bab 28

4.3K 119 0
                                    


"Allah akan menghapus perasaanmu jika memang orang itu tak pantas untukmu"

_AdibaPutri_

Tandai typo!!

VOTE NYA JANGAN LUPA!!

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Adiba kini sudah keluar kelas bersama para sahabatnya.

"Ngomong-ngomong alin balik jam berapa?" Tanya Adiba.

"Dia balik setelah istirahat deh kayanya soalnya pas bel masuk kita tinggal dikantin sama Vano juga" balas Vania yang diangguki keduanya.

Mereka berbincang dan bercanda ria ternyata didepan sana ada tiga lelaki yang diketahui para sahabat Ares. Mereka berjalan menuju parkiran.

Adiba mengernyit bingung Karna tak mendapati Ares disana. Karna penasaran ia pun mencoba bertanya lewat pesan kepada sang suami tapi tak kunjung ada balasan.

Melihat Adiba yang tiba-tiba berhenti membuat ketiganya kebingungan.

"Kenapa Dib?" Tanya Vania yang berada disebelahnya.

Adiba menoleh menatap Vania dan kedua sahabatnya.

"Ngga, aku lagi chat Ares" jawabnya membuat mereka mengangguk.

"Loh itu sahabatnya Ares kan? Tapi kok aresnya ngga ada" ujar Amel membuat mereka mengalihkan atensinya.

Mereka segera menghampiri ketiga sahabat Ares yang masih duduk dimotor mereka.

"Maaf. Kalian ada liat Ares ngga ya" tanya Adiba langsung mengalihkan perhatian mereka.

"Oh Ares. Dia masih dikelas gak tau tuh dari tadi uring-uringan Mulu" balas Bian membuat para wanita itu mengernyit bingung.

"Coba Lo samperin deh Dib kekelas" saran Dipta.

Adiba mengangguk dan berpamitan pergi menyusul Ares. Dia harus tau mengapa suaminya masih dikelas dan apa tadi katanya? Uring-uringan?

Setelah sampai dikelas suaminya, dapat ia lihat Ares masih duduk santai dikursi paling pojok sambil bermain ponsel. Dia bermain ponsel tapi sedari tadi tak membalas pesannya.

Adiba masuk menghampiri sang suami yang masih tak sadar akan kehadirannya setelah tepat berada didepan Ares dapat ia lihat Ares yang kaget akan kehadirannya tetapi masih diam bahkan mengalihkan pandangannya kembali kepada ponselnya seolah tak melihat Adiba.

"Assalamualaikum" salamnya yang tak mendapat sahutan apapun setelah itu dia duduk dikursi depan Ares.

"Menjawab salam itu hukumnya wajib Loh" peringatnya yang membuat Ares menghela nafas.

"Walaikumsalam" jawabnya pelan yang masih terdengar ditelinga Adiba.

"Kok masih disini?"

Ares masih diam enggan menjawab pertanyaan Adiba. Dia malah kembali memainkan ponselnya.

"Ini udah sore loh bentar lagi juga ashar" ujarnya yang lagi-lagi tak mendapat sahutan.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang