bab 30

4K 109 0
                                    


JANGAN LUPA VOTE!!

Tandai Typo!

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

Setelahnya mereka berpamitan untuk sholat isya. Kini mereka sholat isya dengan Ares yang menjadi imam.

Selesai sholat pasangan muda itu duduk di kepala ranjang dengan Adiba yang menyenderkan kepalanya dibahu sang suami.

Mereka membicarakan hal-hal yang membuat mereka tertawa sesekali Adiba yang curhat masalah kehidupannya bersahabat dengan ketiga sahabatnya dulu.

"Emang iya?" Tanya Ares penasaran.

Adiba mengangguk antusias "he'em dulu Vania tuh pendiem banget. Bahkan lebih pendiem dari aku kalo aja gak ada Amel yang emang bisa cairin suasana pasti kita berempat udah diem-dieman" kekehnya.

Ares ikut terkekeh mendengar celotehan sang istri dia merapikan rambut Adiba yang sedikit berantakan.

"Bahagia banget yaa sahabatan sama mereka?"

Ares penasaran dengan kehidupan pertemanan Adiba karna dia tahu Adiba yang hanya berteman dengan ketiganya saja bahkan kemana-mana juga selalu bersama ketiganya.

Adiba mendongak dan mengangguk semangat "banget. Mereka baik ya walaupun keliatannya Amel emang sering ceplas ceplos terus kalo ngomong gak pernah difilter tapi dia baik banget tau aslinya.

Ares mengangguk dan masih mempertahankan senyumnya ketika sang istri menceritakan semua kebaikan teman-temannya.

Ia tak akan pernah bosan mendengar celotehan sang istri ketika malam hari bahkan ia selalu tak sabar ingin cepat-cepat malam agar bisa mendengarkan cerita-cerita istrinya.

Selama mereka menikah mereka belum melakukan yang seharusnya suami istri lakukan dan Ares pun tak pernah membahas masalah itu. Ia tak mau terlalu memaksa Adiba untuk melakukan itu.

Biarkan saja mereka merasakan pacaran setelah menikah dulu tanpa harus memikirkan itu.

"Kalo kamu gimana sama tiga temen kamu itu?" Tanya Adiba menatap Ares.

"Ceritain dong aku kepo tau" antusiasnya.

Dan perlu kalian ketahui sifat Adiba jika bersama Ares. Dia akan menjadi manja dan bahkan tak sungkan untuk marah-marah jika Ares melakukan kesalahan, sifat yang sama jika dia sedang bersama ketiga laki-laki kesayangannya dirumah dulu.

Adiba membiasakan sifatnya dihadapan Ares sama dengan ketika dihadapan Abi, Devan dan Akil apalagi ditambah saat tau Ares adalah Vankanya yang berpisah dengannya dulu. Jadi Adiba tak sungkan lagi.

Ares terkekeh melihat keantusiasan istrinya yang penasaran dengan cerita persahabatannya. Dia mengetukkan dagunya seolah tengah berfikir membuat Adiba semakin dilanda penasaran.

"Cepet ceritain" desaknya tak sabar.

Ares menoleh dan terkekeh melihat wajah lucu Adiba yang sedang menanti jawabannya.

"Iya iyaaa gak sabaran banget" kekehnya.

"Ya pertemanan aku gitu-gitu aja ngga ada yang spesial sayang" jawabnya singkat.

Adiba mengernyit masa tidak ada yang spesial dia saja banyak momen-momen menyenangkan bersama sahabatnya.

"Masa ngga ada yang spesial? Momen indah gitu sama temen-temen kamu? Aku aja banyak banget. Contohnya main bareng ke mall terus kita ke Gramedia atau pas libur panjang dulu kita pernah kepuncak bareng" ujarnya.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang