bab 83

3.3K 137 14
                                    

Masih bersama IR disiniiiii yang belum selesai dengan cerita Ares.

Entah kapan cerita ini akan end saya pun masih belum rela pren cepet² endingin nih ceritaaa. Dimohon bersabar menunggu cerita ini happy end Yee pren. Soalnya saya bingung selesaikannya bagaimana. Huff...

Happy Reading all
-
-
-
.
.
.
.


Seminggu lebih dua hari pun telah terlewati dengan Ares yang harus bolak-balik kantor-apartemen-dan rumah Adiba. Sebenarnya ia sudah jarang pulang ke apartemen yang dibelikan papa nya itu, karena dia memutuskan untuk ikut tinggal bersama istri dan anaknya juga bersama satu sahabat sang istri, ia pulang ke apartemen hanya untuk mengambil barang-barang yang perlu dibawa ke rumah kecil Adiba.

Hari ini hari Sabtu yang dimana dia libur dari urusan kantornya, dia berniat mengajak istri dan anaknya pulang ke rumah untuk memberitahukan kepada keluarganya tentang Adiba yang masih hidup, karena setelah dia berhasil menemukan istrinya lagi dia belum mengabari keluarganya tentang itu. Dia ingin langsung membawa Adiba menemui mereka semua sebagai kejutan, dan hari ini niatnya itu akan ia laksanakan.

Adiba yang mengetahui niat suaminya itu sebenarnya masih ragu dan takut untuk pulang. Ia takut keluarganya itu tidak akan menerimanya lagi karena telah lama hilang dan tidak kembali dan ia juga merasa sudah sangat nyaman tinggal didesa ini, tetapi Ares berhasil membujuknya. Dia mengatakan bahwa semua orang yang ada dirumahnya sangat merindukannya dan mereka pasti akan sangat bahagia jika mengetahui Adiba masih hidup dan berkumpul kembali bersama mereka semua.

Setelah dibujuk dengan sedikit susah, akhirnya istrinya itu mau hanya sekedar main kesana dan memberikan kejutan. Karena jika untuk tinggal menetap Ares masih belum bisa, dia masih harus mengurus perusahaan yang berada disini dan niatnya juga nanti akan membeli rumah didekat kantornya untuk keluarga kecilnya tinggal. Biarkan lah sementara ini mereka tinggal didesa ini karena Adiba masih bersikukuh ingin tinggal didesa itu entah karena apa, mungkin istrinya itu sudah terlanjur nyaman berada didesa itu jadi dia tak akan memaksanya untuk sekarang.

Adiba juga sempat mengajak Risa untuk ikut bersama ke kotanya dan Risa mengiyakan karena dia juga ingin mengetahui kabar ayahnya yang berada disana, apakah ayahnya itu baik-baik saja sekarang karena dia sudah sangat lama sekali tidak melihat ayah kandungnya setelah perpisahan orang tuanya dulu.

"YA ALLAH ARES, ZIDAN. MASIH BELUM SELESAI JUGA MANDINYA?!" Teriak Adiba kala pintu kamar mandi yang masih tertutup menandakan anak dan suaminya itu belum selesai mandi.

Mereka memang sangat suka mandi bareng (tapi gak sering² juga ye), bahkan jika Ares sedang tidak ingin Zidan malah terus menerus memaksanya dan menarik-narik agar ikut mandi bersama. Sementara Adiba hanya bisa mengelus dada saja ketika melihat suami dan anaknya itu kedapatan mandi bareng, karena dia tahu jika mereka sudah mandi berdua pasti sangat sangat lama.

Mendengar sang ibu yang berteriak didepan kamar mandi, kedua pria berbeda usia yang masih asik bercanda bermain air itu langsung menghentikan aksinya. Mereka saling menatap satu sama lain, setelah itu langsung buru-buru mandi dan Ares langsung mengambil handuk dan segera membuka bajunya yang basah dan menggantinya dengan pakaian baru yang tergantung. Sementara Zidan dia menunggu sang papa memakai baju dengan dia yang sibuk membenahi handuknya.

"Sebental Buna." Teriak Zidan.

Adiba yang masih menunggu didepan pintu kamar mandi hanya bisa menghela nafas kasar, dia mengusap dadanya seraya membatin kalimat istighfar. Sungguh dia kesal dengan suaminya itu, padahal dia yang mengajak untuk pulang menemui keluarganya tapi ketika dia sudah bersiap begitupun dengan Risa, dirinya dan Zidan malah masih asik dengan mandinya.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang