bab 44

2.6K 86 1
                                    

Assalamualaikum

Kembali lagi sama dibares
Sebelum baca jangan lupa VOTE dan tandai typo okayyy👌

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

Selama perjalanan menuju tempat campingnya, Adiba terus terdiam memikirkan ucapan nenek yang tidak dia ketahui namanya itu. Dia terus berpikir siapa sosok orang yang dibilang nenek itu.

Setahunya ia tak pernah punya musuh, atau pun mencari gara-gara terhadap orang lain, tapi kenapa...ah sudah lah ia tak ingin terlalu memikirkan ucapan nenek tadi.

Dengan pikiran yang melayang dia terus berjalan sampai tak sadar ia telah sampai ditempat campingnya yang langsung dihampiri oleh Ares.

Dengan perasaan khawatir Ares langsung menghampiri sang istri.

"Sayang, kamu kemana aja kok lama?" Tanyanya cemas.

Adiba mendongak menatap Ares yan lebih tinggi darinya itu, dia menyengir membuat Ares mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?"

Adiba menggaruk pelipisnya gugup "tadi, aku nyamperin nenek nenek yang kayanya butuh bantuan. Eh pas aku tawarin bantuan dia bilang gak usah, jadi ya udah aku balik lagi" jelasnya. Tanpa menjelaskan perkataan nenek itu sebelumnya.

Ares mengangguk paham, dia mengusap kening Adiba yang berkeringat akibat jalan jauh.

"Abisnya kamu juga ngapain ninggalin aku!" Lanjutnya mendengus membuat pergerakan tangan Ares yang sedang mengusap kening Adiba terhenti. Dia menatap dalam sang istri.

"Aku gak suka kamu yang ceroboh tadi. Hampir aja jatoh kalo ngga aku tahan".

Adiba bungkam, benar juga tadi ia hampir jatuh saat disungai jika Ares tak menahannya mungkin bajunya sudah basah.

Adiba menunduk "ya maaf"

"Hm"

Adiba mendongak kala hanya mendengar deheman Ares saja.

"Ares maaf" ucapnya lagi.

Dengan sengaja Ares mengalihkan perhatiannya, enggan menatap sang istri.

Karena kesal Adiba menarik-narik kaos yang dipakai Ares karena suaminya itu yang enggan menatapnya.

"Ares! Maafin ih!"

Ares tak kuasa menahan senyumnya namun ia sebisa mungkin menahannya hingga ia menatap Adiba dengan pandangan datarnya.

"Iya dimaafin" singkatnya yang langsung pergi diikuti Adiba karena dia belum puas dengan jawaban Ares yang terkesan terpaksa.

Dengan mengikuti langkah Ares, Adiba terus menarik-narik kaos yang dipakai sang suami sambil berkata maaf.

"Maaf ih! Maaf maaf maaf"

"Ares!"

"Ares maaf"

Ares menghentikan langkahnya dan menunduk menatap Adiba yang lebih kecil dari nya itu, sedangkan sang empu mendongak menatap Ares dengan pandangan yang membuat Ares gemas sekali.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang