BAB 47

233 24 3
                                    

Setelah memainkan surat tersebut, memikirkan segala hal akhirnya Xiao Zhan menaruhnya di atas meja begitu saja. Ia mengambil air dan segera ia minum hingga habis. Xiao Zhan mulai membukanya. Tapi matanya tertutup, walau akhirnya ia tetap membuka mata untuk kembali menbaca surat yang mungkin akan menyakitinya lagi.

'Surat ini, surat terakhir dan tidak akan ada paket lagi untukmu. Tapi aku ingin bertanya, apakah setelah kau membaca itu semua apakah hati mu tidak sedih melihat Gao An yang kehilangan segalanya karena 1 orang yaitu kau. Kau Xiao Zhan!! Andai saat itu kau selidiki lagi lebih jauh atau kau mau bersabar untuk jantungmu, mungkin keluarga Gao An tidak akan seperti sekarang. Papa Gao An tidak akan mati karena jantungnya tidak terselamatkan, mama Gao An tidak akan bunuh diri, dan adiknya tidak akan gila karena melihat mamanya gantung diri di depannya. Aku tau kau memiliki segalanya. Uang, harta, keluarga, dan pasangan yang sangat menyanyangimu. Tapi di belakangmu kau menyebabkan orang lain terluka karena keegoisanmu. Keegoisan keluargamu. Aku sebagai saudara Gao An tidak terima jika kau hanya tidak memiliki kaki. Karena kau. 2 nyawa sudah melayang. Entah bagaimana nasib Gao An, yang di akibatkan olehmu juga. Jika kau masih punya hati berfikirlah. Kakimu sudah hilang, harusnya kau tidak bahagia, harusnya bukan hanya kakimu yang hilang, jika perlu tangan, dan kau hilang dari bumi ini. Kau orang cacat! Tidak punya kaki! Menyusahkan karena mengurus mu! Tapi itu tidak cukup! Itu tidak pernah cukup sebelum kau pergi dari bumi ini'

Xiao Zhan lemas membaca semua hal yang tertuju padanya. Sangat menyakitkan membaca semua itu. Wang Yibo ikut membaca semua surat yang Xiao Zhan buang. Ia melihat omeganya sudah pucat dan sepertinya pikiran Xiao Zhan sekarang melayang.

"Sayang" panggil Wang Yibo
".... " tidak ada jawaban, Xiao Zhan semakin menunduk
"Ayo kita pulang"
".... " tidak ada jawaban lagi
"Kau ingin sesuatu? Aku belikan" kata Wang Yibo namun Xiao Zhan tidak menjawab.
"Pulang" jawabnya singkat dan pelan

Xiao Zhan mengambil topi dan masker dan segera ia pakai. Ia tidak ingin melihat dan di lihat semua orang. Suasana hati dan pikirannya terlalu buruk saat ini untuk melihat atau menjawab semua orang.

Tok
Tok
Tok

"Zhan, Bo, kalian mau kemana? Apa yang terjadi? Kenapa Zhan menutup wajahnya?" tanya Xiao Zhoucheng
"Kami mau pulang. Baca itu Ge, sesuai nomornya" kata Wang Yibo menunjuk beberapa tumpukan kertas dan barang di atas meja
"Apa ini? Kenapa aku tidak tau?" tanya Zhoucheng yang segera melihat dan membaca surat tersebut
"Kau tidak tau?" tanya Xiao Zhan membuka topinya
"Tidak Zhan"
"Perempuan receptionist itu bilang jika tunggu aku datang"
"Perempuan? Siapa? Dia tidak masuk hari ini dan laki-laki yang menggantikannya. Zhan, lagi pula jika ada paket atau surat untukmu bukankah langsung di titipkan ke aku untuk ku bawakan padamu"
"Bacalah ge. Aku pulang. Aku tidak ingin bermain musik dulu. Dan jangan mencari lebih jauh tentang receptionist tersebut. Cukup langsung kau pecat saja bo jika memang dia bekerja di sini. Jika kalian masih ingin mencari tau lebih dalam tentangnya, aku takut dia akan menterorku, dan aku akan pergi tanpa kalian ketahui" kata Xiao Zhan lalu memakai topi dan menutupi wajahnya dan segera melajukan sendiri kursinya
"Apa yang terjadi? Kenapa emosinya kembali meluap?" tanya Zhoucheng ke Wang Yibo
"Baca saja ge" kata Wang Yibo 'laporkan ke polisi' bisik Wang Yibo di angguki Xiao Zhoucheng
"Kalian berbisik sampai kapan? Aku lelah. Sungguh lelah!" kata Xiao Zhan. Wang Yibo segera mengahmpiri Xiao Zhan dan membawa Xiao Zhan untuk pulang

Wang Yibo dan Xiao Zhan sampai di depan sekolah dan akan masuk ke dalam mobil. Namun di berhentikan oleh beberapa anak-anak yang baru pulang dari membeli cemilan di supermarket samping sekolah.

"Laoshi" panggil salah satu anak
"Ah kalian,cepatlah segera masuk" kata Wang Yibo
"Itu... Laoshi... Zhan Laoshi?" tanya anak tersebut
"Ada apa dengan penampilan Zhan Laoshi?"
"Apa Zhan Laoshi sedang sedih?"
"Benarkah? Apa karena orang misterius yang menitipkan surat?"
Xiao Zhan langsung melepaskan topinya
"Kalian tau tentang hal ini?"
"Aku pernah melihatnya sekali"
"Aku 3 kali"
"Tapi wajahnya tidak pernah terlihat. Selalu di tutup"
"Aku melihat perempuan yang di depan tadi suruhan laki-laki tersebut"
"Hai! Kau jangan berbohong!"
"Siapa yang berbohong? Aku mendengarnya sendiri! Bahkan aku memotretnya! Jika kalian tidak percaya lihatlah!" kata anak tersebut lalu menunjukan foto di ponselnya
"Bisa kau kirimkan foto itu ke aku atau Yibo atau Zhoucheng?"
"Bisa Laoshi. Akan kukirim sekarang"
"Terima kasih"
"Laoshi. Jadi benar kau sedih karena ini?"
"Laoshi, bukankah kau pernah berkata, jika sedih ungkapkan semua perasaanmu ke musik. Tapi kenapa Laoshi sekarang ingin pergi?"
"Laoshi, apapun yang ingin Laoshi lakukan dengan piano atau biola tidak perlu malu pada kami"
"Anggap kami tidak ada"
"Permainan musik yang laoshi lakukan selalu membuat kami menyukainya"
"Laoshi, ayo masuk kedalam lagi"
Xiao Zhan tersenyum "maaf. Mungkin tidak kali ini anak-anak. Laoshi... Laoshi harus bertemu dengan papa Laoshi" kata Xiao Zhan berbohong
"Tuan Xiao Leoku?"
"Benar. Aku ingin bertemu dengannya"
"Apa Laoshi sudah lama tidak bertemu dengannya?"
"Kau benar. Sudah lama dan aku merindukannya"
"Ah, jika begitu kami tidak akan mengganggumu Laoshi"
"Hati-hati di jalan Laoshi"
"Kami akan menunggumu kemari"
"Kalian masuklah" kata Wang Yibo
"Bo, aku rindu jie jie"
"Kalau begitu ayo kita kesana"

Dalam perjalanan ke makam Xiao Xuanlu, Xiao Zhan membeli 3 buah Becket bunga. Xiao Zhan sedikit bersemangat untuk berkunjung kesana. Kurang lebih 40 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai disana. Dengan bantuan Wang Yibo, menaruh bucket bunga di makam Xiao Xuanlu, Zhang Haowei dan Zhang Peixin.

"Jie.. Ge.. A-Xin. ni men hao ma? Aku merindukanmu jie. Jie terima kasih karena jantung yang kau berikan aku bisa hidup hingga saat ini. Tapi aku sekarang tidak punya kaki. Aku kemana-mana harus dengan Yibo. Jie, aku sudah menikah dengan Yibo. Kau senang? Jie aku berharap segera punya anak dengan Yibo. Jie, ge... Apa aku salah menerima jantungmu? Karena jantung yang kuterima mengakibatkan orang lain meninggal. Apakah seharusnya tidak ku terima jie? Tapi hanya jantung ini peninggalanmu. Jie,, bagaimanapun aku bersyukur karena kau menjadi wo Jie jie. Xie xie ni jie. Aku pergi" kata Xiao Zhan
"Jie. Aku berjanji akan menjaga Zhan. Aku berjanji tidak akan meninggalkan Zhan. Jie jie tenang saja. Terima kasih" kata Wang Yibo lalu mereka pergi

Saat Wang Yibo memutar Kursi roda Xiao Zhan, Wang Yibo dapat melihat arwah Xiao Xuanlu yang tersenyum ke Wang Yibo. Wang Yibo membalasnya dengan senyum dan menganggukkan kepalanya. Namun sesaat ia sedikit kaget.

'Itu Xiao Xuanlu? Mengapa aku bisa melihat arwahnya?' batin Wang Yibo menengok lagi kebelakang namun tidak ada apapun, dan dia anggap hanya ilusi

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang