[Part 72] : Menuju Gejolak Perpisahan

1.1K 113 3
                                    

Playlist_song by :
Just Stef - Miss U Miss Me (Acoustic)

~ Ramadhan Kareem ~
| Marhaban Ya Ramadhan |
| Selamat Menunaikan Ibadah Puasa |

~ Selamat Membaca ~

🌹🌹🌹

Masih ditempat dan suasana yang sama.

Davia menundukan wajahnya. Keraguan tiba-tiba menyerangnya. Bukan karena dia tidak ingin pergi dengan putrinya. Tapi, Davia tidak bodoh sampai tidak merasakan kalau ada kejanggalan dalam kepergian mereka nanti. Terlebih, mereka harus pergi dengan usiran halus dan secara diam-diam. Tanpa siapapun tahu. Hingga, kembali mendongakan wajah. Kali ini Davia menatap wajah tenang Xella.

"Apa ada hubungannya dengan Keano?" Tanya Davia serius.

Xella tersentak pelan mendengar hal tersebut. Lidahnya terasa kelu sekedar untuk menyangkal. Dan Davia melihatnya.

Reaksi spontas Xella, adalah jawaban telak untuk Davia. Tersenyum miris, tanpa sadar jemarinya meremas pelan ujung map berukuran sedang yang dia pegang.

"Aku tidak tahu harus bagaimana. Meski aku tahu dia brengsek. Tapi, mungkin aku tidak sekuat dirimu yang menahan diri. Entah apa kesalahannya. Apa sungguh seburuk itu?" Lanjut Davia berucap lirih, namun matanya memancarkan sendu pada Xella.

"Hm, keburukan yang mungkin akan membawamu kembali kedalam rumah sakit jiwa." Jawab Xella dingin. Sengaja, tidak menjelaskannya. Cukup memberi tahu efek apa yang terjadi pada Davia jika wanita didepannya itu.

Mendengar itu, rasa sesak didalam dada Davia semakin menguat. Oksigen seolah tiba-tiba menipis, matanya menatap terkejut saat ternyata Xella tahu riwayat kesehatan mentalnya.

"Aku mengerti. Kurasa aku tidak perlu mendengarnya. Kali ini aku akan setuju apapun keputusanmu. Asal aku tidak berpisah dengan Kyra." Sahut Davia mencoba tenang, menganggukan kepala pelan.

Kali ini Xella yang tersenyum miris.

"Tenang saja. Surat cerai kalian akan aku urus." Balas Xella santai.

Membuat Davia mengernyit bingung. Apa harus sampai sejauh itu. Ah salah, Davia akan pergi dengan Kyra bertahun-tahun tanpa sepengetahuan Keano. Jadi Xella benar. Bercerai adalah keputusan terbaik agar tidak ada lagi ikatan dengan pria brengsek itu. Tanpa bertanya lebih jauh, Davia memilih mengangguk setuju.

Tanpa sepatah kata lagi. Ketiganya berdiri keluar.

Farhan dengan telaten, membawakan koper Davia kedalam mobilnya. Saat Farhan membukakan pintu mobil bagian depan, Davia hanya tersenyum kecil. Dan memilih duduk dibelakang.

Brakk!

Meski sedikit tersinggung, Farhan akan menganggap itu sebagai sikap Davia yang canggung terhadapnya. Dan memilih masuk juga kedalam mobil dengan dirinya yang mengemudikan.

Matanya melirik sekilas kearah kaca spion dalam mobil. Dimana Davia terlihat beberapa kali menghela nafas entah gugup atau lelah. Dan tanpa sengaja mata mereka bertemu dikaca spion dalam mobil tersebut. Membuat keduanya tersenyum canggung.

"Kyra tidak suka jika harus duduk dikursi belakang. Dia bisa marah hingga berhari-hari hanya karena dirinya duduk dikursi belakang. Kecuali jika dia pergi dengan supir, dia akan menjadi orang yang menolak keras duduk dikursi samping supir." Jelas Davia tenang, memberi tahu alasan dirinya menolak duduk dikursi penumpang bagian depan.

Farhan yang mendengar itu sedikit lega, dan mengangguk paham.

Jemari kokohnya mulai melajukan mobilnya dengan santai menuju sekolah.

Strong Mother ✓ [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang