BAB 28

508 51 2
                                        

Xiao Zhan menatap Ji Li. Ji Li memanggili Zhan beberapa kali, namun tidak ada jawaban. Hingga Ji Li menepuk pundak Zhan, yang membuatnya tersentak.

"Zhan... Kau melamun?"
"Eh tidak"
"Kau kapan?" ulang Ji Li
"Ehm, aku belum tau. papa mama yang memutuskan tanggalnya" jawab Xiao Zhan asal
"10 bulan lagi Zhan" jawab Rubby Lin dan Zhao Wei yang bersamaan juga, dan membuat Xiao Zhan tidak percaya dengan apa yang ia dengar
"Lama" jawab Wang Yibo
"Sial" gumam Xiao Zhan
"Kenapa sial?" tanya Wang Yibo
"Ehm..  Tidak... Tidak apa"
"Apa terlalu lama?" goda Rubby Lin
"Kau tidak sabar, hem?" tanya Jimmy Wang
"Sabar... Mungkin Yibo yang tidak sabar" jawab Xiao Zhan
"Aku tidak yakin" balas Leoku
"Aku yakin Yibo dan Zhan sama-sama tidak sabar" ujar Liu Haikuan
"Kenapa aku ikutan tidak sabar? Rencanaku beberapa tahun lagi... Aku masih muda sekarang... Itu yang aku sesalkan"
"Jangan Zhan... Terlalu lama" ujar Wang Yibo
"Nah kan.. Kelihatan yang tidak sabar" celetuk Zhoucheng
"Ge... Jangan membuat Yibo malu" ujar Xiao Zhan
"Zhan... Memang aku menyebut nama Yibo?" tanya Zhoucheng yang sekarang membuat Xiao Zhan malu karena semua orang tertawa
"Ge... Astaga" pekik Xiao Zhan malu lalu beranjak dari kursi rodanya dan akan berlari pergi. Tapi ia lupa jika tidak punya kaki lagi jadi ia terjatuh
"Zhan" panggil beberapa orang
"Kau baik-baik saja?" tanya Wang Yibo lalu membopong Xiao Zhan dan mendudukanya lagi
"Ah.. Tidak. Aku tidak apa-apa. Maaf... Aku lupa jika tidak punya kaki. Hahahaha" ujar Xiao Zhan lalu tertawa hambar
"Zhan, ini bukan hal yang bisa kau tertawakan" ujar Ji Li
"Ah.. Hahaha... Tak apa. Aku memang tidak apa" ujar Xiao Zhan walau terlihat jika matanya memerah menahan tangis
"Zhan." panggil Zhoucheng pelan karena dia tau adiknya tengah menahan tangis
"ehm ge, bisa antar aku ke toilet? Kalian lanjutkan pestanya, tapi jangan di habiskan. Sisakan untukku" ujar Xiao Zhan menunjuk makanan di luar ruangan

Zhoucheng membopong Xiao Zhan ke toilet. Namun bukan ke toilet tujuan Xiao Zhan. Ia hanya ingin menjauh, dan tidak terlihat. Di tempat yang sedikit tersembunyi Xiao Zhan meneteskan air matanya lagi. Xiao Zhoucheng berusaha menenangkan Xiao Zhan dengan cara memeluknya. Tanpa mereka sadari, Wang Yibo yang mmengikut Zhan juga ikut menangis dan merekam bagaimana terlukanya Zhan karena hal kecil.

Setelah membutuhkan waktu beberapa saat, Xiao Zhan dan Zhoucheng kembali bergabung dengan yang lainnya. Makanan sudah tersedia sudah sangat banyak, dan terlihat jika belum tersentuh. Semuanya menunggu Xiao Zhan dan Xiao Zhoucheng kembali agar dapat makan bersama.

"Kau lama sekali Nak? Ada yang sakit?" tanya Zhao Wei
"Tidak ma. Aku sehat" jawab Xiao Zhan
"Mengapa matamu merah?" tanya Jimmy Wang yang melirik Xiao Zhan dan Xiao Zhoucheng secara bergantian
"Benarkah? Ah, kena debu" jawab Xiao Zhan asal
"Debunya pasti besar sekali. Atau mungkin terlalu banyak debu" celetuk Zhoucheng
"Hanya debu... Debu!"
"Benar. Debu... hanya terlalu banyak debu di toilet?" kata Zhoucheng
"Atau lebih tepatnya depan toilet" imbuh Wang Yibo
"Kalian... Sangat tidak lucu"
"Sudahlah! Sudah besar masih saja bertengkar" kata Zhao Wei
"Mereka yang memulai ma!"
"Mulai apa Zhan? Kau sendiri tidak mau bilang kalau menangis" ujar Xiao Zhoucheng
"Laki-laki juga boleh menangis Zhan!" ujar Wang Yibo
"Menangis apa? Aku tidak menangis! Ge!!! Aku tidak akan cerita apapun padamu lagi!"
"Karena begini saja kau marah Zhan?" tanya Zhoucheng
"Sudahlah kalian berdua. Apa hanya perkataan Lulu yang bisa membuat kalian diam? Sedangkan perkataan papa dan mama tidak bisa?" tanya Leoku spontan membuat mereka berdua diam dan merasakan perasaan perih teringat seseorang yang mereka rindukan.
"Ah, ayo-ayo makan sudah mulai dingin." ajak Rubby Lin yang melihat gelagat Xiao Zhan dan Xiao Zhoucheng yang aneh

Setelah selesai mereka mulai pergi satu persatu. Tersisa Xiao Zhan yang berada di kamarnya di lantai 2 bersama Xiao Zhoucheng dan di lantai bawah ada Rubby Lin, Zhao Wei, Wang Yibo, Jimmy Wang dan Leoku.

"Bobo, jujurlah apa yang terjadi dengan Zhan? Sikapnya aneh setelah jatuh" tanya Rubby Lin
"Dia belum menerima keadaannya?" tanya Leoku yang di balas anggukan Wang Yibo
"Kau harus Lebih memperhatikan nya" ujar Rubby Lin
"Emn"
"Bobo, sementara ini pekerjaan kantor bisa kau kerjakan dulu dirumah sambil menjaga Zhan" ujar Jimmy Wang
"Jika Zhan tidak ada yang menjaga, aku bisa kemari. Tidak perlu mengorbankan pekerjaan Yibo" ujar Zhao Wei
"Kau baru saja  jadi produser Wei. Aku tidak yakin kau tidak sibuk" ujar Rubby "A-Wei, tenanglah, keputusan ini yang buat Jimmy dan Yibo. Kau tidak perlu khawatir" imbuh Rubby
"Rub, seharusnya aku sebagai ibunya yang menjaganya. Aku tidak ingin terlalu banyak merepotkan kalian" kata Zhao Wei
"Aku tidak repot. Aku ikhlas menjaganya dan kalian sudah menjaga Zhan sejak bayi. Jadi tolong, Sekarang tugasku sebagai calon suaminya untuk menjaganya." ujar Wang Yibo
"Terima kasih Yibo" kata Zhao Wei
"Tenanglah. Calon menantuku ini dapat di percaya" puji Leoku
"Aku berencana menjadikan Sun Anke sebagai perawat pribadi Zhan. Untuk membantuku"
"Ah bagus. Dia baik dan ceria. Semoga bisa memulihkan Zhan" kata Rubby Lin
"Bisakah dia dipercaya?"
"Percayalah. Dia lebih baik mati dari pada mengkhianati Yibo dan keluarga Wang" kata Jimmy Wang

Di kamar Xiao Zhan

"Zhan, kau baik-baik saja?" tanya Zhoucheng
"Aku baik-baik saja Ge. Kenapa kau bertanya tentang ini?“
"Aku... Aku... Aku... "
"Aku apa Ge? Katakanlah"
"Maafkan ge ge karena tadi"
"Ge. Aku baik ge. Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan bunuh diri atau melakukan hal yang aneh" kata Xiao Zhan
"Bunuh diri? Kau sempat terpikir hal ini?"
"Ehm, tentu pernah ge. Sembuh dari jantung malah kehilangan kaki. Ini sebuah kutukan untukku"
"Zhan. Jaga ucapanmu"
"Jika bukan kutukan apakah ini sebuah keberuntungan?"
"Zhan... Ini bukan kutukan. Ini cobaan dari Tuhan untukmu. Kuatlah. Ge ge yakin kau bisa menerimanya, ge ge yakin kau mampu melalui cobaan ini"
"Tapi apa ada yang mendapat cobaan seperti aku? Bukan masalah yang selalu datang tapi penyakit yang selalu datang"
"Zhan, Tuhan menyanyangimu. Tuhan memberikanmu cobaan sesuai dengan kemampuanmu" kata Zhoucheng
"Ge, sejak kapan kau dekat dengan Tuhan? Sejak kapan kau jadi bijak begini? Aku seperti melihat Kuan Ge. Bukan Cheng Ge"
"Wajarkan Zhan. Kami sehati. Kami sudah menikah. Kelak mungkin secara tidak sadar, sifatmu akan seperti Yibo juga"
"Iya. Yang sudah menikah"
"Zhan, jujurlah, kau tidak ingin segera menikah dengan Yibo?"
"Keadaanku begini. Pantaskah aku menjadi seorang istri yang melayani suaminya? Akhirnya suamiku yang melayani aku" kata Xiao Zhan
"Kalian punya maid. Wang Yibo menerimamu apa adanya. Ia tidak menuntut kau sempurna. Karena tidak ada yang sempurna"
"Tapi Yibo sempurna ge"
"Yibo tidak sempurna Zhan. Yibo tidak sempurna jika tidak ada kau di hidupnya. Percaya ucapan ge ge, kau tau, Yibo sudah tau mau memiliki apartemen didepan apartemennya"
"Sejak kapan dia tau?"
"Saat awal kau menemukannya dengan Ouyang Nana"
"Bu... Bukankah itu sudah lama? Kenapa dia tidak berkata apapun?"
"Karena menunggumu yang mengucapkan sendiri padanya"
"Seperti itu kah?"
"Ehm. Eh Zhan, ge ge dengar kau akan memiliki perawat khusus. Ingat Yibo melakukan ini untuk menjagamu saar dia bekerja"
"Dari mana ge ge dengar hal ini?"
"Kuan ge. Yibo sempat bertanya tentang hal ini ke Kuan Ge"
"Siapa dia? Semoga dia bukan orang keempat di hidupku"
"Orang keempat?"
"Sudah ada Ouyang Nana yang menjadi orang ketiga ge. Ge... Bukannya aku tidak percaya dengan Bobo. Tapi aku sungguh ragu dengan Ouyang Nana. Ia seperti ular, yang mampu melakukan apapun untuk mendapatkan apapun"

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang