BAB 44

374 24 1
                                        

Flashback On

"Kau pukul aku. Cepat!"
"Maaf ya. Tapi ini demi rencana kita"

Bugh

"Auch... Sakit juga pukulanmu. Sekarang lukai aku" kata Yihua memberikan Gunting ke Niu Gao An
"Hah?"
"Cepatlah! Mereka pasti akan kemari"

Srak

Niu Gao An melukai tangan Ouyang Yihua. "Sial. Ini sakit sekali"
"Kau sendiri yang minta di lukai"
"Sudah sudah, sana cepat pergi. Aku akan pura-pura pingsan" kata Ouyang Yihua
"Drama sekali kau"
"Jika tidak begini, mereka tidak akan percaya. Saat ini kau keluar dari rumah ini. Teruslah teror Xiao Zhan, lalu bunuh Zhan dari luar, Dan aku yang akan perlahan membunuhnya dari dalam"
"Baiklah. Di belakang ada pintu. Aku akan keluar lewat sana. Kau jaga diri"
"Tunggu"
"Apa lagi?"
"Pukul kepalaku" kata Ouyang Yihua memberikan hairdryer yang ada di atas meja rias
"Kau ingin aku memukul kepalamu menggunakan hairdryer milikku?"
"Iya. Cepatlah. Aku ingin pingsan" kata Ouyang Yihua

Bugh

Ouyang Yihua meringis, kepala nya berdenyut nyeri dan akhirnya dia pingsan. Niu Gao An segera pergi sebelum Orang-orang menangkapnya.

Flashback off

Ouyang Yihua akhirnya sadar. Ia masih merasakan kepala nya yang berdenyut nyeri. Tapi rasa sakit kepala nya perlahan hilang saat melihat orang di sekitarnya. Ada Xiao Zhoucheng, Liu Haikuan, maid dan penjaga lainnya.

"Kau tidak apa?" tanya Xiao Zhoucheng
"Apa yang terjadi?" imbuh Aisyah Jianying
"Dia memukulku. Saat aku berusaha melawan, dia melukai tanganku. Saat aku ingin lari ia kembali memukul kepalaku entah dengan apa" kata Ouyang Yihua memegangi kepalanya
"Ya sudah. Kau istirahatlah" kata Liu Haikuan
"Terima kasih tuan" kata Ouyang Yihua 'beruntung, di kamar maid tidak ada cctv, ternyata Wang Yibo tidak terlalu pintar' batin Ouyang Yihua

Di kamar Xiao Zhan ia sudah sadar. Sun Anke dapat bernafas lega dan segera undur diri untuk melihat Ouyang Yihua. Sedangkan Xiao Zhan seperti teringat kejadian sebelum ia pingsan. Ia menunduk, ia mengenggam tangan Wang Yibo. Hanya kata maaf yang mampu terucap dari mulut Xiao Zhan. Wang Yibo juga tidak menjawab apapun. Hanya senyum tipis dan kecupan ringan di kepala Xiao Zhan sebagai balasannya.

"Kau lapar?"
"Aku tidak lapar Bo.. Aku hanya lelah"
"Kau tidak ingin makan sesuatu"
"Aku ingin ramen. Tapi alergiku baru saja kambuh. Aku tidak ingin memicu nya. Walau ada obat"
"Kau ingin yang lain?"
"Tidak. Aku ingin tidur saja"
"Baiklah jika begitu. Tidurlah. Panggil aku jika kau ingin sesuatu. Aku diluar" kata Wang Yibo
"Bo.. Aku ingin kau disini"  pinta Xiao Zhan
"Kau ingin apa? Baiklah, aku akan disini. Sekarang tidurlah. Istirahatkan badanmu"
"Emn" kata Xiao Zhan

Semenjak kejadian di hari itu, Xiao Zhan seperti di hantui dan terus terbangun di malam hari karena kejadian masa lalu yang membuatnya kehilangan kakinya. Ia berusaha bersikap biasa dan normal saat bersama Wang Yibo. Tapi Wang Yibo bukanlah orang bodoh atau orang yang tidak peka. Ia peka dengan keluarganya, apa lagi dengan Xiao Zhan, pasangan yang akan menamaninya hingga tua nanti.

Namun Wang Yibo juga mengerti jika Xiao Zhan tidak ingin mengungkitnya dan terlihat jika Xiao Zhan memang menutup-nutupinya dari Wang Yibo. Bahkan Wang Yibo tau jika omeganya sering bermimpi buruk, terbangun di malam hari, dan menangis karena kehilangan kakinya. Bagi Xiao Zhan kehilangan anggota tubuhnya sangatlah tidak mudah.

"Sayang, hari ini aku akan pulang cepat" kata Wang Yibo di pagi itu
"Ah, baguslah,, aku akan menunggumu"
"Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat"
"Hah? Kemana?"
"Siapkan dirimu malam ini" kata Wang Yibo lalu mencium kening Xiao Zhan dan langsung pergi untuk berangkat ke kantor

Sore hari Wang Yibo sudah pulang. Ia melihat Xiao Zhan masih online untuk melatih muridnya yang saat itu sedang belajar bermain piano.

"Tao Yuxuan kau salah nada.,, ge, kau tidak mendengarnya? Walau aku hanya menggunakan headphone tapi sangat terdengar di telingaku"
"Laoshi,, kemarilah. Kami merindukanmu"
"Jin Meili, aku juga merindukan kalian... Kalian tau, aku bosan dirumah memainkan biola dan piano sendiri. Jika keadaanku lebih baik pasti aku akan kesana"
"Laoshi, jangan berkecil hati. Kau sempurna walau tanpa kaki"
"Sssttt kau itu! Mulutmu tidak bisa kau jaga!!!"
"Benar! Jika Laoshi semakin sedih dan semakin tidak mau kemari, bagaimana kita!?"
"Masih ada yang lain!"
"Tapi tidak ada yang secermat Zhan Laoshi!"
"Sekali lagi ada yang menjelekan Zhan Laoshi, akan ku buat hidup tidak tenang"
"Kalian... Jangan bertengkar. Aku akan mencoba minta Yibo untuk kembali ke sekolah. Tapi jangan berharap terlalu banyak"
"Yeeaayyyy... Xie xie Laoshi"
"Ya sudah, mungkin Yibo sebentar lagi pulang. Akan tidak nyaman jika aku masih menghadap komputer begini. Aku off" kata Xiao Zhan lalu mematikan sambungannya dan menghembuskan nafas panjang "hari yang panjang, melelahkan, dan membosankan. Hanya berkomunikasi dengan mereka lewat komputer. Tapi jika kesana pun, aku tidak bisa berbuat banyak. tanpa kaki aku tidak leluasa" gumam Xiao Zhan dengan wajah yang tampak sedih
"Sudahlah. Saatnya minum obat. Jangan sampai aku  minum obat dan Yibo melihatnya" ujar Xiao Zhan lagi

Xiao Zhan melajukan kursinya ke nakas samping tempat tidurnya. Ia membuka laci tersebut dan mengambil botol putih, dan menuang pil antidepresan. Ia segera meminumnya dan bertepatan dengan Wang Yibo membuka lebar pintu kamarnya.

"Kau baru sampai?" tanya Xiao Zhan panik dan segera menaruhnya kembali di laci nakasnya
"Emn" jawab Wang Yibo singkat walau sebenarnya ia sudah mengintip sejak tadi
"Ah,, kalau begitu kau mandilah dahulu, akan ku minta maid siapkan cemilan"
"Kau siap-siap saja. Kita akan pergi"
"Kau tidak lelah? Kau istirahatlah sebentar. Ini masih sore"
"Tidak apa"
"Kita mau kemana?"
"Bukan kejutan jika aku mengatakannya padamu sayang. Kau bergantilah dengan ini" kata Wang Yibo memberikan 1 paper bag berisi pakaian, lalu masuk ke toilet
"Apa ini bo?" tanya Xiao Zhan sambil membukanya, namun Wang Yibo sudah masuk ke toilet

Srak

"Sayang, kau sudah mandi? Ayo mandi bersama"
"Sudah! Kau ini! Mesum! Kau mandilah!"
"Mau mandi bersama?"
"Tidak! Aku sudah mandi!"

Xiao Zhan malu bercampur kesal. Yang akhirnya hanya bisa menyembunyikan wajahnya dengan terus membuka paper bag pemberian Wang Yibo. Xiao Zhan sedikit heran. Tuxedo hitam. Ia memiliki banyak tuxedo, untuk apa memberinya tuxedo lagi. Akhirnya Wang Yibo keluar dari toilet. Bau harum dan tubuh putih Wang Yibo membuat Xiao Zhan tidak bisa tidak membuatnya terpesona.

"Zhan, kenapa tidak kau pakai?" tanya Wang Yibo membuat lamunan Xiao Zhan buyar
"Eh.. Itu. Kenapa memberiku tuxedo? Bukankah aku punya tuxedo?"
"Ini import Zhan. Sudah kau pakai saja" kata Wang Yibo lalu membantu Xiao Zhan untuk memakai pakaiannya

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang