[Part 92] : Perasaan Lembut Sang Ayah

1.1K 112 7
                                    

Playlist_song by :
Troye Sivan - Strawberries & Cigarettes

~ Ramadhan Mubarak ~
| Marhaban Ya Ramadhan |
| Selamat Menunaikan Ibadah Puasa |

~ Selamat Membaca ~

🍁🍁🍁

Seperti musim semi yang tengah turun. Tepat setelah Ruang ICU kembali heboh karena sang Leader Of Leaders telah sadar, kini semua rekan anggota Death Hole telah kembali wajahnya.

Senyum lebar dan tangis haru pecah memenuhi hampir seluruh penjuru DH Hospital.

Meski itu kabar gembira. Tapi, berbeda dengan Xella. Chris masih belum bisa dilepas peralatan medis yang menempel ditubuhnya. Bahkan selang oksigen, juga masih terpasang rapi dihidungnya.

Tidak peduli akan hal itu, Chris tetap merasa lega dirinya baik-baik saja. Terlebih sosok Xella yang kini duduk disamping ranjangnya.

Sama dengan Xella yang melihat dengan jelas detik-detik ledakan saat itu. Meski terkena tembakan, Chris masih sadar sepenuhnya saat ledakan itu berhasil membuat Xella terlempar jauh dari hadapannya. Sebelum reruntuhan menguburnya.

Tersenyum tipis, Chris membalas genggaman tangan Xella dijemarinya dengan lemah.

Padahal malam itu, Chris pikir dia tidak akan selamat. Dia bahkan sudah meminta pada sang pengendali takdir, agar nyawanya digantikan dengan jaminan kebahagiaan Xella.

Tapi ternyata dunia belum ingin melepaskannya. Atau seperti kata Xella kala itu,

Kematian belum ingin menyambut kedatangan mereka.

Sedang Xella, kini dengan kepala sedikit berdenyut. Xella tetap menyandarkan kepalanya miring diatas ranjang rawat Chris, tepat disamping jemari mereka yang saling menggenggam.

"Ku pikir kita akan pergi dan bahagia disana bersama." Gumam Xella lirih, menyatukan dahinya pada punggung tangan Chris.

Mendengar itu, Chris menatap penuh arti kearah atap ruang ICU. Dirinya tidak membalas, karena dirinya pun sempat berpikir hal yang sama dengan Xella. Namun, ibu jari dalam genggaman mereka tetap dia gerakan mengusap lembut tangan Xella.

"Me too." Balas Chris pelan. Tapi tetap terdengar jelas ditelinga Xella.

"D marah besar karena kita terluka." Ucap Xella mengalihkan pembicaran.

Tidak peduli dirinya yang memulai pembicaraan, Xella ternyata tidak suka membicarakan kematian mereka berdua.

"Aku sudah menduganya. Dia bahkan tidak mau melihat wajahku saat pergi tadi. Kira-kira hukuman apa yang akan D berikan pada kita?" Sahut Chris terkekeh pelan.

"Aku tidak tahu, tapi mungkin. Kita harus siap-siap kembali pergi ke California lagi." Jawab Xella asal, tersenyum tipis.

"Maksudmu kita harus memerah sapi lagi, seperti dulu?" Sahut Chris masih dengan terkekeh pelan saat ingatannya kembali terbayang akan hal tersebut.

"Yupss,, bayangkan jika rekan kita tahu. Seorang Chris yang notabenya adalah Leader Of Leaders harus memerah susu sapi dengan tangannya sendiri hingga dua puluh liter. Astaga, aku masih memiliki foto mu. Aku yakin kau akan ditertawakan mereka semua. Hahahaa,," balas Xella tertawa pelan, kali ini dengan perlahan membuka telapak tangan Chris dan menempelkan pipinya disana.

Strong Mother ✓ [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang