BAB 5

1.1K 69 1
                                    

Mereka memasuki halaman parkir dan di sambut beberapa maid. Wang Yibo mengulurkan tangannya dan mengenggam tangan Xiao Zhan. Xiao Zhan malu-malu menerima uluran tangan Wang Yibo. Tangan Xiao Zhan yang dingin, bercampur tangan Wang Yibo yang hangat, perpaduan sempurna. Wang Yibo mengajak Xiao Zhan ke kamarnya. Kamar yang luas khas seorang alpha laki-laki.

"Kau disini dulu. Aku perlu mandi" ujar Wang Yibo
"Emn"
"Tidak perlu sungkan atau malu Zhan. Ini kelak akan jadi kamarmu juga" ujar Wang Yibo sebelum masuk ke kamar mandi
"Hah? Ka... Kamarku?" tanya Xiao Zhan mencoba menerima ucapan Wang Yibo. 'Astaga. Orang ini' batin Xiao Zhan dengan wajah memerah

Setelah 30 menit menunggu Wang Yibo mandi, akhirnya dia selesai. Xiao Zhan yang masih asik membaca, langsung menutup buku yang ia pegang. Ia tercengang melihat keindahan tubuh di depan matanya. Kulit putih, air yang menetes dari rambut basah Wang Yibo, kain putih yang yang menutup dari pinggang sampai paha, membuat Xiao Zhan terpana oleh Wang Yibo. Wang Yibo tersenyum simpul melihat mata Xiao Zhan seperti hampir keluar.

Wang Yibo melepaskan handuk yang melilit pinggangnya. Mata Xiao Zhan berhasil membulat sempurna, seakan ingin keluar.

'Tuhan cobaan apa ini... Tubuhnya indah sekali. Astaga itu yang di bawah perutnya. Besar sekali. Aku akan mati tidak ya? Jika kami... Emn.. Astaga Zhan!! Berhenti berfikir jauh' batin Xiao Zhan sambil menelan ludahnya kasar.

Wang Yibo berganti pakaian di depan mata Xiao Zhan. Wajah Xiao Zhan memerah sempurna, sampai Xiao Zhan tersadar saat buku yang ia pegang sudah ia taruh di meja, dan dengan mata yang menatap gerak gerik Wang Yibo.

"Zhan, jangan bilang kau ingin melakukannya denganku" sambil melirik tangan Xiao Zhan yang sudah mengepalkan tangannya 
"Hah? Apa?? Yibo... Aku, ke toilet dulu" kata Xiao Zhan lalu langsung masuk ke dalam toilet 'hei, kau! Kenapa kau bangun sekarang? Sial!' batin Xiao Zhan.

Ia berusaha menenangkan diri. Ia membasuh wajahnya. Ia mencoba menghilangkan pikiran nakalnya tentang Wang Yibo. Setelah tenang dia keluar dari toilet

"Kau melamun apa?" tanya Wang Yibo sambil memilih baju
"Tidak... Tidak ada"
"Kau terpesona denganku?" tanya Wang Yibo

Xiao Zhan langsung menatap Wang Yibo dan mengangguk otomatis tanpa sadar, tapi saat ia sadar langsung menggelengkan kepalanya.

"Hahaha, kau lucu sekali sayang"

Otak Xiao Zhan mendadak blank mendengar Jawaban Wang Yibo. Xiao Zhan mengedipkan matanya mencoba memikirkan baik-baik perkataan Yibo

"Sa... Sayang?" tanya Xiao Zhan 'lagi?' batinnya
"Aku tadi juga memanggilmu sayang. Kau tidak dengar?"
"Ah ? Kapan? Kenapa memanggilku begitu?" tanya Xiao Zhan pura-pura tidak tahu
"Kita sudah bertunangan Zhan, kau milikku, aku milikmu"
"Yibo, bagaimana bisa kau langsung berkata milik begitu? Kita baru kemarin bertemu" tanya Xiao Zhan
"Kau mungkin baru pertama bertemu denganku. Tapi aku sudah 2 kali bertemu denganmu"
"2 kali?"
"Pertamaku lihat kau, saat aku kesekolahmu, mereka mengundangku untuk kunjungan, dance dan menyanyi. Jika tidak salah ulang tahun sekolahmu. Aku melihatmu. Kau di kerumunan paling belakang, kau ngobrol dengan temanmu sambil terus menatapku"
"Hah... Benarkah?"
"Saat aku kesana lagi untuk acara sesuatu, kau tidak ada. Aku memasuki tiap kelas tapi hanya menemukan temanmu yang saat itu bicara denganmu"
"Ulang tahun anak pemilik sekolah, saat itu aku sakit tidak masuk"
"Jadi kau ingat kan?"
"Aku ingat. Lalu yang kedua?"
"Saat di toko buku. Kau dengan kakakmu Xuanlu dan Zhoucheng, jika kau ingat memakai masker hitam dan topi hitam yang bertanya tentang buku dan kau beri buku ini" ujar Wang Yibo lalu mengambil salah satu bukunya diatas rak dan memberikannya ke Xiao Zhan
"I... Ini? Itu kau?" tanya Xiao Zhan
"Emn... Aku selalu mencari tau tentang dirimu Zhan... Tapi sangat sedikit info yang kudapat. Sampai papa berkata, aku sudah di jadohkan sejak kecil. Aku merasa putus asa, tidak menemukanmu, padahal sudah 2 bulan lebih sejak terakhir bertemu di mall"
"Yibo,, papaku selalu menutupi informasi tentangku. Entah itu di sekolah atau dimanapun... Pihak sekolah juga sudah diperingatkan papaku agar menjaga informasi tentangku. Termasuk supirku yang sangat lihai jika ada mobil lain yang mengikutiku saat pulang"
"Ah, ternyata supirmu juga yang menjauhkan mu dariku"
"Lalu bagaimana setelah kau tau akan di jodohkan"
"Kacau, karena tidak bisa menemukanmu, dan aku pasrah. Sampai kemarin, aku mau tidak mau harus datang. Aku pikir setelah bertemu dengan orang yang papa jodohkan jika bukan mate ku, aku akan bisa minta untuk di batalkan dengan cara baik-baik. Sampai aku buka pintu, aku lihat orang yang di atas panggung dirimu, membuatku tidak akan melepaskanmu"
"Lalu?"
"Tau kau takdirku aku bersyukur. Tapi melihatmu sakit, sesak, khawatirnya kedua kakakmu aku tidak tega melihatmu..."
"Kasihan padaku?"
"Emn... Tapi Zhan, kau sempurna, jangan lihat tentang sakitmu, lihat dirimu kau sempurna di mataku"
"Yibo... Aku tidak sempurna... Lihatlah" ujar Xiao Zhan lalu membuka bajunya, dan terlihat bekas operasi jantung di tengah belahan dadanya.
"Zhan, kau tidak mendengarku? Jangan lihat tentang sakitmu... Jauhkan sakitmu sementara"
"Tapi aku sakit Yibo, aku punya sangat banyak kelemahan"
"Setiap orang punya kelemahan Zhan"
"Yibo... Kau harus melihat kamarku di rumah"
"Ada apa disana? Kau punya foto mantan mu?"
"Hah? Hahahaha... Tidak Bo... Dekat saja belum pernah"
"Lalu?"
"Ada kau... "
"Maksudmu?"
"Aku idolamu bo... Aku fansmu... Tapi aku tidak boleh datang ke konser musikmu"
"Benarkah? Kau bahagia mendapatkan idolamu?"
"Tentu Yibo.."
"Zhan... Aku merasa kau belum bisa bersikap biasa. Kau masih ragu, malu, dan belum memperlihatkan dirimu yang sesungguhnya"
"Ehm, mungkin masih awal bertemu... Seiring waktu aku mungkin tidak akan canggung lagi saat berhadapan denganmu"
"Zhan.. Aku menyukaimu Zhan... Sejak awal melihatmu" ujar Wang Yibo lalu memeluk Xiao Zhan
Xiao Zhan tersenyum "aku juga menyukaimu Bo"
"Zhan, rumah ini akan aku renov" ujar Wang Yibo
"Renovasi yang bagaimana?"
"Akan ada walk in closet, toilet yang lebih luas, tambahan lantai dan lift... Besok kau mau aku ajak bertemu seorang arsitek?"
"Ehm, baiklah. Tapi kenapa perlu di renovasi?"
"Aku bertekad jika bertemu mate ku, akan ku perluas rumah ini" Xiao Zhan hanya tersenyum sedikit dan mengangguk.
'Kenapa kepalaku pusing saat tidak tepat begini?' batin Xiao Zhan

Setelah pembicaraan sekejap di rumah Wang Yibo, akhirnya Wang Yibo memulangkan Xiao Zhan, atas permintaan Xiao Zhan. Wang Yibo di sambut hangat oleh Xuanlu. Setelah kepergian Wang Yibo, Xuanlu segera menghampiri adiknya yang sudah berbaring di ranjang kamarnya. Xuanlu duduk di samping Xiao Zhan yang tengah berbaring. Setengah wajahnya tertutupi dari punggung tanggannya.

"Kau lelah Zhan?"
"Emn"
"Tadi kemana saja?"
"Hanya ke Studio dance nya, dan ke rumah pribadinya. Besok aku masih diajak kesana jie... Katanya dia mau renovasi rumahnya"
"Ah, persiapan sebelum kalian menikah?"
"Jie...! jie jie sendiri kapan pernikahannya? Kapan keluarga Cao kemari?"
"Nanti malam Zhan"
"Hah" pekik Xiao Zhan langsung duduk
"Kenapa?"
"Mendadak sekali jie? Papa mama bisa?"
"Bisa... Kau istirahatlah sebentar. Bagaimanapun kau harus menemui mereka nanti" ujar Xuanlu
"Serius?" gumam Xiao Zhan 'benar aku harus tidur. Atau akan kejadian buruk padaku nanti' batin Xiao Zhan

Tibalah saatnya keluarga Cao datang. Karena Cao Yuchen sudah tidak mempunyai ibu, karena ibunya sudah meninggal, jadi yang datang hanya Cao Yuchen, Cao Zanjin, dan papanya Cao Xiaohai. Mereka di sambut ramah oleh keluarga Xiao. Pembicaraan tentang mencari tanggal baik sedikit sulit. Setelah di tetapkan, 4 bulan lagi adalah hari pernikahan Xiao Xuanlu dan Cao Yuchen. Setelah ngobrol banyak akhirnya keluarga Cao pulang. Xiao Zhan rasanya sudah sangat lelah. Ia langsung undur diri untuk tidur.

"Kau pucat, kau baik-baik saja Zhan?" tanya Zhuocheng
"Hanya sedikit lelah. Aku kekamar ya" kata Xiao Zhan yang berjalan pelan sambil memegang dadanya yang mulai sesak
"Jujurlah Zhan. Kau keringat dingin begini" ujar Zhao Wei menyusul anaknya
"Pusing. Sudah tidur tapi tetap saja. Nyeri dada. Ini sampai punggung rasanya" ujar Xiao Zhan
"Kerumah sakit.. Cepat! A-Cheng siapin mobil. Lulu ambil obat jantung Zhanzhan" ujar Zhao Wei
"Aku gakpapa ma..." ujar Xiao Zhan
"Ma... Obatnya habis" ujar Xuanlu
"Tuan mobilnya siap" ujar sopir
"Biar saya yang nyetir" ujar Zhuocheng karena Zhuocheng selalu bisa naik ugal-ugalan namun tetap aman

Xiao Zhan segera dibawa masuk kemobil.

"Kamu makan apa? Kamu minum alkohol?" tanya Leoku
"Iya pa, kemarin... aku memang minum. hanya... satu botol" Leoku yang mendengar jawaban Xiao Zhan hanya menggelengkan kepala
"Kau makan apa?"
"Semua...."
"Zhan... Kau lupa? Tidak boleh minum alkohol! Kemarin juga ada babi asap, junk food kau makan?" tanya Zhao Wei
"Sedikit... ma... Tidak...banyak. Aku sudah minum obat alergiku juga ma. Aman"
"Aman? Alergimu aman. Jantungmu!! Berfikir sebelum makan!!! Sial aku juga bodoh tidak mengawasimu" umpat Zhoucheng
"Inhaler Zhan dimana A-Cheng?" ujar Xuanlu
"Ini" ujar Zhuocheng lalu merogoh kantong bajunya dan memberikannya ke Xuanlu

Wang Yibo yang merasakan perasaan tidak enak. Wang Yibo berinisiatif menelpon Xiao Zhan namun sampai lama, tidak diangkat. Wang Yibo tidak kehabisan akal, ia meminta Liu Haikuan menelpon Zhuocheng.

"A-Cheng, adik Zhan kemana? Yibo tidak bisa menghubunginya"
'Kami menuju rumah sakit. Sepertinya jantung A-Zhan kambuh Ge'
"Rumah sakit dimana?"
'Qishan'
"Baik kami akan segara kesana' ujar Liu Haikuan lalu menutup sambungan telponnya
"Kenapa ge? Siapa yang di rumah sakit?x
"Adik Zhan bo... Jantungnya kambuh"
"Ayo kita kesana ge"

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang