Playlist_song by :
The Purge~ Selamat Membaca ~
🌑🌑🌑
"Papa?" Panggilan Ervan, berhasil menghentikan obrolan Xella dan Zyan.
Keduanya sontak mengalihkan tatapan mereka kearah suara. Dimana Ervan dan Lily sudah berdiri dengan jarak tiga langkah dari mereka.
"Aku tidak tahu kalau papa dan miss Xella dekat." Ucap Ervan dengan tatapan penuh menyelidik.
"Kalau begitu saya permisi dulu pak." Pamit Xella tidak minat menjelaskan.
Sebab menjelaskan pada dua muridnya itu bukan katagori masuk dalam ranah tugasnya. Bahkan Xella mengabaikan tatapan menuntut penjelasan dari Lily. Memilih pergi tanpa menoleh, melewati Ervan dan Lily.
Rasa kesal akibat perdebatan dengan Zyan menguras emosinya. Dan Xella malas jika harus masuk dalam perdebatan yang ketiga kalinya dalam pagi ini.
Hingga matanya tertuju pada rekan gurunya yang sudah menunggu diujung tangga. Sangat kentara menunggunya sebab mata rekan gurunya itu menatap tajam kearahnya.
Tanpa berbicara, Xella paham jika mata itu memberinya kode agar dia mengikutinya. Malas berdebat, Xella memilih diam dan setuju untuk ikut.
Gudang!
Xella mengernyit tidak paham kenapa rekan gurunya ini mengajaknya kegudang. Alih-alih tempat rapat, atau atap sekolah.
"Kita bukan para murid yang harus membicarakan sesuatu diam-diam didalam gudang miss Sintya." Ucap Xella santai, namun matanya sedikit takjub akibat gudang yang harusnya kotor penuh debu. Tapi, gudang ini tidak.
Semuanya tertata rapi, dan bahkan bisa dibilang bersih. Lebih bersih dari pada kelas yang notabenya suka berantakan akibat ulah para murid.
"Apa yang kau lakukan pada simesum itu?" Tanya Sintya tanpa basa basi. Berbalik menatap tajam Xella
Sintya sudah tidak bisa mengendalikan pikirannya. Sejak menghilangnya Jeno tiba-tiba dalam semalam. Pikiran itu terus menganggunya.
"Sudah kuduga." Gumam Xella, tersenyum kecil.
"Jawab saja." Tekan Sintya.
"Aku yakin kau tahu jawabannya, maybe." Jawab Xella singkat, masih dengan nada santainya.
Bahkan Xella tidak segan melangkah pelan, melihat-lihat sekeliling.
"Anggap itu benar, sekalipun jawaban dalam otakku tentang kematian?" Entah bertanya atau Sintya hanya ingin memperjelas pernyataannya.
"Yah,, sekalipun tentang kematian." Balas Xella memperjelas. Menghentikan langkah kecilnya, dan berbalik ikut membalas tatapan tajam Sintya.
Jawaban dan tatapan serius Xella, mampu membuat Sintya meneguk ludah. Entah takut atau cemas. Bukan takut pada Xella, tapi ini menyangkut tentang kematian. Hal yang sangat mengerikan untuk membalas perbuatan keji seseorang.
"Aku tidak tahu kalau seorang guru memiliki lisensi untuk menggunakan senjata api." Ucap Sintya lirih, namun masih dapat didengar jelas oleh Xella.
"Aku tidak berniat memata-mataimu atau mencari tahu hal lebih tentang itu. Tapi, kemarin aku tidak sengaja menjatuhkan hand bag milikmu." Cerita Sintya dengan gemuruh gugup dihatinya.
~
"Mohon untuk nilai tambahan para murid segera dikumpulkan, saya ingin mengechek kembali semuanya." Ucap Sintya mengumumkan tiba-tiba. Meski tidak semua guru ada dimejanya. Sebab beberapa guru masih sedang dalam kelas mengajarnya, termasuk Xella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Mother ✓ [Tamat]
Action18+, 21+ warning! anak kecil dilarang membaca! ~ Book 1 : Strong Mother Genre : Action Family ••• Kisah seorang Xella yang diceraikan suaminya Keano tepat disaat dirinya tengah hamil muda. Diceraikan tepat saat hari Anniv, hari yang dimana dirinya b...