bab 53

2.5K 82 0
                                    


Holaa yeorobunnn 🥳🥳💜
Up nih up yuhuuu

Jangan lupa banyakin VOTE nya WOYYY!

Oke

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

"Saya terima nikah dan kawinnya Amelia Maheswari binti Yanuar sentosa dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi?"

"Sah"

"Sah"

Mereka mengucapkan hamdalah setelah Vano berhasil mengucapkan kalimat sakral itu, seketika hati yang tadinya gugup dan tegang kini tergantikan dengan kelegaan yang dirasakan oleh Vano entah perasaan apa ini ia juga tak tahu yang pasti setelah mengucapkan Qabul itu otomatis ada tanggungjawab yang besar yang harus dia pikul, yaitu menjaga dan mengayomi Amel yang sekarang sudah sah menjadi istrinya.

Setelah membaca doa, Amel diperintahkan untuk mencium tangan Vano "ayo dicium tangan suamimu" perintah mama Heni.

Dengan gugup Amel membawa tangan Vano untuk ia cium, jantungnya dag dig dug saat pertama kalinya dia mencium tangan lelaki selain ayahnya.

Tak jauh beda dari Amel, Vano pun juga merasakan jantungnya berpacu sangat cepat. Berbeda ketika kemarin mereka bertemu mereka tak merasakan apa-apa tapi sekarang seolah takdir sedang mengajaknya bercanda dengannya.

Vano menatap Amel lekat dan saat itu pula dengan keberaniannya Vano langsung mencium kening Amel tanpa harus diperintahkan membuat Amel lagi-lagi tak bisa mengontrol laju kerja jantungnya.

"Duh panoooo kenapa cium-cium sihh! Bikin jantung gue dugem tau ngga!" Batin Amel berteriak.

"Aciee Abang Vano udah gak jombs lagi nihhh" celetuk Alina membuat kedua pengantin itu menoleh.

Ya memang Alina hadir diacara nikah dadakan abangnya ini, dia sempat kaget dikabarkan abangnya akan menikah pasalnya sangat dadakan sekali apalagi saat tahu yang dinikahi abangnya itu Amel sahabat sepupunya dan juga sahabatnya yang sekarang sudah menjadi kakak iparnya. Dia rela membolos sekolah dan membujuk sang mama agar ikut melihat abangnya menikah. Ya masa adiknya sendiri tidak hadir diacara spesial sang Abang itu yang dia katakan kepada mamanya.

"Mana nikahnya sama kak Amel lagiii cieee" lanjutnya yang masih menggoda kakaknya.

"Diem deh dek! Itu udah belum ngevidioin nya? Malah ngeceng-cengin gue Mulu!" Balas Vano kesal.

Alina terkekeh geli melihat abangnya yang kesal.

"Ciee Abang" godanya lagi.

Karena tak tahan digoda terus terusan Vano hendak berdiri menghampiri sang adik, namun cekalan ditangannya membuat dia tak jadi berdiri dan menoleh ke sampingnya yang ternyata Amel mencekal tangannya.

"Udah si gitu aja marah! Baperan!" Ujarnya membuat Alin tersenyum kemenangan.

"Apa Lo bilang?!"

Amel memutar bola matanya malas "baperan! Kenapa, marah?"

Vano melotot tak terima, enak saja dirinya dikatakan baperan awas saja bakal dia balas kelakuan istrinya itu. Hah istri?

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang