bab 61

2.4K 81 0
                                    


Happy Reading
-
-
-
.
.
.
.

"Kenapa sih! Tinggal bilang kalo aku emang ada salah! Sesusah itu kamu buat ngomong sama aku. Aku capek Ares dari pulang sekolah kamu diemin aku, pake segala ngerokok di rooftop lagi! Kalo lagi ada masalah itu dibicarakan bukan malah lampiasin ke rokok!"

Brak

Ares menendang meja dihadapan Adiba, membuat sang empu terlonjak dengan perlakuannya. Selama menikah Ares tak pernah semarah ini, apa memang ada kesalahan fatal yang dia tidak sadari.

Ares menghampiri Adiba dengan pandangan tajam.

"Kalo aku pengennya ngelampiasin ke rokok, emangnya kenapa?!" Ucapnya tajam.

"Aku emang lagi ada masalah!" Lanjutnya.

Melihat itu Adiba sedikit mundur karena tubuh Ares yang sangat dekat dengannya.

"Masalah apa? Kalo emang lagi ada masalah, cerita sama aku" ujar Adiba pelan.

Jujur Adiba sangat takut melihat tatapan Ares yang menajam seperti itu, seperti bukan suaminya. Biasanya Ares tak pernah bersikap demikian, tapi sekarang entah lah ada apa dengan Ares.

"Aku kecewa sama kamu." nada bicara Ares langsung melirih membuat Adiba terdiam.

Dia menatap lekat Ares, yang tak lagi menatapnya tajam seperti tadi, tapi dengan pandangan sendu.

"Kecewa sama aku? Kesalahan aku fatal? Apa ada kesalahan yang gak aku sadari melukai hati kamu?" Tanyanya mendekat kearah Ares.

Dia menatap lekat Ares sementara sang empu mengalihkan tatapannya ke arah lain membuat Adiba semakin yakin jika ada kesalahan yang dia perbuat.

Adiba menyentuh tangan Ares "Ares, kenapa? Apa yang bikin kamu kecewa sama aku"

Ares kembali menatapnya "aku kecewa, aku kira kehadiran dia menjadi kebahagiaan buat kita. Ternyata aku salah, ternyata hanya aku yang merasakan bahagia dengan kehadirannya, tapi ngga dengan kamu." ujarnya dengan melirik perut Adiba.

Adiba terdiam dia mengikuti pandangan Ares pada perutnya, dia menatap bingung Ares.

"Maksud kamu, aku gak bahagia dengan kehadiran dia gitu?" Oh Adiba paham sekarang.

"Memang begitu kan, kamu gak bahagia dengan adanya anak aku dirahim kamu. Apa aku jahat udah ngambil kebebasan kamu?"

Adiba menggeleng menatap Ares "dia juga anak aku Ares!"

"Apa aku jahat ngambil kebebasan kamu?!" Ucapnya meninggi tanpa mendengar ucapan Adiba.

Adiba kembali menggeleng dengan keras "dia anak aku juga! Aku yang mengandung dia. Gimana bisa kamu berpikir aku gak bahagia dengan kehadirannya, sementara aku yang ngerasain adanya dia disini!" Emosinya sembari menunjuk-nunjuk perutnya.

Nafasnya menggebu kala Ares meninggikan suara kehadapannya, membuat dia juga terpancing dan ikut meninggikan suara. Emosinya tak terkontrol apalagi saat ini kondisinya tengah hamil dan mudah terpancing emosi.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang