[Part 90] : Ingatan Yang Menyayat

1K 106 12
                                    

Playlist_song by :
7!! - Orange (Underwater Version)

~ Ramadhan Mubarak ~
| Marhaban Ya Ramadhan |
| Selamat Menunaikan Ibadah Puasa |

~ Selamat Membaca ~

🍁🍁🍁

ICU Room, DH Hospital, Texas.

Cklekk!

Dengan raut wajah tanpa ekspresi, D membuka pintu tempat dimana Xella dan Chris dirawat bersebelahan.

Sontak saja Arexa dan Farhan yang memang sejak tadi sudah berada didalam ruangan, langsung berdiri berdampingan. Dengan Arexa yang menundukan wajah, hatinya menciut tidak bernyali menatap wajah D.

Namun, seolah D membutakan matanya. Dirinya tidak menatap sama sekali kearah Arexa dan Farhan. Memilih masuk, dan berdiri diujung dekat ranjang Chris tengah dirawat.

Seolah Farhan paham maksud D, dengan cepat Farhan menarik Arexa keluar dari ruang tersebut. Dan kembali menutup pintu dengan pelan dan rapat.

Meninggalkan D, yang kini sudah duduk dikursi antara ranjang rawat Xella dan Chris. Memilih duduk menghadap pintu, dengan wajah tertunduk dan kedua tangan saling bertautan mengepal kuat.

Dalam diam, D kembali mengingat penggalan kenangan yang hanya dirinya serta yang bersangkutan mengingatnya.

~

Penggalan Kilas Balik

•••

Sosok D yang masih muda, terkejut melihat anak kecil berumur tujuh tahun tengah dikeroyok dengan kumpulan anak remaja.

Entah dari mana ketukan hati dalam dadanya, D langsung menghentikan laju mobilnya ditepi jalan. Dan langsung membubarkan perkelahian tidak seimbang itu.

Dengan dada gemuruh, D langsung berjongkok didepan anak laki-laki itu. Dan membantu mengusap pelan darah yang keluat dari sudut bibir anak itu.

Sedang anak itu hanya menundukan kepala. Bukan takut, tapi tubuhnya gemetar menahan tangis. Sontak saja, jemari D yang berada diwajah anak itu langsung terhenti. Hatinya berdenyut nyeri. Merasa seolah sang Takdir sengaja membuatnya mendekat pada anak ini.

"Siapa nama mu?" Tanya D dengan suara boritonnya. Tangan kirinya mengusap bahu anak tersebut, mencoba menyalurkan perasaan nyaman bahwa bersamanya semua akan baik-baik saja.

Menggeleng, anak kecil dengan wajah tertunduk menatap tepi jalan itu hanya bisa menggeleng pelan. Berhasil membuat D mengerutkan dahi bingung.

"Baiklah, kalau kau tidak ingin memberitahu ku." ucap D mengangguk paham. Yang dibalas dengan keterdiaman.

"Dimana rumahmu?" Lanjut D bertanya ragu, dia bahkan tidak yakin anak tersebut memiliki rumah.

"Aku tinggal di panti asuhan. Tapi, bibi bilang. Aku makannya banyak, dan menyusahkan. Itu sebabnya mereka membuangku disini." Cerita anak tersebut, tersenyum tipis.

Kembali membuat D, yang juga berasal dari jalanan. Sangat memahami anak tersebut.

"Ikutlah denganku. Kau bisa makan banyak disana." Ajak D tersenyum tipis.

Strong Mother ✓ [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang