bab 60

2.4K 76 0
                                    

HUHUUU udah enam puluh ajaaa gak kerasa bangettt😭😭

VOTE sebelum baca gesss!!

Happy Reading
-
-
-
.
.
.
.

"Iya bener, pas kalian pulang aku kepikiran Mulu, jadi Ares ngusulin buat dicek aja dari pada nebak-nebak. Awalnya sih, aku takut tapi aku coba aja eh ternyata beneran positif." jelasnya.

Adiba menunduk "jujur ya gays, aku takut." ujarnya menatap sendu tiga sahabatnya.

Mereka mengernyit "takut kenapa Diba?" Tanya Amel.

"Aku takut, aku belum siap hamil diusia muda, aku takut terjadi apa-apa sama bayi ini. Aku takut gak bisa jagain dia, aku juga takut gak bisa jadi ibu yang baik buat dia. Kalian tau kan resiko hamil diusia muda itu banyak banget, aku gak mau bayiku kenapa-napa." jawabnya berkaca-kaca menatap ketiga sahabatnya.

Vania yang berada disampingnya mengusap bahu Adiba menguatkan.

"L-lo gak mengharapkan kehadiran bayi ini dib?" Tanya Vania ragu.

Adiba menggeleng keras atas penuturan Vania.

"Bukan gitu Vania. Aku mengharapkan, aku bahkan sangat sayang sama anak aku apalagi saat liat Ares yang seneng banget sama kehadiran dia. Aku cuma takut, takut terjadi apa-apa sama dia, aku takut gak bisa jagain amanah ini aku juga takut orang-orang tau dan mikir yang aneh-aneh tentang aku." jelas Adiba.

"Aku hanya belum siap hamil secepat ini." lanjutnya.

"Lo kuat Dib, bayi Lo juga pasti kuat Karna ibunya yang kuat. Berdoa aja agar Lo dan bayi Lo baik-baik aja, kita yakin Lo bisa jadi ibu yang baik dan Ares pasti bakalan jagain Lo, dia gak mungkin biarin Lo dan anak kalian kenapa-napa." ujar Amel menenangkan.

Adiba mengangguk. Iya, dia yakin anaknya ini kuat dan semoga saja tak terjadi apa-apa selama dia hamil. Ares juga pasti akan menjaganya dan anaknya, agar baik-baik saja.

"Mau Lo nolak juga bayi nya udah hadir kan, jadi harus diterima dengan ikhlas." timpal Vania.

"Kamu kuat kok Diba, insya Allah kamu bisa!" Sahut Mira.

Adiba mengangguk mendengar penuturan sahabat-sahabatnya.

"Makasih ya gays. Doain terus supaya bayi nya kuat-kuat didalem sini."

Mereka mengangguk seraya tersenyum meyakinkan, bahwa anaknya itu akan baik-baik saja sampai dia lahir kedunia.

Sementara dipintu kelas, berdiri seorang lelaki yang sedari tadi memperhatikan mereka, dan dia juga mendengar apa yang mereka bicarakan.

Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat, tadinya dia hendak masuk untuk mengajak Adiba makan dikantin, tapi mendengar penuturan perempuan yang sedang mengandung anaknya itu, membuatnya terhenti dan memilih mendengarkan pembicaraan mereka, tanpa diketahui keempat perempuan itu.

Tanpa jadi memasuki kelas, dia langsung berlalu begitu saja. Tujuannya saat ini adalah rooftop, untuk menenangkan hatinya yang sedikit sesak.

Setelah sampai dirooftop, dia langsung menendang meja yang berada disana, dan menonjok dinding yang tak bersalah itu.

"ARGGHHH!" Teriaknya sembari terus menonjok dinding, hingga tangannya sedikit memerah.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang