bab 64

2.2K 88 0
                                    


Happy Reading
-
-
-
.
.
.
.

Hari ini adalah hari pertama ujian kelulusan dimulai, Adiba maupun Ares sudah sangat siap melaksanakannya dengan baik.

Walaupun dalam keadaan sambil bekerja, tapi Ares tak melupakan kewajibannya sebagai seorang siswa untuk belajar. Dia juga sering curi-curi waktu kala tak sibuk untuk belajar begitupun Adiba yang belajar dengan sungguh-sungguh.

Sampai hari ini ujian kelulusan itu dimulai. Mereka tengah melaksanakan ujian dengan tenang dan hening, kebetulan Ares dan Adiba satu ruangan, karena semua kelas dua belas dicampur dan Adiba satu ruangan dengan kelas IPA 5 yaitu kelas Ares.

Ares duduk tepat dibelakang sang istri, sementara Adiba duduk dengan teman kelas Ares dan Ares pun duduk dengan teman kelas Adiba. Ya bisa dibilang selang seling.

Setelah menyelesaikan ujiannya dan tidak lupa di cek ulang, Adiba pun berjalan menghampiri meja guru dan memberikannya kepada guru pengawas.

"Sudah selesai Adiba?" Tanya Bu Rani.

"Sudah Bu."

Bu Rani mengangguk dan mempersilahkan Adiba untuk keluar kelas, karena yang sudah selesai memang dipersilahkan untuk keluar dari kelas agar tak mengganggu teman-temannya yang masih mengerjakan. Sebelum keluar kelas, dia melihat ke arah Ares yang tengah fokus mengerjakan.

Sementara itu, Ares sudah selesai mengerjakan dan memberikannya kepada guru pengawas. Dia juga keluar kelas mengikuti Adiba.

"Eh, si bos udah selesai itu?" Bisik bian, disebelah teman sebangkunya.

Orang itu menoleh lalu menatap Ares yang keluar kelas "udah kali."

Bian mendengus, karena teman-temannya yang sudah selesai mengerjakan dan meninggalkannya bersama Dipta yang juga belum selesai.

Melihat Dipta yang mulai berdiri, bian pun berkeringat dingin, apalagi saat Dipta menyerahkan kertas ujian itu ke pada guru pengawas dan keluar kelas.

"Eh diptasu Lo kok ninggalin gue." Ucapnya membuat mereka yang sedang mengerjakan menoleh.

"Siapa itu yang berisik?"

Mendengar itu, bian langsung meringis dan menatap guru pengawas didepannya.

"Hehe maaf Bu."

"Kamu ya bian, sudah selesai belum kamu ngerjainnya?!" Tanyanya galak.

Bian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "belum Bu. Dikit lagi ini."

Bu Rani menggelengkan kepalanya "ayo dikerjakan sampe selesai. Waktunya sebentar lagi habis."

Bian gelagapan dan kembali mengerjakan ujiannya dengan menggaruk kepalanya bingung. Dia menoleh menatap teman sebangkunya.

"Eh Anton. Nomor 15 apaan?" Tanyanya.

Anton yang dipanggil pun menoleh "ini lagi ujian yan! Gak boleh nyontek!"

Bian mendengus "yaelah cuma satu nomor doang. Apaan buruan!" Paksanya.

Anton menghela nafas "B." Jawabnya.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang