BAB 76

260 19 3
                                    

Wang Yibo terus memaju mundurkan pantatnya. Sementara tangannya asik memainkan adik Xiao Zhan hingga Xiao Zhan mengeluarkan cairan putih beberapa kali. Wang Yibo sendiri akhirnya berhenti karena kedua anaknya menangis.

"A-Lin. A- Zhi. Papa baru keluar 4 kali.. Mengapa kalian bangun?" tanya Wang Yibo
"Kau pikir ini jam berapa? Sudah berapa jam semenjak mereka makan. Cek dulu popok mereka. Aku akan ke toilet" kata Xiao Zhan lalu pindah ke kursi roda dan masuk ke toilet.
"Sayang. Popok A-Lin penuh. A-Zhi buang air besar"
"Kau bersihkan dulu. Jahitanku sakit bo" kata Xiao Zhan yang sebenarnya bukan jahitannya yang sakit tapi perut bagian bawahnya

Wang Yibo segera berpakaian. Dan meminta Yang Yimin dan Aisyah untuk membersihkan si kecil. Dan tentunya Wang Yibo menutup dan mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.

Perlu di ketahui, Wang Yibo belum puas. Selama Xiao Zhan di toilet, ia menyusul Xiao Zhan dan melanjutkan yang sempat tertunda karena anaknya.

"Yimin dan Aisyah di luar. Jangan berisik" kata Wang Yibo karena Xiao Zhan masih mengulum adik Xiao Zhan
"Emn"
"Apa yang sakit sayang? Jujurlah"
Xiao Zhan mengeluarkan adik Wang Yibo dari mulutnya "perut bawahku. Sepertinya kau terlalu keras menghentak nya. Aku minta pelan kan. Aku belum pulih" kata Xiao Zhan kesal
"Sekali lagi. Setelah ini kita mandi bersama" kata Wang Yibo

Bukan sekali lagi. Tapi lebih tepatnya berulang kali. Sampai 3 jam mereka di dalam kamar mandi. Dan tanpa mereka ketahui si kembar sudah berada di bawah tidur kereta bayi bersama maidnya. Karena para maid dan penjaga tau, majikan alphanya sedang asik berdua dengan omeganya, tidak ingin di ganggu oleh apapun. Mungkin termasuk di ganggu anaknya.

Waktu berjalan cepat. 5 tahun sudah usia si kembar. Xiao Zhoucheng sudah melahirkan anak keduanya laki-laki. Liu  Peili. Yang sekarang berumur hampir 4 tahun, sedangkan Liu Jingyi berumur 7 tahun. Wang Yibo, selain sebagai ceo menggantikan Jimmy Wang, ia mulai kembali ke dunia hiburan. Hanya untuk bernyanyi, dan sebagai pembawa acara sebuah talk show. Xiao Zhan, ia sudah aktif di sekolah. Mengajar musik. Bahkan hampir satu tahun lalu ia membuat pertunjukan teater musik yang sukses. Sehingga namanya lebih di kenal. Di kalangan pecinta musik. Sekarang ia mulai menjadi produser musik. Walau begitu ia tidak melupakan kewajiban nya sebagai istri. Yang harus mengurus rumah, suami, dan anak. Menjadi produser, dan ke sekolah adalah nomor kesekian dalam hidupnya.

Liu Jingyi sangat dekat dengan Xiao Zhan. Selain karena Xiao Zhan adalah saudara mamanya, dan guru musiknya, juga karena rumah Wang Yibo sekarang pindah dekat dengan rumah Liu Haikuan. Hal ini di karenakan, 2 tahun yang lalu, rumah Wang Yibo terbakar. Walau hanya sedikit yang rusak tapi Jimmy Wang dan Rubby Lin tidak memperbolehkan mereka tinggal disana, dan harus di jual.

Jadilah sekarang rumah Wang Yibo dekat dengan rumah Liu Haikuan. Hanya berjarak 3 rumah dari rumah Liu Haikuan. Wang Yibo membangun rumah tersebut tidak berbeda jauh dari rumah sebelumnya. 3 lantai. Lantai teratas, untuk kamar Wang Yibo dan Xiao Zhan. Juga anaknya, dan ada kamar kosong. Ada juga taman kecil untuk santai. Lantai 2, ada studio musik milik Xiao Zhan dan Wang Yibo. Untuk berlatih dance dan musik. Ada juga beberapa kamar kosong yang Wang Yibo siapkan untuk hal lainnya. Lantai bawah ada dapur, kolam renang, kamar kosong, kamar penjaga dan maid. Maid dan penjaga rumah Wang Yibo masih sama. Yang melayani 2 anak mereka juga sama. Yang Yimin dan Aisyah.

Pagi ini Xiao Zhan memakai kaki palsunya seperti biasa. Tapi pagi hari yang cerah sudah mendengar suara keributan di luar kamarnya. Hal ini membuatnya untuk bergegas memakai kaki palsunya. Selalu begini, ia ingin tampil sempurna di depan anaknya.

"Ribut sekali" kata Xiao Zhan
"Ma...ge ge" panggil Tianlin
"Di di ma"
"Apa masalahnya?" tanya Wang Yibo keluar dari kamar dengan rambut basah karena setelah selesai mandi
"Ge ge merusakan mobil ku. Lihat ban nya" kata Tianlin dengan ban mobil yang sudah lepas
"Bisa di betulkan" kata Xiao Zhan lalu memperbaiki mainan anaknya
"Eh benar. Terima kasih ma"
"Bilang apa ke ge ge mu?"
"Daibuqi ge" ujar Tianlin
"Emn" kata Tianzhi lalu mengacak-acak rambut Tianlin
"Ge!!" pekik Tianlin
"A-Zhi! A-Lin! Sarapan" ujar Xiao Zhan
"Ma..." panggil Tianzhi dan Tianlin
"Hem?"
"Mama sakit? Wajah mama putih" kata mereka bersamaan
"Mama baik-baik saja"
"Benarkah?" tanya Tianzhi
"Kami boleh ikut ke sekolah ma?" tanya Tianlin
"Boleh. Asal jangan buat keributan" kata Xiao Zhan
"Emn" jawab mereka lalu berbalik dan berlari ke bawah untuk makan
"Jangan lari! Nanti jatuh!" ujar Xiao Zhan
"A- Yi ge ge" pekik mereka terdengar sampai telinga Xiao Zhan
"Sayang. Kau memang pucat" kata Wang Yibo
"Aku baik-baik saja sayang"
"Ayo buat anak lagi" kata Wang Yibo
"Bo... Kemarin sudah. Ini masih pagi. Kau dan aku harus bekerja. Ada anak-anak juga di bawah" kata Xiao Zhan
"Aku bercanda. Kau tidak heat. Tidak mungkin bisa menjadi anak" kata Wang Yibo
"Tapi heat ku terakhir kau benar-benar tidak berhenti Bo. Aku sampai harus tidak bekerja 4 hari karena sakit pinggangku" kata Xiao Zhan
"Kau pemiliknya. Kau berhasil membangun sekolah menjadi lebih baik. Mereka seharusnya memberikan libur panjang untukmu" kata Wang Yibo
"Kau tidak ingin sarapan? Kau akan ke studio dance seperti ini? Tidak ingin ganti pakaian? Aku malas berdebat di pagi hari" kata Xiao Zhan lalu pergi ke lift rumahnya dan menuju ruang makan. Wang Yibo hanya diam - diam tersenyum dan menggelengkan kepala.

Xiao Zhan sampai di bawah. Ia melihat anaknya bermain dengan Jingyi. Disana juga ada Peili dan Zhoucheng.

"Ge. Ni laile" kata Xiao Zhan
"Pagi-pagi wajahmu kesal begitu. Ada apa?"
"Diatas, minta anak" kata Xiao Zhan
"Wajarlah. Anak kalian sudah saatnya punya adik"
"Tapi aku tidak heat ge. Heat terakhir dia juga tidak mau berhenti" kata Xiao Zhan kesal
"Apa yang tidak mau berhenti ma?"
"Heat itu apa?"
"Minta anak? Apa itu ma?"
"Ah, mama dan papa mau membuat adik bayi"
"Bagaimana cara membuatnya A-Yi gege?" tanya Tianlin
"Seharusnya aku melihat tempat untuk bicara denganmu Zhan" kata Xiao Zhoucheng
"Sssttt pembicaraan orang dewasa. Ayo kita lanjutkan bermain" kata Liu Jingyi meminta mereka ke ruang bermain

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang