BAB 79

218 12 2
                                    

Tak terasa, umur si kembar Xiao 1 tahun. Dan bersamaan dengan ulang tahun Si kembar Wang yang ke 7 tahun. Selisih 3 hari. Mereka merayakan ulang tahun si kembar Xiao dan si kembar Wang bersamaan. Yang satu berumur 7 tahun dan yang satu berumur 1 tahun.

Zhoucheng sendiri tidak menyangka, umur Jingyi 9 tahun, umur sikembar Wang 7 tahun, umur Peili 6 tahun, umur si kembar Xiao 1 tahun dan umur Haoyi 1 tahun. Begitu pula Wang Yibo dan Xiao Zhan. Anak-anak mereka sudah mulai tumbuh, dan mereka semakin menua. Untuk Wang Yibo sudah terjun ke dunia perfilman. 3 bulan ini dia belum kunjung pulang dari luar kota untuk syuting. Xiao Zhan dan ke tiga anaknya sangat merindukannya. Tapi pekerjaan ini adalah pekerjaan yang diinginkan Wang Yibo. Keluarga kecilnya hanya bisa mendukungnya dan mendoakannya. Untuk Xiao Zhan sendiri. Ia dan Zhoucheng masih bergelut di dunia musik. Karir Xiao Zhan sebagai produser semakin menanjak, walau begitu ia tetap tidak ingin terekspos televisi. Ia produser tapi biarkan ia menjadi produser misterius. Karena hal ini, waktu Xiao Zhan di sekolah semakin berkurang. Tapi sebisa mungkin waktunya di rumah bersama anaknya tidak berkurang. Meskipun tidak seperti dulu.

"Siang ini mama jemput sayang" kata Xiao Zhan pagi itu setelah mereka sarapan
"Benarkah ma?" ujar Tianlin
"Di di bagaimana?" tanya Tianzhi
"Yiyi dengan Sun Anke. Mama akan mengajak kalian ke acara ulang tahun sekolah mama"
"Ah, mama akan tampilkan?" tebak Tianzhi
"Benar"
"Sayang sekali, papa tidak datang" kata Tianlin
"Tidak ada yang tau sayang. Berangkatlah"
"Nanti mama akan menyetir sendiri?" tanya Tianlin
"Kau mengejek mama? Mama tidak bisa. Cepat berangkat! Cheng Jun sudah menunggu" kata Xiao Zhan
"Mama tau saja. Hahaha. Maaf ma. Bercanda" ujar Tianlin
"Kau! Jangan menggoda mama" kata Tianzhi
"Jangan bertengkar. Masih pagi. Oke"
"Baik ma"
"Hati-hati Jun" ujar Xiao Zhan
"Baik"

Siang harinya, Xiao Zhan bersama Cheng Jun menjemput si kembar. Mobilnya beriringan dengan mobil Zhoucheng yang menjemput Jingyi dan Peili. Namun Xiao Zhoucheng berhenti sedikit lebih jauh dari sekolah, karena Peili merengek minta es krim yang di jual di salah satu mini market langganannya.

Dari jauh terlihat jika si kembar Wang sedang berhadapan dengan beberapa murid yang badannya lebih besar. Wajah Tianzhi terlihat marah namun ia tidak bisa bicara banyak. Sedangkan Tianlin sudah marah dan terlihat bersiap untuk melawan mereka. Tangan Tianzhi dan Tianlin mengepal kuat - kuat, tapi hanya Tianlin yang siap untuk memukul orang yang ada di depannya.

Xiao Zhan segera keluar dari mobil di dorong oleh Cheng Jun. Kali ini memang dia tidak ingin memakai kaki palsu. Ia ingin menunjukkan ke orang-orang jika cacat pun masih bisa berkreasi.

"A-Zhi. A-Lin" panggil Xiao Zhan "apa yang kalian lakukan?"
"Ma..." panggil mereka berdua
"Ma?? Mereka memanggil orang cacat ini ma?" ejek salah satu anak yang badannya lebih besar
"Berarti rumor itu benar. Orang tua mereka cacat. Tidak punya kaki"
"Hahahahaha" ketawa anak lain
"Terus jika mama kami tidak punya kaki kenapa? Dia bisa jemput kami sekolah" kata Tianlin
"Papa juga selalu ada untuk mama" imbuh Tianzhi
"Lihat saja dirimu! Orang tua mu berpisah! Padahal orang tua mu punya kaki!" ujar Tianlin
"A-Lin! Jangan bicara buruk seperti itu" kata Xiao Zhan.
"Apa kau bilang!! Sialan kau!!" ujar anak tersebut ingin memukul Tianlin
"Pukul!! Aku tidak takut" ujar Tianlin namun Tianzhi menarik Tianlin agar mundur
"A-Zhi! Dia mengejek mama! Kau tidak menyanyangi mama?"
"Bu... Bukan begitu. Aku.... Aku hanya tidak ingin membuat mama sedih. Lebih baik mundur" bisik Tianzhi
"Kau rela mama diejek seperti itu? Dia!! Hanya besar badan! Jangan mau mengalah!" kata Tianlin
"Apa kau bilang!? Dasar! Bocah!!" ujar anak tersebut lalu memulai pertengkaran dengan Tianlin. Tianzhi tidak bisa diam saja. Ia ikut memukul anak tersebut
"Kau mengejek mama! Aku sudah diam! Tapi kau malah semakin berani dan sekarang memukul saudaraku! Dasar anak tidak diajari orang tua!" umpat Tianzhi

Terjadi pertengkaran di antara 2 anak itu. "Berhenti!!! A-Lin!!A-Zhi!! Kau ingin mama marah?" ujar Xiao Zhan
Wang Tianlin dan Wang Tianzhi berhenti "tapi dia mengejek mama! Dia tidak percaya papaku Wang Yibo" ujar Tianlin yang sudah menahan tangis
"Ssttt. Anak mama, mau menangis? Kemari. Kau laki-laki alpha. Kau kuat" kata Xiao Zhan lalu memeluk Tianlin dan menghapus air mata Tianlin yang sudah menetes "Tianzhi. Jangan kau sembunyikan tangisanmu. Mama tau kau menangis. Kemari" tapi Tianzhi tetap berdiri di tempatnya dan memandang arah lain
"Kau malu dengan mama sekarang? Yang tanpa kaki? Kau ingin mama memakai alat itu? Kau... Kau tidak ingin mempunyai mama seperti aku? Karena... Karena aku cacat Tianzhi?" tanya Xiao Zhan berusaha tersenyum  walau hatinya terluka
"Tidak! Aku tidak malu. Aku ingin mamaku hanya mama"
"Lalu kenapa kau tidak ingin kemari?" tanya Xiao Zhan
"Aku... Aku sudah dewasa. Tidak ingin di peluk" kata Tianzhi
Tianlin menghampiri Tianzhi dan menarik Tianzhi "kau! Bukan waktunya menjadi dewasa di depan mama!"
"Sekalipun kalian nantinya mempunyai anak. Kalian akan tetap anak kecil untuk mama" kata Xiao Zhan yang sedang memeluk mereka berdua "maafkan aku yang cacat. Maafkan aku tanpa kaki. Aku... Aku juga ingin sempurna di mata kalian. Tapi... Aku memang cacat tanpa kaki, dan tidak sempurna" ujar Xiao Zhan dengan isak tangis
Anak laki-laki itu iri dan tidak menyukai Kedekatan Xiao Zhan dan anaknya "anak cengeng" ejeknya
Tianlin melepaskan pelukannya di ikuti Tianzhi "Kau iri? Karena orang tuamu jarang memelukmu? Karena orang tuamu berpisah, kau jarang melihat mereka bersama dengan mu?" tanya Tianzhi
"Kau!!!!" ujar anak tersebut ingin memukul Tianzhi dan Tianzhi berhasil terpelanting jauh
"A-Zhi/ tuan Tianzhi" pekik Xiao Zhan yang juga Cheng Jun

Saat Cheng Jun, dan Tianlin menolong Tianzhi, anak besar itu menghampiri Xiao Zhan dan membuat Xiao Zhan jatuh. Hal ini berhasil membuat anak itu tertawa.

"Kau!! Benar-benar tidak diajari sopan santun oleh orang tua mu!" ujar Tianlin yang menolong mamanya di ikuti Cheng Jun dan Tianzhi
"Nyonya. Nyonya, baik-baik saja? Ada yang sakit?" tanya Cheng Jun
"Tidak. Tidak. Aku baik - baik saja. Tapi, mengapa kau melakukannya? Apa kita mengenal? Apa aku melakukan kesalahan padamu? Hingga kau melakukan ini padaku" tanya Xiao Zhan walau sebenarnya dadanya berdegub kencang
"Gawat. Psikologis tuan Zhan sepertinya kambuh" gumam Cheng Jun

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang