bab 81

3.2K 133 10
                                    

Disatuin lagi udahhh.
Saling memaafkan udah.
Tinggal satu lagii nihh. Bujukin kecebong Ares yang ngambek Wkwkwk.

YOK BISA YOK SEBELUM BACA VOTE DULU VOTE DULU!!

Happy Reading
-
-
-
.
.
.
.
.


Mereka terdiam setelah Zidan berkata seperti itu apalagi Ares yang hanya menatap sendu kepergian Zidan. Walaupun hatinya sakit mendengar penolakan sang anak tapi dia harus memaklumi karena Zidan masih terlalu kecil untuk mengerti semuanya. Dia juga harus pelan-pelan memberitahu kebenaran ini kepada anaknya agar dia tidak semakin membencinya.

Lalu Adiba menatap bersalah Ares yang membuat Ares pun membalas menatapnya, dia tersenyum tipis berusaha menyakinkan sang istri bahwa ia tidak apa-apa.

Ares mengusap bahu Adiba "gak papa, mungkin Zidan masih kaget." Ucapnya menenangkan.

"Tapi tetep aja, dia harus tau ayah kandungnya." Balas Adiba mengusap pipinya.

Ares pun mengusap air mata yang mengalir dipipi sang istri "gapapa sayang." Lirihnya.

Walau hatinya sakit dan matanya memanas dengan penolakan sang anak, tapi Ares tidak boleh menunjukkan kerapuhannya dihadapan istrinya. Dia harus bisa menjadi penenang untuk istrinya sekarang.

Risa yang sedari tadi berada disana pun menatap iba mereka berdua "emm, gue mau nyusul Zidan ya Dib."

Kedua orang itu menoleh serempak menatap seorang perempuan yang hanya berdiri terdiam menatap mereka. Lalu Adiba mengangguk membuat Risa langsung pergi ke kamar Adiba dan Zidan.

Adiba masih menangis tanpa suara karena merasa bersalah dengan sikap Zidan tadi.

"Maaf...maaf aku gagal jadi ibu yang baik, aku emang gak pernah ngungkit-ngungkit tentang ayah Zidan. Aku nggak kuat kalo ceritain kamu sama Zidan." Lirihnya menangis.

Mendengar itu Ares langsung memeluk sang istri, membawa kepala Adiba bersandar di dadanya dan mengusap kepala Adiba yang tertutup hijab.

"Suttt...udah ya. Gapapa sayang, aku pernah bilang kan gapapa kalo anak aku gak sayang sama aku gapapa kalo dia benci sama aku, tapi dia harus sayang sama Buna nya. Dan kamu juga udah berhasil kok jadi ibu yang baik kata siapa kamu gagal, buktinya Zidan tumbuh dengan baik, dia tumbuh jadi anak yang kuat anak yang sayang sama Buna nya. Udah ya aku gapapa, aku gak marah kok mungkin Zidan butuh waktu sendiri dulu dia pasti syok sayang."

Dengan masih menangis dipelukan Ares, Adiba hanya mengangguk lalu dia melepaskan pelukannya dan menatap Ares.

"Aku mau susul Zidan dulu,"

Ares mengangguk "jangan dipaksa tapi ya, bicaranya pelan-pelan. Jangan paksa hal yang dia gak mau."

Adiba mengangguk setelah itu dia pergi menuju kamarnya yang terdapat Zidan dan Risa disana. Sementara Ares dia menghela nafas dan menyenderkan punggungnya dikursi yang dia duduki.

Adiba melihat Zidan dibalik tirai yang masih menangis dipelukan Risa, dia menatap iba anaknya yang meronta tidak ingin punya ayah.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang