BAB 78

221 15 2
                                    


Tianzhi dan Tianlin akhirnya luluh. Mereka melanjutkan sekolah bersama Peili dan Jingyi.

Di rumah sakit, Xiao Zhan langsung ditangani dokter. Dokter tersebut tersenyum. Dan memberi kabar untuk Wang Yibo. Tak beberapa lama Xiao Zhan bangun. Dia terlihat lebih baik.

"Kau sudah lebih baik sayang?"
"Emn. Apa yang terjadi??"
"Mulai sekarang jaga dirimu dan calon anak kita" kata Wang Yibo.
"Calon anak kita? Aku hamil?" tanya Xiao Zhan
"10 minggu. Kau memang terlihat lebih gemuk. Tapi aku tidak sangka kau hamil sayang" kata Wang Yibo yang terlihat bahagia
"Aku memang sering pusing. Ternyata aku"
"Anak-anak pasti akan senang. Mereka akan mempunyai adik" kata Wang Yibo
"Mereka tau aku pingsan?"
"Emn. Mereka menangis. Tapi A-Yi dan yang lain berhasil membuat mereka sekolah"
"Aku bersalah ke mereka"
"Akan ku batalkan beberapa jadwalku ke depan. Untuk menjagamu"
"Tenang bo. Entah kenapa aku yakin, bayiku ini akan kuat" kata Xiao Zhan

Sore harinya saat anak-anak pulang di jemput Xiao Zhoucheng. Mereka tidak jadi membeli es krim. Mereka memilih segera bertemu Xiao Zhan. Xiao Zhan sudah berada di rumahnya. Ia tampak lelah, dan ia menyandarkan punggungnya di kursi santai, sedangkan kaki palsunya ia lepas, ia duduk di taman di temani Wang Yibo.

"Ma.. " panggil Tianzhi dan Tianlin yang datang dan siap untuk menerjang Xiao Zhan namun segera di halangi Wang Yibo
"Stop. Kalian tidak boleh melakukan hal itu lagi. Berbahaya untuk mama"
"Mama kenapa pa?" tanya Tianzhi
"Mama punya bayi di dalam perutnya. Kalian akan punya adik" kata Xiao Zhoucheng
"Jiu jiu. Selamat" kata Jingyi girang
"Adik? Kami akan punya adik? Horeee" teriak Tianzhi dan Tianlin bersamaan. Peili yang belum paham ikut-ikutan berteriak hore kegirangan

Mereka bertiga, Peili, Tianzhi, dan Tianlin bergandengan tangan dan lompat - lompat kegirangan.

"Memang kalian paham?" tanya Xiao Zhan
"Kami paham ma. Ada adik di dalam perut mama" kata Tianlin
"Jika terjadi sesuatu dengan mama atau adik. Kalian juga akan kesakitan" imbuh Tianzhi
"Dan kami tidak ingin mama sakit" ujar Tianlin dan Tianzhi bersamaan. Xiao Zhan terseyum bangga dengan kedua anaknya. Mereka masih duduk di taman kanak-kanak. Tapi entah mengapa pemikiran mereka bisa dewasa dan mengerti apa yang di bicarakan orang tuanya
"Anak-anak mu sangatlah cerdas. Jangan bicara sembarangan lagi mulai sekarang" bisik Xiao Zhoucheng
"Tapi" kata Wang Yibo yang dalam dan tegas membuat Anak-anak berhenti kegirangan "kalian harus menjaga mama. Kalian tau kekurangan mama? Jika terjadi sesuatu dengan mama dan kami tidak ada segera minta tolong orang lain, dan hubungi nomor kami. Kalian hafal nomor kami?" tanya Wang Yibo
"Aku hafal nomor mama. Papa. Jiu jiu dan shu shu. Kata Jingyi"
"Aku tau nomor papa" kata Tianzhi
"Nanti perut mama akan besar? Dan adikku ada di dalam" tanya Tianlin
"Emn. Sekarang adikmu masih sangat-sangat kecil. Mama harus menjaganya agar dia bisa lahir dan bermain bersama kalian" kata Xiao Zhan
"Kami akan menjaga mama dan adik. Kami berjanji" kata Tianzhi dan Tianlin
"Aku juga akan menjaga jiu jiu jika jiu jiu di sekolah" imbuh Liu Jingyi
"Terima kasih. Kalian anak yang baik" kata Xiao Zhan
"Sekarang pergilah makan, dan kerjakan tugas kalian" ujar Xiao Zhoucheng
"Baik" jawab Anak-anak tersebut
"A-Yi, pakaianmu, ku pindah di dekat pakaian A-Lin dan A-Zhi" kata Xiao Zhan
"Baik jiu jiu. Xie xie"
"Ayo kita makan. Aku lapar sekali" ajak Tianlin
"Kami tidak bisa makan siang karena khawatir dengan mama" ujar Tianzhi yang mulai pergi menjauh dengan yang lainnya
"Mereka baru 5 tahun. Mengapa sudah mengerti apa yang ku katakan?" kata Xiao Zhan
"Mereka terlalu cerdas" imbuh Wang Yibo
"Kalian tidak berfikir? Otak kedua orang tuanya sangat cerdas juga" timpal Xiao Zhoucheng
"A-Yi juga cerdas"
"Sama seperti kuan ge" jawab Xiao Zhoucheng
"Aku merasa mereka terlalu cepat tumbuh. Masa anak-anak mereka seperti akan cepat menghilang" kata Xiao Zhan
"Seperti mu dulu. Kau terlalu cerdas. Kau segera paham apa yang papa dan mama ucapkan. Padahal umurmu saat itu 4 tahun. Kau bisa mengerti dan paham istilah-istilah orang dewasa" kata Zhoucheng

Kring
Kring

Ponsel Wang Yibo berdering. Ia segera menjawabnya dan segera memandang Xiao Zhan "Zhan. Sayang. Aku harus ke kantor" ujar Wang Yibo sambil mematikan ponselnya
"Emn. Pergilah. Hati-hati"
"Kau masih lemas? Dada masih sakit"
"Tidak apa. Aku akan tidur saja" kata Xiao Zhan
"Baiklah. Jaga diri sayang. Telpon aku jika terjadi sesuatu"
"Aku akan menjaganya sebentar disini sampai kau pulang" ujar Xiao Zhoucheng
"Hati-hati bo. Jangan terburu-buru" ujar Xiao Zhan
"Emn. Aku titip Zhanzhan, ge. Xie xie ni" kata Wang Yibo langsung melesat pergi

Kehamilan kedua Xiao Zhan sangat berbeda dari kehamilan pertamanya. Di trimester pertama saja tidak ada morning sickness. Tidak ada pantangan apapun, tapi tubuhnya sangat mudah lelah, dan lemas. Padahal ia makan juga seperti biasa. Di trimester kedua, tidak mengidam hal aneh. Makanan sewajarnya, Dan di trimester ke tiga, Xiao Zhoucheng hamil. Anak ketiga. Zhoucheng benar-benar tidak bisa berbuat apapun di trimester pertama. Ia sampai harus di rawat di rumah sakit karena tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Sedangkan saat ini kekuatan Xiao Zhan seperti penuh. Ia ikut senam hamil. Ia belajar bernafas. Ia makan makanan yang bergizi. 3 minggu sebelum melahirkan Wang Yibo sudah memintanya untuk istirahat dan akhirnya Xiao Zhan melahirkan. Xiao Zhan dapat merasakan sakitnya kontraksi normal saat akan melahirkan. Yang di puncaknya dia melahirkan malam itu pukul 2 pagi.

Xiao Zhan Melahirkan seorang bayi laki-laki alpha, yang Yibo beri nama Xiao Haoyi. Entah apa yang terjadi. Xiao Haoyi tidak menangis. Seperti kakaknya, kulitnya biru, jantungnya tidak berdetak. Xiao Zhan sendiri sudah setengah sadar, tidak bisa berbuat apapun dan hanya menangis saja. Tapi dia tetap berdoa. Dan dokter terus mencoba segala cara menghidupkan Haoyi. Tapi keajaiban tidak terjadi 2 kali.

Sampai 1 hari sebelum di kremasi, Haoyi menangis. Hanya ada Jimmy Wang saat itu di sisinya. Ia tiba-tiba menangis, yang saat itu juga keluarga lain berada di ruangan lain. Semua orang hanya menggelengkan kepalanya, entah apa yang terjadi. Keajaiban terjadi lagi di keluarga Xiao Zhan.

Sedangkan 5 bulan lebih setelahnya Xiao Zhoucheng melahirkan anak kembar laki-laki alpha nama Xiao Weilan, dan Xiao Rongyan, di luar negeri. Zhoucheng melahirkan di luar negeri. Mereka kembar tapi berbeda. Sama dengan TianZhi dan Tianlin. Kembar tapi berbeda.

Di tahun ini, Wang Yibo dan Liu Haikuan termasuk keluarga besar sepakat untuk memberi nama keluarga anak mereka, dengan nama Xiao. Bagaimanapun Xiao harus memiliki keturunan tidak boleh berhenti di keturunan Xiao Leoku.

"Apa tidak apa memberi namanya margaku?" tanya Xiao Zhan sambil menyusui
"Emn" jawab Wang Yibo singkat dan fokus ke laptop di hadapannya
"Apa yang kau kerjakan?"
"Aku membaca alur cerita Zhan. Bukankah aku sudah bilang, aku casting film" kata Wang Yibo
"Aku tau. Dan kau berhasil?"
"Emn. Aku akan menandatangani kontraknya besok"
"Aku akan mendukungmu Bo" kata Xiao Zhan "bo, dimana si kembar? Apa mereka belum bangun?"
"Main di halaman"
"Haoyi... Anak mama... Mau main?" tanya Xiao Zhan ke Haoyi lalu menggendongnya dan menyusuinya
Tiba-tiba bumi bergoyang, Xiao Zhan melihat suaminya "bo jangan kau goyang ranjangku"
"Sayang. Aku di sofa. Jauh dari sana. Ini... Ini Gempa. Cepat keluar" ajak Wang Yibo membantu Xiao Zhan yang menggendong Haoyi untuk bangun dan pergi keluar.

Wang Yibo langsung mengambil selimut yang tidak terlalu tebal dan ia pakaikan ke Xiao Zhan untuk menutupi tubuhnya. Perlu diketahui, Xiao Zhan sedang Menyusui Haoyi, badannya, perutnya, terekspos, dan Wang Yibo tidak ingin orang lain melihatnya.

Oeee
Oeee

"Ssttt sayang. Tidak apa. Ada mama. Jangan takut" kata Xiao Zhan
"Kita sudah diluar. Sudah aman" kata Wang Yibo
"Ma..." panggil si kembar
"Ma... Mama memakai selimut?" tanya Tianlin
"Mama menyusui Yiyi?" tanya Tianzhi
"Emn" jawab Wang Yibo
"Kalian tidak apa?" tanya Xiao Zhan
"Emn"
"Dimana Jingyi dan Peili?"
"Pulang ma. Melihat jiu jiu dan bofu" kata Tianlin
"Mama dan Yiyi baik-baik saja?" tanya Tianzhi
"Adikmu kaget tadi. Tapi sekarang sudah tenang"
"Gempa juga sudah berhenti. Lebih baik kita masuk. Tapi jangan ke atas" kata Wang Yibo
"Kenapa Pa? Ma?"
"Jika ada gempa lagi, kita bisa segera berlari keluar" kata Xiao Zhan
"Sebaikanya kau memakai pakaian yang memiliki kancing sayang" ujar Wang Yibo yang mendapat lirikan Xiao Zhan

Ternyata gempanya berasal dari kota yang lumayan jauh dari tempat tinggal mereka, karena terkena ledakan gunung berapi. Beruntungnya tempat tinggal Xiao Zhan dan yang lainnya hanya terkena gempa namun dengan skala kecil.

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang