bab 33

4K 127 2
                                    


Jangan lupa VOTE sebelum baca!

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

"Menikah denganmu adalah pilihanku dan Menerima kekuranganmu adalah tugasku"

_AdibaPutri_

~~~~~~~~~

Kini keduanya telah berada di UKS dan kedua teman kelas Adiba yang memapah Ares juga sudah kembali kekelasnya.

Adiba masih mengobati luka suaminya. Dia meminta kepada PMR untuk ia saja yang mengobati memar dikaki Ares.

"Tahan Yaa kalo sakit bilang" dia dengan telaten mengobati memar Ares dengan obat merah membuat sang suami memejamkan matanya menahan perih dikakinya.

"Shhh sakit sayanggg" cicitnya memegang tangan Adiba yang masih mengobati memarnya.

Adiba menoleh mendapati wajah Ares yang menahan sakit "iya sebentar lagi tahan sebentar Yaa" ujarnya lembut.

Ia juga tidak tega melihat Ares yang kesakitan saat diobati olehnya tapi ia lebih tidak tega jika Ares berteriak kesakitan seperti tadi dikelas.

Setelah selesai Adiba membereskan obat merah serta kapas kedalam p3k kembali dan menaruhnya dimeja yang berada disana.

Dia melihat Ares yang terbaring di brankar UKS yang sedang memejamkan matanya. Adiba menatap Ares penuh kasihan.

Adiba mengelus kepala Ares membuat sang empu membuka kembali matanya. Ares menatap Adiba berkaca-kaca dan menarik pelan tangannya agar ia bisa memeluk tubuh ramping istrinya.

"Sakit hiks..." Lirihan itu terdengar ditelinga Adiba yang kini membalas pelukan Ares.

Dia mengusap punggung belakang Ares berusaha menenangkan.

"Udah jangan nangis kan kamu kuat" ujarnya menyemangati.

Namun tetap saja Ares masih terisak pelan dipelukan Adiba yang masih setia mengusap-usap punggung nya yang bergetar.

"Sakitttt...perrih. Sakitnya tuh sakiiittt bangettt hiks.." adunya membuat Adiba yang tadinya menatap kasihan menjadi tersenyum gemas dengan penuturan Ares.

Mira benar ternyata lelaki jika tengah menangis terlihat sangat lucu malahan ia yang tadinya kasihan kini malah menjadi gemas dengan tingkah Ares.

"Aku denger kan kamu suka tawuran. Itu kamu bisa tawuran lawan banyak orang tapi cuma jatuh ditangga masa malah nangis" ejeknya terkekeh pelan.

Ares yang mendengar ledekan Adiba langsung melepas pelukannya dan menatap Adiba kesal.

"Kalo gak bisa nenangin gak usah ngeledek!" Ujarnya kesal.

"Loh itu tadi aku nenangin, peluk kamu terus ngusap punggung kamu"

Ares mendengus mendengar jawaban Adiba "kalo gak ikhlas gak usah kesini!" Dia membelakangi Adiba membuat sang empu menahan tawa.

"Ya yaudah kalo aku gak boleh kesini. Harusnya aku tuh tadi dikelas aja udah gak usah temenin orang yang gak mau aku temenin" jawabnya melancarkan aksinya menjahili Ares.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang