BAB 32

458 45 0
                                        

Mereka menunggu Xiao Zhan cukup lama. Akhirnya Xiao Zhan keluar. Tapi saat akan keluar dia sedikit kesusahan karena lantai di kamar lebih tinggi dari lantai di toilet. Wang Yibo membantunya dengan menarik Kursi roda Xiao Zhan agar Xiao Zhan lebih mudah untuk keluar dari toilet.

"Kau tidak apa? Apa terjadi sesuatu? Kau tidak jatuh kan?" tanya Wang Yibo. Xiao Zhan menatapnya datar tanpa ekspresi
"Aku tau kalian memberiku latihan agar aku bisa mandiri" Xiao Zhan diam sejenak menatap mereka semua "Baik. Selamat. Kalian berhasil. Sengaja menjauhkan kursi rodaku, aku harus merangkak untuk mendekatkannya, dan kalian masuk kamar dengan bertepuk tangan. Hem... terima kasih. Rencananya kapan untuk membuangku? Agar aku bersiap untuk lebih sering latihan sendiri" tanya Xiao Zhan ketus
"Zhan... Negatif sekali pikiranmu?" tanya Zhoucheng
"Aku tidak memikirkan hal lain"
"Maaf, kami sebenarnya tidak tau kau jatuh. Kami sampai di depan kamarmu saat kau akan pindah ke kursi roda. Aku sengaja tepuk tangan hanya untuk memberimu semangat Zhan" kata Zhoucheng
"Semangat? Semangat apa? Semangat untuk melakukan apapun sendiri? Ya, orang cacat memang punya keterbatasan, tapi orang cacat bisa melakukan semua nya sendiri dengan beberapa latihan. Kalian memberiku latihan agar aku bisa hidup mandiri. Agar kalian bisa kapanpun membuangku, kan?"
"Zhan, pikiranmu buruk sekali sayang" kata Zhao Wei tiba-tiba muncul bersamaan dengan Leoku
"Aku cacat. Kalian pasti malukan mempunyai anak seperti ku"

Plak

Sebuah tamparan melayang di pipi putih Xiao Zhan.

Xiao Zhan memegang pipinya. Ia tertawa namun matanya mengeluarkan air mata "hahahaha. Aku semakin yakin kalian akan membuangku"
"Papa dan mama mampu membiayaimu hingga kau tua! Kau tidak perlu bekerja dan menyusahkan dirimu sendiri seperti ini! Katakan siapa yang tidak menginginkanmu, kembalilah ke rumah! Kami akan merawatmu" kata Leoku
"Bukankah kalian yang tidak menginginkanku?" tanya Xiao Zhan
"Tuan Zhan... Saatnya makan dan minum obat" kata Sun Anke membawakan sandwich, air mineral, dan obat
"Sun Anke? Aku lupa jika kau perawatku" kata Xiao Zhan dingin
"Hahahaha... Tidak apa. Anda belum terbiasa.... Ayo ayo makan lah. Sandwich ini bikinan tuan Yibo sendiri... Setelah makan siang dia langsung membuatnya dan baru saja naik. Rencananya ingin membawanya sendiri untukmu. Tapi kami di bawah mendengar kegaduhan. Mereka melupakannya dan langsung kemari"
"Kau bohong Anke?"
"Saya orang paling jujur yang pernah di kenal tuan Yibo. Aaaiiiyaaaa... Tuan Zhan kenapa luka di kaki ada semakin banyak mengeluarkan darah? Kapan anda jatuh lagi?"
"Saat bangun tadi"
"Aiya, bu hao yi si (mengungkapkan kata maaf meski kesalahan kecil) Tuan Zhan... Jika anda terbangun dan tidak ada siapa pun karena tuan Zhoucheng terlalu asik mengganggu tuan Yibo yang membuatkan anda sandwich. Di tambah kedua orang tua anda datang"
"Benarkah?"
"Saya sudah bilang saya orang terjujur yang tuan Yibo kenal. Lagi pula untuk apa saya bohong? Saya lebih memikirkan orang sakit dari pada orang normal seperti tuan saya itu" tunjuk Sun Anke ke Wang Yibo dengan tatapan kesal
"Terima kasih"
"Lanjutkan makannya tuan. Saya akan marah jika tidak anda habiskan. Tuan Yibo saya izin dulu"
"Kau mau kemana?" tanya Xiao Zhan
"Menjemput Cheng Jun di bengkel mobil, Tuan Zhan"
"Mobil? Mobil siapa yang rusak?"
"Salah satu mobil tuan Yibo perlu di servis, Tuan Zhan"
"Ehm, Hati-hati" kata Xiao Zhan sebelum Sun Anke pergi
"kau percaya kan Sayang? Kami ada di bawah... Kami tidak meninggalkanmu" kata Zhao Wei
"Entahlah ma... Lalu untuk apa kalian kemari?"
"Kami ingin menjemputmu pulang, nak" kata Leoku
"Jika aku bisa meminta, aku ingin tinggal sendiri di apartemen. Tapi aku sadar dengan keadaanku yang begini aku sepertinya tidak bisa"
"Semangatlah, Zhan. Anak papa. Jika kau bisa mandiri, papa izinkan kau tinggal di apartemenmu lagi" kata Leoku
"Kau mau pulang bersama kami?" tanya Zhao Wei
"Papa Leoku, bibi Wei, izinkan saya merawat Zhan. Saya berjanji tidak akan terulang kejadian seperti yang lalu" kata Wang Yibo
"Ma, Zhanzhan ingin tinggal di apartemen sendiri" pinta Xiao Zhan
"Kau belum bisa sayang, kau masih membutuhkan bantuan" kata Zhao Wei
"Menurutlah Zhan" kata Leoku berhasil membuat Xiao Zhan berhenti bersikap manja ke mamanya
"Sekarang kau makanlah sandwichmu. Kami pulang dulu. Yibo, jangan lagi bertengkar dengan adikku. Kau paham?" tanya Zhoucheng
"Emn"
"Zhan. Sabarlah. Jangan mudah tersulut emosi" kata Zhao Wei
"Baik"
"Yibo. Kau tidak mengantar kami kedepan?" tanya Liu Haikuan
"Ah, ku antar" kata Wang Yibo "kau disini baik-baik. Aku akan segera kembali" imbuhnya
"Baik"
"Sayang. Mama akan kemari lagi. Tenangkan pikiranmu. Ingatlah kami semua menyanyangimu" kata Zhao Wei
"Hati-hati ma, pa, ge" kata Xiao Zhan lalu melambaikan tangannya

Xiao Zhan di lantai atas sebenarnya penasaran. Ia mencoba keluar kamar dan melihat mereka dari balkon. Tapi tidak bisa mendengarkan apapun. Yang ia lihat hanya Wang Yibo mengantar Xiao Leoku, Zhao Wei, Liu Haikuan dan Xiao Zhoucheng kedepan. Tapi tanpa di ketahui Xiao Zhan, itu hanya alasan Liu Haikuan, yang sebenarnya, mereka butuh bicara berdua dengan Yibo setelah melihat keadaan Xiao Zhan.

"Yibo, aku tau kau lelah, tapi jika Zhan meracau atau merajuk atau bahkan dia gila, kau jangan emosi dengannya. Aku hanya takut jika memang mentalnya terganggu karena kakinya yang di amputasi" kata Zhoucheng
"Yibo, jika kau marah atau kesal atau sudah tidak ingin lagi dengannya telpon kami. Kami akan menjemputnya dan menenangkannya. Kau paham?" kata Zhao Wei
"Atau telpon aku. Aku akan paham dan tidak menyalahkanmu" imbuh Zhoucheng
"Asal kau tidak mengkhianatinya dan tidak melukainya. Dia sangat mencintaimu" imbuh Leoku
"Aku mengerti dan aku berjanji akan menerima Zhan"
"Jangan berjanji Yibo, jika pada akhirnya kelak kau akan menyakiti Zhan" kata Leoku
"Baiklah. Aku titip Zhan. Kami pulang dulu" kata Xiao Zhoucheng
Zhoucheng menatap kamar Xiao Zhan. Ia melihat adiknya sedang mengamatinya "Zhan. Hati-hati di rumah! Jangan berbuat macam-macam. Ge ge akan kemari lagi" teriak Zhoucheng sambil melambaikan tangannya ke Xiao Zhan
"Hao" balas nya

Wang Yibo kembali kemar. Ia memeluk Xiao Zhan dari belakang. Xiao Zhan awalnya risih. Tapi perlahan ia mendengar suara isak tangis dari Wang Yibo. Xiao Zhan menengok dan melihat mata Wang Yibo yang sudah merah karena menagis. Xiao Zhan tersenyum dan mengahapus air mata Wang Yibo.

"Kau seorang alpha kuat. Tidak pantas di lihat pengawalmu jika kau menangis begini" kata Xiao Zhan
"Aku hanya bisa mencurahkan semua perasaanku saat di depanmu saja Zhan. Maafkan aku karena tidak bisa menahan emosi" kata Wang Yibo lalu membopong Xiao Zhan masuk dan duduk di ranjang
"Aku sudah memaafkanmu Bo. Tenanglah"
"Terima kasih Sayang"
"Bo, apa yang dibicarakan kedua orang tuaku dan kakakku tadi?"
".... "
"Kau diam? Kau tidak mau membicarakannya padaku?"
"Mereka berkata jika aku sudah tidak menginginkanmu, aku diminta menghubungi mereka"
Xiao Zhan tersenyum tipis "selamanya aku boneka buat kalian"
"Zhan, kau cintaku. Kau jodohku. Tidak akan lagi ada hal seperti ini yang terjadi padamu"
"Aku tidak berharap banyak bo"
"Sudahlah ayo makan lagi. Dan minum obat. Atau kau akan di marahi Anke"

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang