bab 59

2.5K 72 0
                                    

Holaaa yeorobun 🥳🥳💜

Gimana-gimana masih nungguin kahh?

Oh iya aku mau konfirmasikan nama bundanya Ares, aku lupa Mulu mau kasih tau dan aku juga baru sadar ternyata nama bunda Ellen pas dibagian awal cerita itu Lena, beneran aku bener-bener baru ngeh.

Dan nama bundanya Ares itu Ellena jadi Lena dan Ellen itu orang yang sama ygy, yang mana itu bundanya Ares okeyy!

Niatnya juga nanti pas selesai cerita ini mau aku revisi nama² yang keliru dan alur² yang gak pas jadi untuk sekarang aku biarin gitu aja.

Dah jangan lupa VOTE! Dan pantengin sampe end!

Happy Reading
-
-
-
.
.
.
.
.


"Iya, Mas dan mba nya cari siapa ya" tanyanya ramah.

Adiba tersenyum ramah "kita anak nya papa Regan dan bunda Ellen Bu."

Bu siti ART tersebut melotot terkejut "ya Allah maaf to yo, non den si mbo Ndak tau." ujarnya dengan logat Jawa.

"Gapapa m-mbo?"

Mbo Siti mengangguk "Iyo, panggil saya mbo Siti non."

Adiba tersenyum mengangguk "oke mbo Siti."

"Papa sama bunda ada mbo?" Tanya Ares mengalihkan perhatian mereka.

Mbo situ langsung mengangguk "ada ada den. Mari masuk," ujarnya mempersilahkan.

Lalu mereka masuk, ternyata papa dan bundanya tidak ada diruang keluarga, kemudian mbo Siti datang menghampiri mereka lagi.

"Maaf non, den tuan dan nyonya sepertinya masih dikamar. Saya panggilkan dulu ya." pamitnya.

Mereka mengangguk, dan mbo Siti pun berjalan ke arah kamar kedua orang tuanya, untuk memanggilkan mereka.

Sementara Ares dan Adiba, duduk disofa ruang keluarga. Ares memperhatikan Adiba yang sedari tadi menatap bubur yang ada dimeja, membuat ia menepuk keningnya.

"Astagfirullah lupa, bubur kamu. Bentar ya, aku kedapur dulu ambil mangkok" ujarnya yang langsung pergi kedapur, untuk menaruh bubur itu di mangkok.

Melihat Ares yang berjalan cepat-cepat kedapur membuat ia terkekeh. Ares pasti tak ingin membuatnya menunggu lama, karena Adiba bilang dia ngidam makan bubur, jadi Ares tak ingin ngidam Adiba tertunda, karena dirinya yang lupa. Padahal Adiba biasa-biasa saja, toh dia juga bisa mengambil mangkok sendiri didapur, Ares saja yang heboh.

"Eh ada mantu bunda." celetuk seseorang membuat perhatian Adiba teralihkan.

Disana terlihat bunda Ellen dengan perut besarnya, sedang berjalan dan disebelahnya terdapat sang papa mertuanya, yang memapah istrinya agar tak jatuh.

Adiba langsung berdiri, dan menghampiri sang bunda lalu memeluknya. Dia juga sangat merindukan bunda mertuanya yang super baik itu.

"Bunda apa kabar" tanyanya melepaskan pelukan mereka, lalu dia beralih, menyalami papa mertuanya yang disambut dengan usapan hangat dikepalanya.

Bunda Ellen tersenyum lebar "baik dong, apalagi setelah liat mantu bunda yang cantik ini kesini. Kamu sendiri, gimana nak baik kan? Ares gak macem-macem kan Sama Diba?"

Adiba terkekeh mendengar penuturan sang bunda, belum juga dirinya menjawab suara Ares sudah mengalihkan perhatian mereka.

"Walaupun Ares macem-macem juga kan Diba istrinya Ares! Halal halal aja dong bund." balasnya.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang