bab 43

2.7K 97 0
                                    

Assalamualaikum

Holaaaa kembali lagi.
Jangan lupa VOTE sebelum baca okayyy👌

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

Setelah melewati pos kedua, kini mereka berjalan kepos selanjutnya yaitu pos tiga dimana disana Adiba serta teman-temannya yang berjaga dengan satu laki-laki sebagai ketua posnya.

Setelah sampai sana mereka kembali diberi pertanyaan namun bukan hanya sekedar mereka jawab melainkan mereka harus mempraktekan juga terutama sandi-sandi Morse kepramukaan dan semacamnya.

Mereka sempat mengeluh apalagi bian, Bagas dan Rian yang lupa bagaimana gerakannya.

"Bu bos tolong dong ganti pertanyaannya, gue ngga tau nih" keluhnya menatap Adiba melas.

Adiba menoleh dan berkata "itu pertanyaan yang udah kita bikin semudah mungkin dengan bantuan pak Wawan juga jadi gak bisa diganti" jawabnya.

"Mudah gimana, itu susah elah Bu bos. Masa sama anak sendiri gak bisa ditoleransi" ucapnya yang membuat semua orang menolehkan pandangan kepadanya.

Begitu pun dengan Ares yang langsung menoleh "Maksud Lo?!" Sewot Ares. Dia menatap tajam bian membuat nyali bian menciut.

"Hehe gaada maksud apa-apa bos. Kan Lo...Lo pacarnya Diba nah iya pacar Diba ja-jadi anggep aja gue nih anak kalian gitu" jawabnya gugup.

Adiba melotot kaget dengan jawaban bian.

"Gak ada! Enak aja Lo, gue gak sudi jadi bapak Lo!" Ucapnya dengan nada yang sangat tak bersahabat.

"Ya elah bos gitu banget Lo sama gue. Gue doain ntar anak Lo mirip gue!"

"Najis!"

"Ares!" Peringat Adiba sembari menggeleng menatap Ares.

Ares mendengus lalu kemudian mereka kembali melanjutkan pertanyaan-pertanyaan itu sampai semuanya selesai.

Setelahnya mereka kembali berjalan menuju pos terakhir.

~~~~~~

"Oke baik anak-anak. Di Pagi yang cerah  ini dan dihari terakhir kita berada disini, maka dari itu sebelum kita pulang sore nanti kalian boleh berjalan-jalan kemanapun bebas yang penting hati-hati, dan nanti siang kalian sudah harus ada ditenda masing-masing" intruksi pak Anwar.

Pagi ini mereka dikumpulkan dekat tenda guru untuk mendengarkan penjelasan pak Anwar. Karena hari ini hari terakhir mereka disini jadi pak Anwar membolehkan mereka untuk berjalan-jalan hitung-hitung Refreshing katanya.

"Ya sudah itu saja. Kalian boleh berkeliling sekarang" lanjutnya.

Mereka mulai membubarkan barisan dan berkeliling kemana pun yang mereka mau, asalkan nanti siang harus sudah kembali lagi.

"Yuk sayang" tiba-tiba Ares datang entah dari mana dan langsung menggandeng tangan Adiba membuat sang empu dan sahabat Adiba terkejut melihatnya.

"Ares! Kamu ngagetin aja sih" kesalnya mengusap dada.

"Hehe maaf" ujarnya cengengesan.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang