Strong Mother ✓ [Tamat]

[Part 42] : Ketenangan Sebelum Badai

Playlist_song by :
Ost The K2 - The Witch's Advice

~ Selamat Membaca ~

🥀🥀🥀

UGD, Utama Hospital.

Xella duduk termenung, menatap kosong kedepan. Dimana ruangan didepannya tempat Gevan dirawat dan dalam keadaan koma, sedang ruang dibelakang Xella tempat Kyra dirawat.

Sedang Zyan dan Ervan hanya mampu diam dan menatap cemas pada Xella, dimana keduanya duduk dikursi tunggu depan Xella.

Xella mungkin terdiam dan tenang, tapi jemarinya saling meremas kuat. Ingatan akan dirinya mendapati Kyra terkapar dengan keadaan mengenaskan, alias dimana pakaian Kyra terbuka. Bahkan Kyra hampir dikatakan telanjang. Hanya T-shirt yang menempel ditubuh Kyra. Sedang celana jeans dan celana dalam Kyra, sudah dalam kondisi turun hingga kaki. Luka memar juga terdapat dalam tubuh Kyra. Terlebih darah yang terus mengalir dari kewanitaan Kyra.

Dan Xella tidak bodoh, jika itu adalah kasus pemerkosaan.

Begitupun dengan Zyan dan Ervan, keduanya juga tahu apa yang terjadi. Sedikit menyesal karena keduanya telat datang.

Mengerjapkan mata, Xella sebisa mungkin menahan air mata yang hendak lolos dari pelupuk matanya. Ingatannya kembali pada pembicaraan dokter yang menangani Kyra dan Gevan setengah jam yang lalu.

"Maaf nyonya, setelah pemeriksaan menyeluruh. Putri anda sudah benar-benar diperkosa. Selaput dara milik putri anda sudah pecah. Namun yang ingin saya sampaikan, ada kemungkinan infeksi jika tidak ditangani. Saya akan meminta dokter kandungan untuk menangi bagian tersebut dengan baik agar terhindar dari infeksi."

"Ada kemungkinan putri anda mengalami Rape Trauma Syndrome (RTS) merupakan salah satu respons alami seseorang akibat trauma pemerkosaan. Terdapat beberapa gejala yang dialami oleh pengidapnya seperti mudah terkejut, takut, dan cemas. Selain itu, sindrom RTS ini juga dapat menimbulkan gangguan fisik seperti insomnia, mual, sakit kepala, dan muntah. Bahkan tidak jarang korban pemerkosaan juga mengalami Hypoactive Sexual Desire Disorder yaitu mengalami penurunan hasrat seksualnya atau keengganan untuk berhubungan seksual."

"Ini hanya diagnosa saya sebagai dokter, akan lebih baik kita juga mendatangkan psikolog untuk menangani mental putri anda saat bangun nanti."

Kalimat dokter wanita paruh baya yang menangani Kyra, terus terngiang dibenak Xella.

Zyan yang melihat nafas Xella memburu, berdiri dan mendekati Xella.

"Aku sudah menghubungi kediaman Lusinder, dan keluarga Pramudita. Mereka sedang dalam perjalan." Ucap Zyan mesko ragu, dirinya memberanikan diri duduk disamping Xella.

Jemarinya baru saja akan terulur menyentuh kepalan tangan Xella.

"Jangan menyentuhku Zyan. Saat ini rasanya aku akan hilang kendali. Kumohon biarkan aku sendiri dengan pikiranku." Ucap Xella dengan pandangan kosong kedepan.

Mendengar itu, Zyan kembali menarik uluran tangannya.

"Xe, ini bukan salahmu. Percayalah, Kyra akan baik-baik saja. Aku akan datang psikolog terbaik didunia untuk Kyra. Jadi tenanglah, semuanya akan baik-baik saja." Ucap Zyan menenangkan, yang mungkin hanya sia-sia.