[Part 58] : Alasan Yang Terkuak

1.6K 104 6
                                    

Playlist_song by :
Shaed - Trampoline (Jauz Remix)

~ Ramadhan Kareem ~
| Marhaban Ya Ramadhan |
| Selamat Menunaikan Ibadah Puasa |

~ Selamat Membaca ~

🌑🌑🌑

Mencengkram kuat setir kemudi. Xyan menatap kedepan dimana menampilkan pintu Utama Company. Sudah beberapa jam yang lalu, sang ayah kembali masuk kedalam kantor tersebut.

Bahkan penampilannya juga sudah kembali berubah rapi. Semakin menyulut amarah dalam diri Xyan.

Dirinya bahkan sudah beberapa kali ditegur sapa dengan ramah penjaga pintu, bertanya apakah ada masalah yang tentu saja dia jawab datar untuk jangan ikut campur.

Kenangan akan malam hangat beberapa tahun lalu bersama Xella kembali terngiang.

'sial! Sekarang aku mengerti kenapa wanita adalah racun. Dia sangat mematikan, aku selalu gagal fokus setelah dia kembali muncul dalam jarak pandangku.' batin Xyan bergejolak.

Ingatan akan Xella yang melepaskannya begitu saja dan tidak membunuhnya. Semakin membuat Xyan menggertak marah.

Cklekk,
Brakk!

Tanpa pikir panjang, ah salah setelah berpikir cukup panjang. Ini keputusan final Xyan. Dirinya sudah lelah, dan akan menyerah.

Mengabaikan sapaan hormat para karyawannya. Xyan menaiki lift khusus para petinggi yang sedikit bersyukur sedang kosong.

Lantai sepuluh adalah tujuannya. Dimana kantor CEO dan Komisaris ada disana.

Ting!

Lift terbuka, dengan langkah tergesa Xyan menuju ruang Komisaris. Dimana ruang sang ayah berada.

Cklekk!

Pintu terbuka dari dalam, menampilkan Zyan yang juga baru saja keluar dari dalam ruang tersebut.

Keduanya berhenti dan saling bersitatap dengan tajam. Bukan hal baru melihat keduanya saling lempar tatap seolah saling membunuh.

"Aku tidak tahu apa yang papa rencanakan padamu. Tapi, jika sampai itu semua merugikan Xella dan kau ada sangkut pautnya. Membunuhmu bukan lagi pertimbanganku, sekalipun kau adikku. Ingat itu baik-baik Xyan Utama." Ucap Zyan lirih namun tajam, dengan wajah mengeras penuh amarah.

Mendengar kata 'Xella' keluar dari bibir sang saudara. Dengan cepat, Xyan mencekal lengan Zyan yang hendak pergi melewatinya. Bersamaan dengan pintu ruang Komisarin tertutup sempurna.

Kembali saling lempar pandang penuh kebencian. Xyan teringat akan perhatian yang Zyan berikan pada Xella kala itu, ketika Xella mengamuk tidak jelas dikantor mereka.

"Apa hubunganmu dengan Xella?" Tanya Xyan tajam menuntut penuh jawaban dari pertanyaannya.

Zyan yang mendengar pertanyaan konyol saudaranya hanya tersenyum miring, dan mencekal pergelangan tangan Xyan yang memegang lengannya.

"Yang jelas, aku mengenalnya lebih dulu daripada dirimu. Dan," sahut Zyan terjeda. Kembali mengingat sepenggal kalimat sang ayah ketika didalam ruang Komisaris tadi.

Strong Mother ✓ [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang