BAB 23

574 51 5
                                        

Wang Yibo mengikuti arah Xiao Zhan pergi. Hingga mereka sampaindi sebuah area pabrik yang sepi, Wang Yibo menghadang mobil Xiao Zhan, yang nyaris membuat mereka bertabrakan. Wang Yibo segera turun dari mobilnya, di ikuti manager dan asistennya. Ia mengetuk laca mobik Xiao Zhan berulang kali.

Xiao Zhan menghembuskan nafas putus asa. Ia membuka kunci pintu mobilnya. Ia jengah dengan semua hal ini, ia turun Wang Yibo menariknya dan memeluk Xiao Zhan dengan erat. Xiao Zhan berusaha menjauhkan tubuh Wang Yibo yang memeluknya. Wang Yibo melepaskan pelukannya dan Xiao Zhan menatap Wang Yibo dingin.

"Pulanglah tuan. Jangan terus mengetuk kaca mobil saya, dan kalian juga jangan terus disini. Tuan... Saya harus pergi"
"Tuan? A-Zhan... Aku tunanganmu, jangan kau panggil aku begini. Zhanzhan... Aku dan Ouyang tidak ada hubungan apapun" bela Wang Yibo
"Tapi kau mengkhianatiku bo! Bibir itu... Harusnya hanya menciumku, tapi sudah mencium orang lain! Bo... Tidak mungkin seseorang berani menciummu, membelai mr. P mu sampai 2 kali, jika awalnya tidak kau beri harapan! Bo... Aku lelah. Aku ingin kita berakhir dengan baik. Lepaskan aku bo. Berikan aku kebebasan! Tandai orang lain. Aku ikhlas" kata Xiao Zhan
"A-Zhan! Aku tidak mau! Kau masih belum pulih sepenuhnya sejak transplantasi jantung. Kau mudah terserang penyakit. Kau mudah terkena infeksi, jika aku menandai orang lain, kau tidak akan bertahan. Lagipula, aku tidak akan menandai orang lain" ucap Wang Yibo
"Jika kau tidak ingin menandai orang lain, cara satu-satunya agar takdir kita terlepas adalah mati. Dengan begini takdir putus" ujar Xiao Zhan datar lalu masuk kembali ke mobilnya
"Kau ingin aku mati Zhan!?" tanya Wang Yibo tersulut emosinya. Ia mencengkram pergelangan tangan Xiao Zhan dan menarik Xiao Zhan keluar mobil "katakan! Kau ingin aku mati?"
"Pergilah! Lepaskan tanganmu!" ujar Xiao Zhan. Xiao Zhan memberontak dan tangan Wang Yibo yang mencengkram pergelangan tangan Xiao Zhan akhirnya terlepas
"Zhanzhan... Ini hanya masalah kecil! Aku tidak sengaja!" ucap Wang Yibo lagi
"Kau bilang hanya masalah kecil? Kau bilang tidak sengaja? Bayangkan kau jadi aku, aku mencium orang lain, bagaimana perasaanmu?" tanya Xiao Zhan
"Marah. Tapi aku tidak akan memutuskanmu" jawab Wang Yibo
"Benarkah? Kau mau aku mencium orang lain? Aku ingin lihat apa benar kau tidak memutuskanku" ujar Xiao Zhan lalu berjalan menjauh.
"Kau mau kemana?"
"Mencari seseorang,, siapapun,, yang bisa aku cium" jawab Xiao Zhan asal

Plak

"Zhan... Maaf... Maaf aku tidak bermaksud menamparmu" ujar Wang Yibo
Xiao Zhan terdiam, dia memegang pipinya yang sakit "hahahahahahaha"  Xiao Zhan menangis tapi mulutnya tertawa.
"Zhan... Maaf..." pinta Wang Yibo memegang erat tangan Xiao Zhan. Xiao Zhan melepaskan tangan Wang Yibo, lalu masuk kedalam mobil dan menyalakan mesinnya dan langsung pergi.

Xiao Zhan dapat melihat jika Wang Yibo mengikuti mobilnya. Xiao Zhan menangis. Ia sampai sesenggukan merasakan hatinya yang terluka. Xiao Zhan meraih ponselnya, ia memencet kontak Zhoucheng. Namun sampai dering berakhir tidak diangkat. Tangis Xiao Zhan semakin kencang. Namun sekarang Zhoucheng yang balik menelponnya.

"Ge... Katakan, cara memutuskan takdir selain menandai orang lain! Hanya mati kan?" tanya Xiao Zhan yang masih menangis
'Zhan... Kau kenapa? Kenapa menangis?'
"Ge... Katakan saja, cara lainnya mati!?"
'Tak akan ku jawab Zhan. Kau ada masalah dengan Yibo?’
"Ge... Walau dia pernah dua kali mencium orang lain, tapi itu hanya akting, itu pun 1 tahun lalu. Sekarang? Itu bukan akting, itu bukan latihan. Dia... Dia juga berani menamparku. Dia sudah berani bersikap kasar... Hahahahahaha"
'Yibo mencium orang lain!? Dia menamparmu? Dan kau malah ketawa?’

Xiao Zhan berhenti di salah satu tempat yang sedikit sepi. Kanan kirinya kios-kios kosong terbengkalai. Ada beberapa komplek perumahan mewah yang hanya dijaga seorang security. Ada juga bekas mall terbakar di ujung jalan yang sudah di tumbuhi banyak ilalang. Sedikit ngeri, walau pun ini masih siang hari.

"Ge... Kepalaku pusing sekali" ujar Xiao Zhan lalu menghapus air matanya
'Kau dimana sekarang'
"Jalan ge. Di jalan bekas mall yang terbakar"
'Berhenti disana. Akanku jemput. Share lokasimu'
"Tidak perlu ge. Aku akan baik-baik saja"
'Kau yakin?’
"Iya ge"
'Kemarilah kalau begitu'
"Setelah tenang aku akan kesana ge"
'Kau mau kemana?'
"Mungkin ke rumah baruku, dari mama"
'Yibo tau letaknya?’
"Tidak ge. Tapi dia mengikutiku. Dan kulihat dia berjalan lagi kemari" jawab Xiao Zhan melihat Wang Yibo dari spion mobilnya
'Berhati-hatilah Zhan. Jangan tersulut emosi'
"Aku tidak tau ge. Aku benar-benar tidak bisa di khianati begini" kata Xiao Zhan lalu menyandarkan kepalanya pada setir mobilnya

Tok
Tok
Tok

"Zhan.... Bukalah" teriak Wang Yibo
"Ge, Yibo di luar"
'Selesaikan baik-baik' Xiao Zhan tidak menjawab lagi dan mematikan sambungan telponnya

Xiao Zhan tidak membuka pintu mobilnya. Wang Yibo dapat melihat jika Xiao Zhan memijat kepalanya, dan berulang kali menghapus air matanya. Wang Yibo terus mengetuk, berharap di bukakan kembali pintu mobil itu, karena berbahaya jika menyetir dalam keadaan emosi.

Xiao Zhan tidak memperhatikan Wang Yibo. Xiao Zhan tancap gas dan pergi. Wang Yibo kaget, ia langsung kembali ke mobil dan mengikuti Xiao Zhan lagi. Xiao Zhan melajukan mobilnya lebih kencang. Dia terlepas dari Wang Yibo saat lampu sudah kuning ia terus melaju semakin kencang, dan akhirnya Wang Yibo berhenti karena lampu berubah merah. Xiao Zhan bernafas lega setelah terlepas dari Wang Yibo.

Mobil Xiao Zhan memasuki area apartemen mewah. Ia memakai masker, dan topi. Tidak lupa ia membawa tas ransel yang berisi beberapa pakaiannya yang awalnya ia siapkan untuk mengajak Wang Yibo merayakan ulang tahunnya dan memperlihatkan apartemen barunya ke Wang Yibo. Namun karena hal itu, Xiao Zhan mengurungkan niatnya, dan memantapkan niatnya untuk memutuskan hubungan dengan Wang Yibo.

Xiao Zhan sampai di depan pintu dengan nomor 806. Ia membuka pintu tersebut dengan password yang ia sendiri sedikit lupa, hingga 2 kali memasukan password nya. Ia masuk kedalam, melemparkan Tas ranselnya ke sofa dan ia menuju balkon. Ia menatap lalu lintas yang padat di depan apartemen. Tak lama ponselnya berdering. Xiao Zhan yang enggan menjawab mengacuhkan panggilan tersebut. Sampai 5 kali ponselnya berdering, Xiao Zhan baru mau ambil dan menatap tulisan di layar ponsel, yang bernama Yibo.

"Halo"
'Zhan kau dimana?'
"Apa urusanmu?"
'Zhan... Aku berjanji tidak akan melakukan hal ini lagi'
"Bo, kau melukaiku, di hari ulang tahunku. Kau merusak rencanaku dan semua bayanganku yang awalnya indah"
'Zhan... Bagaimana caranya agar kau memaafkanku?’
"Huufftt" hanya helaan nafas jawaban Xiao Zhan
'Bagaimana jika aku pensiun dini dari dunia hiburan? Aku tidak main drama lagi... Tidak menyanyi lagi... Kau bisa memaafkanku?'
"Terserah padamu"
'Aku berjanji. Setelah drama ini selesai aku akan melepaskan dunia hiburan demi kau Zhan. Sekarang katakan kau dimana?'
"Aku ingin sendiri bo" jawab Xiao Zhan lalu memblokir nomor Wang Yibo

Xiao Zhan mematikan ponselnya secara sepihak. Wang Yibo mencoba memanggil lagi tapi seperti nada dering ponsel yang di matikan. Hal ini Membuat Wang Yibo frustasi dan terus bertanya-tanya dimana omeganya tersebut. Tapi Wang Yibo tidak ke habisan akal. Ia menceritakan awal mula masalahnya hingga saat ini ke Liu Haikuan. Liu Haikuan tidak habis pikir, bagaimana bisa terangsang hanya karena di belai dan padahal bukan saat rut. Wang Yibo sangat berharap jika Liu Haikuan bisa bertanya ke omeganya tentang keberadaan Xiao Zhan. Karena tidak mungkin Xiao Zhoucheng tidak tau keberadaan adiknya. Karena orang terdekat Xiao Zhan hanya ada Xiao Zhoucheng.

Malam harinya, Liu Haikuan pulang kerumahnya bersama Wang Yibo. Ia melihat Zhoucheng sedang menggendong Liu Jingyi, anak mereka yang berusia 3 bulan. Tatapan mata Zhoucheng yang awalnya teduh melihat anaknya berubah gelap melihat seseorang yang di belakang Liu Haikuan.

"Anak papa" sapa Liu Haikuan
"Cuci tangan?“
"Sudah"
"Mandi ganti pakaianmu"
"Baik-baik"
"Jingyi" sapa Wang Yibo melihat Jingyi yang tertawa melihat kehadiran Wang Yibo
"Bai Yueyin" panggil Zhoucheng ke babysitter Liu Jingyi
"Iya nyonya?"
"Bawa A-Yi kekamarnya. Sepertinya dia mengantuk. Aku ada urusan disini" ujar Xiao Zhoucheng sinis
"Baik"

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang