bab 26

4.8K 127 1
                                    


"Hanya namaku dan namamu yang tertulis dilauhul Mahfudz. Tak ada nama lain!"

_Arsares Nazriel_

Tandai typo!!

Jangan lupa VOTE!!!

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

Setelah shalat subuh Adiba langsung keluar kamar menemui bunda mertuanya yang sekarang sedang memasak didapur.

Soal Ares dia belum bangun entahlah padahal tadi Adiba sudah membangunkannya untuk sholat subuh tapi suaminya itu tak mau bangun juga akhirnya Adiba sholat sendiri dan agak kesal dengan kelakuan suaminya itu jadi ia membiarkan saja lah.

"Assalamualaikum bunda selamat pagi" sapanya.

Bunda ellen yang sedang memotong bahan masakan seketika menoleh dan tersenyum mendapati menantu cantiknya sudah keluar kamar.

"Walaikumsalam pagi sayang"

"Bunda lagi mau masak apa?" Tanyanya.

"Bunda mau bikin nasi goreng ajalah sama omelet yang simple" jawabnya.

Adiba mengangguk dan mendekat kearah ellen.

"Aku bantuin apa bund?" Tanyanya bingung.

"Kamu bantu buat omelet nya aja. Bisa?" Ujarnya.

"Bisa bund"

Lalu setelah itu dia mulai membuat omelet. Memecahkan beberapa telur kedalam mangkok dan memasukkan wortel, bawang daun, bakso, sosis dan beberapa pelengkap yang menurutnya cocok. Kaya gitu ngga sih? Gak tau aku bingung soalnya jabarinnya wkwk.

Setelah mereka lama berkutat didapur akhirnya makanan untuk mereka sarapan pun sudah selesai dan langsung saja mereka sajikan dimeja makan.

"Bund, Diba bangunin Ares dulu yah" ujar Adiba.

"Iya sayang" ujar bunda sembari tersenyum ragu.

Ia takut Ares masih marah dan membencinya Karna persoalan semalam. Ia tahu Ares dari dulu selalu menolak keras jika mempunyai adik dan bunda maupun papa Regan pun memahami itu, tapi mau bagaimana lagi ini sudah takdirnya jika memang mereka akan memiliki anak lagi.

Setelah itu Adiba berlalu memasuki kamarnya. Dapat dilihat Ares masih bergulat dengan selimut membuat Adiba menghela nafas lelah.

Sebelum membangunkan suami kebo nya itu Adiba bersiap terlebih dahulu karna ini hari pertama ia masuk sekolah setelah kemarin cuti Karna pernikahannya.

Setelah selesai memakai seragam putih abu serta hijab putihnya ia menghampiri Ares yang masih nyenyak dengan mimpi indahnya.

"Ares bangun Res" ucapnya menepuk pelan pipi Ares.

Bukannya bangun Ares malah menarik tangan Adiba dan menggenggamnya, ia semakin menyamankan tidurnya membuat Adiba geleng-geleng kepala.

"Ares bangun dong. Ini udah jam enam ayo bangun mandi terus siap-siap sekolah" ujarnya masih berusaha membangunkan.

"Enghh...lima menit lagiii sayangg"

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang