[Part 19] : Kepribadian Lainnya

2.3K 169 3
                                    

Playlist_song by :
Mozart - Lacrimosa But Humanity Has Ended

~ Selamat Membaca ~

🌑🌑🌑

Masih dimalam dingin yang sama, dan suasana seolah semakin dingin.

"Dimana brangkas itu?" Tanya Xella dengan sorot mata dingin nan tajam.

"A,,apa yang anda maksud miss Xella. Sa,saya ti..tidak paham." Gugup Jeno, meneguk ludah kasar. Matanya sibuk, menatap Xella waspada dan sesekali melirik kebawah tepat dimana gunting yang tadi dia pegang terjatuh.

Dukh!

"Ku mohon miss Xella, ku mohon lepaskan aku. Aku berjanji tidak akan membuat ulah." Sergahan lain terburu-buru dari Jeno. Berlutut dengan posisi tangan saling menangkup.

"Jangan memohon, tadi kau bilang sekarang memohon dilepaskan. Aku bahkan belum melakukan apapun. Tunggu setidaknya kau merasakan rasa sakit bagaimana jantungmu dilepas dari tubuhmu." Balas Xella dingin.

Bukannya tidak paham, Xella melihat dengan jelas jika Jeno berpura-pura. Terlebih, lutut Jeno menutupi gunting yang jatuh tadi. Sangat terlihat kontras meski diruang temaram, jika Jeno berusaha mengambil kembali gunting tersebut.

"Miss Xella aku benar-benar tidak tahu apa maksud mu. Ak-" sela Jeno terhenti. Matanya melotot sempurna melihat kunci yang ditunjukan secara terang-terangan didepannya.

"Ini kan yang kau cari?" Tanya Xella tidak berminat. Dan kembali memasukan kunci yang dia tunjukan tiba-tiba kedalam saku jaketnya.

"Da,,dari mana k-" cicit Jeno kembali terjeda. Namun, jemarinya bergerak perlahan dalam diam meraih gunting dibawah lututnya.

"Sintya." Jawab Xella singkat, dengan sengaja menyunggingkan senyum ejekan.

Mendengar itu, sontak saja Jeno kembali teringat kejadian tadi pagi disekolah. Saat Sintya entah kerasukan apa, membelikannya hot coffe pagi-pagi sebelum kelas pertama dimulai. Dan sialnya, coffe itu tumpah dicelananya. Yang membuat Jeno sekarang sadar, kalau itu sengaja.

Seharusnya dia tersadar ada yang tidak beres dengan kebaikan Sintya. Sedang Jeno sendiri tahu, jika Sintya sebelas duabelas dengan Xella. Sama-sama membencinya.

Dengan mata nyalang, dan mencengkram kuat gunting ditangannya. Jeno, kalap tanpa bisa mengendalikan emosinya.

"Memberikan beasiswa gratis pada murid smp miskin agar mau masuk kedalam SMA Victor, dan membantunya seolah berjuang juga mendapatkan beasiswa diluar negeri. Siapa yang menyangka, alasan para peraih beasiswa murid miskin tidak pernah kembali adalah." Terjeda, Xella sengaja menjeda kalimatnya.

"Karena mereka sudah mati." Tekan Xella.

"Diam pelacur rendahan." Desis Jeno.

"MATI SAJA SANA!" Teriak Jeno kencang, berdiri dengan cepat dan mengatunkan gunting ditangannya kearah wajah Xella.

Srett,, brak!

Bugh!

"Akh!" Pekik Jeno sakit.

Dengan sigap, Xella langsung menghindar dan menangkis tangan Jeno dengan kakinya. Membuat gunting di tangan Jeno kembali terlempar jatuh kelantai.

Strong Mother ✓ [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang