bab 45

2.9K 100 0
                                    


Halohaa yeorobunnn👋🥳🥳

HUAAAA Nangis bangetttt gayssss pas buka lapak ternyata part ini ke hapussss semuaaaaa😭😭
Sumpah aku lemes banget, gak mood buat nulis lagiiii, kesel, kecewa, marahhh padahal sebelumnya udah aku simpen dan udah selesai diketik juga eh pas mau up malahhh ILANGG SEMUAAAA DONG.
Plis ahh jadi males ketik LAGIII masa aku harus ketik ulang, ya bisa aja sih tapi kan alurnya ilangggg padahal itu udh bagusss banget udh aku revisi jugaaa KENAPA HARUS ULANG SIHHH PLISSS GUEEE LEMESSSS😭

Dah lah itu aja jangan lupa VOTE loh! Butuh effort tau nulis ulang gini ditambah alurnya gak akan sama kaya sebelumnya😭😭

Tapi karena beberapa menit lagi hari spesial aku dimana seorang IR dilahirkan. Jadi akuu nulis ulang dan langsung up buat kaliannnn mwehehhe.

Gak ada yang mau ngucapin happy birthday gituuuu wkwjk becanda tapi kalo ada juga aww💕 makasih bingittt💕😚






Happy Reading
-
-
-
.
.
.

Selama diperjalanan Ares hanya diam, tak bersuara membuat Adiba yang berada disebelahnya menatap bingung sang suami. Pasalnya ia tak tahu apa kesalahannya sampai membuat Ares diam seperti ini.

Dia yakin pasti ada hal yang membuat suaminya itu mendiamkannya namun ia tak tahu apa.

"Ares kamu kenapa sih, kok diem aja dari tadi?" Tanyanya yang sama sekali tak digubris oleh sang empu.

Adiba menghela nafas sebelum berbicara lagi "aku ada salah ya?" Lagi, Ares hanya diam dan menatap kedepan. Enggan menatapnya yang membuat Adiba semakin bingung dibuatnya.

Adiba mencoba untuk berpikir bagaimana caranya agar Ares mau membuka suaranya dan menjelaskan.

Setelah berpikir, Adiba menemukan satu ide agar Ares mau meliriknya setalah dipikirkan kembali ia pun mengangguk yakin untuk menjalankan aksinya ini.

Dia mendekatkan wajahnya pada Ares dan berusaha membuat Ares mau meliriknya.

Adiba meniup-niup wajah Ares membuat sang empu memejamkan matanya, namun dia sama sekali tak menggubris dan terus diam.

Adiba tak menyerah, dia terus meniup wajah sang suami dan lebih mendekatkan wajahnya lagi dengan Ares, ketika sudah dekat Adiba mencium pipi Ares.

Hal itu membuat Ares menahan senyumnya, namun ia tak akan tersenyum begitu saja. Dia malah menatap Adiba dengan tatapan datarnya membuat snag empu menyengir dan...

Cup

Lagi, Adiba kembali mencium pipi Ares. Biarkan saja ia akan mengganggu Ares sampai suaminya itu mau berbicara kepadanya.

Mendapatkan kecupan itu Ares menghela nafas, sebisa mungkin dia berusaha untuk tidak tersenyum karena ia masih ingin marah dengan istrinya.

"Ares ngomong donggg" ujarnya menusuk-nusuk pipi Ares.

Dia menarik satu tangan Ares dan memainkannya "kamu tuh kenapaaaa? Kalo aku ada salah ngomong, jangan diem aja. Aku kan gak tau harus apa kalo kamu dieemm" ujarnya menunduk memainkan jari jemari besar Ares.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang