bab 80

3.4K 129 20
                                    

Waduhh udah delapan puluh ajeee nihhh wahahaha.

Prik banget woyy gue bikin cerita sampe banyak gini😭

Ohya maap baru up soalnya kemaren sempet sakit dan kehabisan paketan🤧

Happy Reading
-
-
-
.
.
.
.

Ares dan Zidan begitu lama dikamar mandi membuat Adiba dan Risa yang sedari tadi menunggunya dibuat bingung dengan apa yang dilakukan kedua lelaki beda usia itu.

Kini Adiba dan Risa sudah duduk diruangan menunggu kedua lelaki itu selesai mandi, tapi sedari tadi mereka menunggu tidak ada tanda-tanda kemunculan keduanya.

Risa menatap Adiba yang juga terdiam menunggu, bahkan baju Zidan sudah dia siapkan bersama bedak dan minyak telon nya tetapi kemunculannya belum juga nampak.

"Dib, mending Lo susul deh ke kamar mandi. Siapa tau mereka ketiduran dikamar mandi." Suruhnya.

Adiba menoleh menatap Risa "ngaco kamu, masa iya ketiduran dikamar mandi."

Risa hanya mengangkat bahunya "ya mana tau."

Setelah mempertimbangkan akhirnya Adiba memutuskan untuk menghampiri keduanya dikamar mandi membuat Risa tersenyum.

"Mendingan gue ke kamar deh, dari pada nanti ganggu keluarga yang sedang berbahagia." Gumamnya yang langsung pergi ke kamarnya membiarkan keluarga yang baru bertemu kembali itu berkumpul.

Setelah berdiri didepan kamar mandi, Adiba mendengar suara tawa Zidan juga suara Ares yang sedang bercanda dengan anaknya. Adiba menghela nafas pantas saja lama dikamar mandi ternyata kedua orang itu sedang bermain-main didalam kamar mandi. Tapi tak ayal, didalam lubuk hatinya yang paling dalam merasa sangat bahagia mendengar tawa Zidan yang begitu lepas, dia sangat jarang mendengar tawa lepas Zidan bahkan ketika bersama teman-temannya pun tawa itu tak selepas sekarang

Karena tidak baik berlama-lama dikamar mandi, Adiba segera mengetuk pintu kamar mandi itu.

"Zidan, sudah selesai belum mandinya?" Tanyanya sedikit keras agar mereka mendengarnya.

Setelahnya terdengar sahutan dari dalam "sebentar Buna." Itu suara Ares.

Ya, itu suara Ares yang menyahut tapi dua kata itu mampu membuat hatinya berdegup kencang. Apalagi Ares yang memanggilnya dengan panggilan yang biasa Zidan gunakan untuknya membuat hatinya berdetak tak karuan.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya kedua lelaki itu keluar dengan wajah yang sudah segar karena sehabis mandi. Ares sudah memakai bajunya lengkap sementara Zidan hanya memakai handuk kecil saja membuatnya terlihat menggemaskan.

"Sudah Buna." Jawab Zidan.

Adiba mengerjap dan menatap Zidan "kok lama sekali mandinya. Gak baik loh dikamar mandi lama-lama, kan sudah Buna ajarkan."

Mendengar penuturan sang ibu bocah kecil itu malah terkikik menutup mulutnya lalu menatap Ares yang juga tengah tersenyum.

"Maaf Buna, Didan ke asikan belmain sama om." Jawabnya.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang