bab 21

5.9K 167 0
                                    

Tandai typo

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

"Ares susah banget ya dibanguninnya sayang?" tanya bunda Ellen menatap Adiba yang sedang membantunya memasak sarapan.

Adiba tersenyum canggung "iya sedikit bund"

Ellen menghampiri Adiba yang terlihat canggung dengannya "gak usah canggung sama bunda sayang. Anggap aja bunda ini Uma kamu, bunda kan juga bunda kamu"

Adiba tersenyum mengangguk "iya bunda"

"Ares emang gitu kalo dibangunin subuh susah banget kamu harus sabar sabar aja Yaa" ucapnya mengusap bahu Adiba.

Adiba kembali mengangguk. Mereka sedang memasak untuk sarapan bersama Uma nya serta tante-tante nya juga yang kebetulan belum pulang.

Setelah beberapa menit bergulat dengan peralatan dapur akhirnya masakan pun jadi langsung saja Diba menyajikannya dimeja makan begitupun dengan Uma serta yang lainnya.

"Dib kamu panggilin yang lain yah buat sarapan" suruh Uma yang diangguki Adiba.

Setelah memanggil semua orang yang ada dirumah untuk disuruh sarapan kini mereka telah sampai dimeja makan langsung saja duduk dikursi yang sengaja disediakan sangat banyak.

Melihat bunda serta Uma yang menyajikan makanannya untuk Abi dan papa nya Adiba pun mengikutinya. Dia mengambilkan makanan untuk Ares yang duduk disampingnya.

"Kamu mau makan sama apa" tanyanya pada Ares yang sedari tadi hanya diam.

Ares mendongak menatap Adiba yang juga menatapnya "apa aja asal jangan sayur" jawabnya.

Adiba mengerutkan keningnya heran "loh sayur sehat Res kok gak mau"

Ares hanya menggeleng tanpa bertanya lagi diba langsung menyajikan tanpa sayur.

Mereka makan dengan khidmat tanpa ada suara apapun.

Selesai sarapan Adiba membantu para wanita membersihkan peralatan makan mereka sementara para pria kembali keruang keluarga untuk mengobrol.

Sedari tadi Adiba hanya diam tak banyak bicara membuat Ares berpikir apa ia ada salah dan setelah dipikir ia baru ingat bahwa tadi sangat susah dibangunkan membuat Adiba kesal dan Mungkin diba masih kesal dengan nya.

Melihat Adiba sudah selesai membersihkan meja makan Ares langsung menghampirinya dan menarik pelan tangan Adiba membuat sang empu kaget.

Ares membawanya ketaman belakang yang lumayan luas dan sepi Karna para kerabatnya berada didepan semua.

Dia mendudukan Adiba dikursi yang berada ditaman itu dan ia pun ikut duduk disampingnya.

"Kenapa" tanyanya menatap Adiba dalam.

Adiba mengerutkan keningnya "kenapa apanya? Aku gapapa" jawabnya.

Ares masih menatapnya dalam membuat sang empu langsung mengalihkan pandangannya ia salah tingkah ditatap seintens itu.

"Bohong. Lo kesel kan Karna tadi gue susah dibangunin" ujarnya mengeluarkan isi hatinya.

Adiba menghembuskan nafasnya lalu mengangguk pelan "iya sedikit"

"Maaf" ujar Ares.

"Maaf kenapa. Kamu gak usah minta maaf lagian aku udah biasa sering bangunin Akil sama bang Devan yang sama susahnya kaya kamu" ujarnya.

"Aku cuma sedikit kesel aja. Apa semua cowo-cowo tuh susah banget buat dibangunin apalagi buat sholat subuh emang gak bisa gitu bangun sendiri kudu banget dibangunin?!" Ujarnya kesal membuat Ares tersenyum ternyata Adiba cerewet juga tak sependiam yang ia tahu.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang