bab 51

2.7K 75 0
                                    

Holaaaa yeorobunnnn🥳🥳
Aku up nihh hahahha nungguin gak? Ngga Yaa. Ya udahlah

Janlupa VOTE sebelum bacaaa!!
Ramein donggg gayssss

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

Seorang lelaki tengah mengemudikan motor sportnya dengan kecepatan tinggi, dia sedang menghindari beberapa orang yang sedang mengejar motornya.

Bukannya dia takut atau apa, tapi mereka berlima dan dia sendirian dia juga sedang tidak mood untuk menghajar orang-orang itu, satu-satunya cara ya menghindar. Apalagi jika mamanya tau nanti bisa-bisa dia diberikan siraman rohani semalaman.

Brum

Brum

"WOYYY VANO BERHENTI LO!"

Ya orang itu adalah Vano. Masih ingat dengan Vano? Dia sepupunya Adiba. Dia sedang dikejar-kejar oleh beberapa orang yang tak lain adalah musuh gang nya, entah apa masalahnya dia juga tidak tahu. Padahal dia dan teman-temannya jarang sekali berbuat onar dan berbuat keributan dengan gang itu tapi mereka malah mencari masalah duluan.

Sebenarnya bisa saja dia berhenti dan meladeni mereka, tapi sekali lagi dia sedang malas berkelahi dan malas diomeli oleh mamanya.

Vano terus melajukan motornya entah kemana yang penting menghindar dari mereka, saat melihat gang kecil langsung saja Vano memasukinya dan berhenti disalah satu rumah yang sepertinya kosong.

Vano menoleh ke belakang, dia menghela nafas lega saat tak mendapati orang-orang yang mengejarnya tadi.

"Huff...aman" ujarnya lega.

Tak lama terdengar suara deringan ponsel mengalihkan perhatian Vano, dia mengambil ponselnya disaku celananya dan melihat siapa yang menelponnya.

Ternyata gilang temannya, salah satu inti Gang Elang, langsung saja Vano mengangkatnya.

"Halo bos"

"Hmm,?"

"Tadi gue liat Lo dikejar gang Lion?"

Vano tampak menggeram "Lo liat gue dikejar-kejar kenapa Lo gak bantuin gue g*blok!"

"Hehehe maap bos, gue kira Lo bisa atasin sendiri jadi gue biarin aja"

"G*blok banget punya temen! Sekarang Lo mau ngapain telpon gue?!"

"Emm...itu keadaan Lo gimana? Lo gak babak belurkan dikeroyok mereka?"

"Kagak! Gue melarikan diri, males gue ladenin mereka. Ntar kalo gue berantem yang ada dapet siraman rohani lagi dari nyokap"

"Oh,"

"Oh doang respon Lo?! Dasar m*nyet!"

Tut

Vano mematikan telponnya sepihak, dia sangat kesal dengan teman laknatnya itu. Bisa-bisanya dia melihat dirinya dikejar-kejar oleh musuh tapi dengan santai nya dia tak menolong ditambah dengan responnya yang hanya 'oh' doang? Benar-benar kurang ajar.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang