada bodyguard. Jantung.. Asma.. Apa lagi? Pa... Ma... Kenapa kalian dulu tidak membiarkan aku mati? Hidup dengan semua keterbatasan yang tidak terlihat begini kalian pikir enak?" tanya Xiao Zhan penuh emosi lalu pergi ke kamarnya dan menguncinya dari dalam
"Semoga kau hidup dengan keterbatasan yang terlihat!!!" sumpah Leoku meneriaki Xiao Zhan
"Zhanzhan!! Xiao Zhan!!" panggil Zhoucheng
"Ayo makan... Nanti kalau dia lapar juga akan makan" ujar Leoku
"Pa, untuk apa kau menyumpahi anakmu sendiri?" tanya Zhao Wei
"Sudah ma, ayo makan saja" ajak Leoku.
"Bibi... Bikinkan Zhan beberapa Sandwich dan antarkan ke kamarnya" perintah Zhao Wei ke maid nya
"Pa... Ma... Gimana kalau Zhan pergi denganku? Bukankah urusan kantor sudah selesai semua?" tanya Zhoucheng
"Kita bicara nanti. Ayo makan! Jangan lagi bahas anak itu" ujar LeokuDi balkon kamarnya ia memandang langit gelap namun tiada bintang dan bulan. Dia meraba dadanya bekas operasi saat bayi. Ia sedikit berfikir apakah tadi ia keterlaluan dengan papanya. Namun papanya juga menamparnya. Sepanjang malam sampai makan selesai ia terus berada di balkon. Saat Zhoucheng mengetuk pintunya pun tidak ia pedulikan.
"Zhan apa kau juga marah padaku? Sejak tadi aku lihat dari bawah kau di balkon kau ingin sakit lagi?" tanya Zhoucheng "Zhan... Bukanlah... Aku membawakanmu makan" ujar Zhoucheng lagi
"Tidak"
"Zhan, kau menolak makanan sejak tadi... Bukalah untukku" bujuk Zhoucheng
"A-Cheng berhenti. Kita lihat dia bisa berapa lama bertahan" ujar Xiao Leoku
"Pa... Dia tidak akan minum obat jika dia tidak makan!" ujar Zhoucheng lalu menaruh makanan tersebut di meja dekat kamar Xiao Zhan
"Dia tadi bilang apa? Kenapa tidak membiarkannya dia mati? Oke Mati saja kau anak tidak berbakti!" ujar Leoku
"Pa!! Kau kenapa? Zhan anak kita! Jika kau tidak menyanyanginya kenapa dulu kau berusaha keras membuat Zhan hidup?" tanya Zhao Wei yang tidak bisa lagi menahan amarah
"Kau menyanyanginya kan? Lihat hasil didikanmu! Anak yang manja!" balas Leoku
"Manja? Jika Zhan manja, yang patuh dan penuh perjuangan seperti apa? Zhan adalah anak tertegar yang pernah mama temui! Dan papa enteng sekali mengatakan Zhan manja!?"
"Memang benar dia manja!"
"Keinginan dia tidak pernah kau turuti! Dia selalu patuh dengan semua aturanmu! Katakan padaku keinginan dia yang mana yang kau turuti? Hampir tidak ada! Dia ingin motor, kau belikan mobil!" bentak Zhao Wei "manja dimana nya? Katakan padaku!!?" tanya Zhao Wei
"Jika motor, dia akan terkena angin lebih kencang! Aku juga memikirkannya!"
"Katakan, keinginannya yang mana yang pernah kau turuti? Kau pintar mencari uang, tapi kau bodoh tentang urusan anakmu! Zhan hanya ingin pergi. Kota itu tidak jauh. Aku memperbolehkannya. Kenapa kau tidak?"
"Zhan!! Dengarlah! Karena kau papa mama bertengkar!!" teriak ZhouchengCeklek
Ceklek
SrakkkkXiao Zhan keluar dari kamar. Ia melihat kedua orang tuanya yang tidak pernah bertengkar dan sekarang bertengkar. Zhao Wei dan Leoku berhenti sesaat dan memandang Xiao Zhan.
"Kalian kenapa bertengkar? Aku hanya izin mau pergi kenapa jadi besar masalahnya?" tanya Xiao Zhan tanpa daya
"Kau!! Anak tidak tau di untung! Tidak tau diri! Penyakitan! A-Wei, kenapa kau dulu mempertahankannya? Dia hanya membuat masalah!" bentak Leoku lagi
"Zhan tidak pernah minta apapun ke kamu!! Kenapa minta seperti itu saja kau tidak boleh? Ada A-Cheng yang menjaganya! Kau turuti semua permintaan A-Cheng dan Lulu, sedangkan Zhan? Kau kurung dirumah! Tidak kau turuti permintaanya. Kau beri dia materi dan segalanya tapi kau tidak tau apa keinginannya!!! Kau tidak adil ke anakmu!" ujar Zhao Wei
"Kau puas Zhan?" tanya Zhoucheng dengan lirikan kesal dan marah ke Zhan
"Permasalahan kalian karena aku kan? Kalian memilih aku tidak ada? Baik!" ujar Xiao Zhan lalu segera masuk ke kamarnya dan menguncinya lagi
Mereka diam sesaat menyerap semua jawaban Xiao Zhan "Gawat. Apa aku salah bicara ma?" tanya Zhoucheng "Zhan... Buka Zhan... Zhan..." panggil Zhoucheng sambil terus menggedor pintu kamar Xiao ZhanKring
Kring"Halo bo"
'Zhan kau kenapa? Perasaanku tidak tenang'
"Bo... Maafkan aku. Papaku tidak menginginkan aku bo... Aku beban untuknya. Bo... Maafkan aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi bo... Lupakan aku. Selamat Tinggal" ujar Xiao Zhan lalu mematikan ponselnya.Xiao Zhan mengambil kursi. Ia mengambil tali Polypropylene dan di sisi ujung tali Polypropylene tersebut ia ikat kuat-kuat di teralis besi balkonnya. Ia kencangkan tali Polypropylene tersebut di satu sisinya. Sedangkan disisi satunya ia ikatkan juga erat-erat di lehernya. Xiao Zhan duduk di pinggir pagar balkonnya sambil memandang langit malam, dengan kalung tali Polypropylene tersebut.
Brak
Pintu terbuka di buka paksa Zhoucheng. Xiao Zhoucheng, Xiao Leoku, dan Zhao Wei terperanjat melihat Xiao Zhan. Zhoucheng berjalan perlahan menuju Zhan. Mereka kaget melihat Xiao Zhan yang sudah siap dengan tali Polypropylene yang berada di lehernya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zhan, Kau Keajaiban
RomanceXiao Zhan, seseorang yang sudah tidak sempurna sejak lahir. Sakitnya sejak lahir membuatnya lemah, dan sering sakit. Namun mengapa saat sakitnya sejak lahir sudah sembuh muncul hal lain yang membuatnya tidak bisa bangkit dan semakin menutup diri. In...