[Part 84] : Kenyatan Dalam Sekejap

983 112 5
                                    

Playlist_song by :
Bella Poarch - Living Hell

~ Ramadhan Mubarak ~
| Marhaban Ya Ramadhan |
| Selamat Menunaikan Ibadah Puasa |

~ Selamat Membaca ~

🌹🌹🌹

Brukhhh!

"Akhh!" Pekik Zyan terkejut.

Dirinya yang hendak mencium Xella. Seketika tangan diwajah Xella, langsung Xella raih dan memelintirnya kuat. Tanpa peduli status pria tersebut yang merupakan mantan sahabatnya. Xella mencekik dan mendorong kuat hingga punggung Zyan terbentur dinding.

Ciuman Zyan gagal total.

"Ck! Kau pikir aku sebodoh itu." Decak Xella, semakin mencengkram kuat leher Zyan dan tangan Zyan yang ada dalam genggamannya.

Bahkan tidak peduli jika wajah Zyan sudah merah padam akibat cekikannya.

"Kau bilang misi ini hanya alasan agar kau bisa mencegahku kembali ke Istanaku? Agar aku tidak hancur di bangunan megah itu? Zyan, semakin ku lihat kau semakin manipulatif. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang." Ucap Xella sinis. Matanya menatap tajam pada Zyan.

"Aku, aku tidak berbohong Xe. Itu yang terjadi sebenarnya." Cicit Zyan mencoba melepaskan cekikan Xella dengan tangan satunya. Tapi, sia-sia.

"Kalau begitu biar kutanya. Apa kau termasuk bagian dari ini semua?" Tanya Xella datar. Terus mencengkram kuat leher Zyan, bahkan darah segar terlihat menetes dijemari Xella. Kulit leher Zyan tergores akibat kuku tajam Xella.

Srakk!

"Akhh!" Pekik Zyan pasokan udara semakin terasa sedikit, terlebih kakinya mulai melayang diudara. Xella berhasil mengangkatnya.

"Katakan brengsek! Kau sungguh ingin mengurus kasusmu sendiri atau kau termasuk dalam bagian kasus ini?" Desis Xella menajam.

"Ma,aaf. Maaf Xe." Cicit Zyan menatap Xella sendu.

Brakk!

"Hahhh,, hahh." Deru nafas Zyan terengah-engah.

Tubuhnya tersungkur dilantai tepat setelah Xella melepaskan cekikannya.

Dukhh!

Dengan tanpa belas kasih lagi. Xella berjongkok dan mencekal dagu Zyan kasar dengan jarinya, hingga kepala belakang Zyan terbentur dinding.

"Anggap saja aku menerima penjelasan itu. Anggap saja aku setuju dengan penjelasan yang kau katakan itu. Menjadikan misi ini sebagai alasan agar aku tetap disini sampai penobatan kakak tertuaku. Tapi, apa alasanmu bergabung dengan organisasi menjijikan ini?" Desis Xella tepat didepan wajah Zyan.

"Aku yakin kau sudah tahu." Jawab Zyan singkat, menatap nanar Xella.

"Jadi bukan Abraham dalangnya. Tapi, orang yang memintaku mengerjakan ini." Gumam Xella tersenyum kecut, lalu melepaskan cekalan didagu Zyan dengan kasar.

Berdiri dengan kedua tangan terkepal kuat.

"Biar aku susun semuanya. Kau dalang utamanya, lalu kau menjadikan ayahmu sebagai tameng dan menjadikan dalang hanya dengan dalih kalian ingin menghidupkan kembali wanita tua yang bahkan harusnya dia sudah mati sejak lama." Racau Xella sinis.

Strong Mother ✓ [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang