BAB 64

317 24 5
                                        

Xiao Zhoucheng menghampiri Xiao Zhan. Ia mengenggam tangan Xiao Zhan, dan tangan Xiao Zhoucheng sudah basah oleh keringat dingin. Xiao Zhan merasakan perasaan tidak enak. Raut wajah Zhoucheng perlahan berubah. Menjadi serius seperti ingin menangis.

"Apa yang terjadi? Bicaralah" kata Xiao Zhan
"Jangan kaget. Ingat kau hamil." kata Zhoucheng mengingatkan sebelum ia memberi kabar
"Tenang. Apa yang terjadi?" kata Xiao Zhan
"Mama dan Fei Liqin menjadi korban kebakaran di apartemenmu" ujar Zhoucheng
"A... Apa maksudmu dengan korban?" tanya Xiao Zhan dengan nafas memburu
"Yang terbakar di lantai 15, mama di lantai 15 saat itu. Ada pertemuan dengan teman-temannya. Termasuk mama Rub" kata Zhoucheng lalu menatap Wang Yibo
"Mama ku?" pekik Wang Yibo lalu segera menghubungi mamanya. Setelah lama berdering akhirnya ada jawaban dari seberang "ma... Apa yang terjadi? ... Baik ma"
"Apa kata mama Rub?" tanya Xiao Zhan
"Sayang ayo kita kerumah sakit" kata Wang Yibo langsung sigap membawa Xiao Zhan ke kursi roda dan segera ke rumah sakit. Wang Yibo dapat merasakan tubuh Xiao Zhan bergetar, karena menahan tangis.

Wang Yibo segera kerumah sakit di ikuti Liu Haikuan dan Xiao Zhoucheng. Di dalam mobil mereka sendiri, Xiao Zhoucheng tidak dapat lagi menahan air matanya. Ia sesenggukan sampai tidak bisa berkata apapun saat Liu Haikuan bertanya.

"Berhentilah. Kita hampir sampai rumah sakit. Zhanzhan semakin tidak tenang jika kau menangis begini"
"Emn" jawab Zhoucheng yang masih sesenggukan
"Apa yang terjadi?" tanya liu Haikuan yang masih fokus menyetir
"Mama pingsan karena asmanya kambuh. Hal ini penyebab mama menjadi korban"
"Lalu?"
"Aku tidak tau. Katanya mama kritis. Dia hanya berkata jika penyebab mama pingsan dan tidak keluar dari lantai 15 tepat waktu karena asmanya" jawab Zhoucheng yang hampir menangis kembali
"Sstt... Kita berdoa untuk mama ya. Ingat adik kandungmu mengamatimu" kata Liu Haikuan yang hanya mendapat anggukan dari Zhoucheng

Mereka sampai di rumah sakit. Zhoucheng keluar mobil. Dengan mata merah. Xiao Zhan tidak mungkin tidak curiga. Tapi Xiao Zhan memilih diam dan berusaha tenang. Karena sekarang pun ia sudah merasakan perutnya sedikit kram dan tidak nyaman.

"Kalian disini?" tanya Leoku
"Pa" pekik Xiao Zhan dan Zhoucheng bersamaan
"Bagaimana dengan mama?" tanya Xiao Zhan
"Papa baru datang. A-Cheng bukankah kau di telepon suruhan papa untuk tidak bicara ke A-Zhan?"
"Tidak pa. Yang mengubungiku tidak bicara tentang tidak memberitahu Zhanzhan" kata Zhoucheng
"Apa yang terjadi pa? Mama kenapa?" tanya Xiao Zhan yang mulai merasa perutnya semakin tidak nyaman dan terus dia belai namun ia tahan
"Tuan!" panggil seseorang.
"Bagaimana dengan istriku?" tanya nya
"Dokter mencari anda" kata laki-laki tersebut

Xiao Leoku segera berlari mengikuti laki-laki tersebut, yang di ketahui, dia bawahan Xiao Leoku. Xiao Leoku tidak memperhatikan kedua anaknya yang hanya diam membisu dengan seribu pertanyaan.

"Ayo kita menemui mama Rub" kata Lou Haikuan
"Ah benar" kata Wang Yibo segera mendorong kursi roda Xiao Zhan
"Kau tidak apa Zhan?" tanya Zhoucheng sambil menggengam erat tangan Xiao Zhan yang sama dinginnya dengan tangan nya.
"Perutku kram ge. Hanya sedikit tidak nyaman. Tapi tidak apa" ujar Xiao Zhan lalu bertatapan dengan Liu Haikuan

Mereka sampai di depan ruang gawat darurat dan bertemu Rubby Lin. Rubby Lin terlihat panik dan langsung menghapus air matanya. Terlihat lengan kiri Rubby Lin di balut oleh perban. Tapi Selebihnya ia baik-baik saja.

"Ma. Kau tidak apa?" tanya Wang Yibo
"Aku baik-baik saja" kata Rubby Lin
"Ma, apa yang terjadi dengan mamaku?" tanya Xiao Zhan pelan
"... " Rubby Lin terlihat bingung untuk menjelaskannya ke Xiao Zhan. Ia tau Xiao Zhan lemah. Ia takut menantunya ini tidak bisa menerima kenyataan
"Jujur saja ma. Aku harus tau" kata Xiao Zhan
"Kebakaran tersebut tidak jauh dari tempat kami mengadakan acara. Saat hal itu terjadi Mamamu ada di toilet. Ada di dalam toilet dan tasnya bersamaku di luar. Lalu kau pasti bisa memperkirakan selanjutnya"
"Mama menghirup asap, tapi karena tidak ada inhaler dia pingsan? Benarkan ? Lalu?" tanya Xiao Zhan
"Kami kesulitan untuk keluar karena beberapa bangunan runtuh. Tapi ada orang yang menyelamatkan kami. Mamamu di gendong orang tersebut. Tapi..."
"Tapi?" tanya Zhoucheng dan Zhan yang seperti menahan nafas
"Salah satu kayu jatuh dan Mengenai punggung mamamu. Mamamu jatuh bersama orang tersebut. Sebagian tubuhnya terkena luka bakar" kata Rubby Lin
"Rub!! Kenapa kau ceritakan semuanya?" bentak Leoku
"Le.. Leo? Mereka perlu tau. Aku tidak bisa menyembunyikan dari A-Cheng atau A-Zhan" kata Rubby Lin

Brak

"Bagaimana dengan mama/ istri saya dokter?" tanya Zhoucheng dan Leoku
"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin" kata singkat dokter

Zhoucheng langsung memeluk Xiao Zhan.  Xiao Zhan mendongak. Ia memejamkan matanya. Air matanya mengalir. Tapi perlahan dadanya sesak. Xiao Zhan menunduk. Tangannya mencengkram dadanya. Tapi tidak bisa menyembuhkan sesak di dadanya.

"Zhan... Zhan... Kau kenapa? Zhan!!?" panggil Xiao Zhoucheng
".... " tidak ada jawaban dari Xiao Zhan
"Dokter. Dokter tolong istri saya. Dia hamil. Dia punya asma" kata Wang Yibo

Sebelum dokter menolong Xiao Zhan sudah pingsan. Xiao Zhan terbangun di sebuah ruang rawat. Kepalanya berdenyut nyeri. Ia teringat kejadian sebelum ini. Membuatnya shock.

"Bo" panggil Xiao Zhan
"Kau bangun sayang?"
"Mama... Mama..." panggil Xiao Zhan
"Mama Wei pergi sayang. Mendahului kita. Ikut A-Jie" kata Wang Yibo

Isak tangis Xiao Zhan mulai terdengar. Ia tidak bisa berkata apapun lagi. Wang Yibo juga hanya diam dan memeluk Xiao Zhan. Zhoucheng masuk ke kamar Xiao Zhan di ikuti Leoku. Leoku berusaha tersenyum di depan Xiao Zhan.

"Tidak perlu pura-pura tersenyum pa. Aku tau papa sangat kehilangan mama" kata Xiao Zhan
Leoku membelai perut Xiao Zhan "Halo calon cucuku? Nenekmu sangat ingin melihatmu lahir"
Air mata Xiao Zhan makin deras "ma... " panggil Xiao Zhan pelan
"Zhan, mamamu berharap anak yang kau kandung salah satunya perempuan. Ia menyiapkan sebuah nama untuknya. Anxin dan yang laki-laki Tianzhi. Tapi setelah tau laki-laki semua, ia sedang berfikir sebuah nama lagi laki-laki. Namun ia pergi sebelum mendapatkan namanya"
"Hai zi. Wo ai ni. Tapi bisakah kalian menuruti keinginan terakhir nenek kalian? Laki-laki dan perempuan disini... Entah kenapa aku berharap saat kalian lahir, kalian laki-laki dan perempuan" kata Xiao Zhan ke perutnya

Air mata Zhoucheng menetes. Ia tidak mampu melihat pemandangan ini. Papanya yang rapuh dan Xiao Zhan yang berusaha kuat dan tegar demi anak yang ada di dalam perutnya. Ini hal yang sangat berbeda dari biasanya. Biasanya papanya selalu tegas, kuat, dan Zhan selalu terlihat lemah walau dia dalam keadaan sehat.

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang