bab 37

3.3K 104 0
                                    


Hai haii kembali LAGIIII

Eh iya lupa. Sebelumnya Minal aidzin walfaidzin gays mohon maaf lahir dan batin Yaa🙏 maafkeun jika saya ada salah ketikan atau dibikin kesel sama cerita ini saya mohon maaf, karna jujur nulis ini juga untuk sekedar hobi saya aja gak ada niatan untuk membuat kalian kesel, marah atau apapun itu.

Sekali lagi mohon maaf lahir batin🙏Semoga kedepannya kita bisa menjadi orang yang lebih baik lagi dan ditingkatkan lagi ibadahnya. Bisa dikendalikan lagi hawa nafsunya dan semoga iman kita semakin kuat walaupun sebagai manusia biasa kita sering sekali naik turunnya iman tapi semoga bisa tetap mempertahankan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT aamiin ya rabbal 'alamin🤲☺️

Happy Reading
-
-
-
.
.
.
.

Sementara didalam hutan, Ares serta ketiga sahabat-sahabatnya dan beberapa temannya yang lain sedang mengumpulkan ranting-ranting sesuai yang diperintahkan pak Anwar selaku kepala sekolah dan om nya.

Mereka terus menyusuri pinggiran hutan yang masih dekat dengan Area camping dan mengerjakan tugasnya.

Ares pun sama, dia memilih ikut dengan teman-teman nya mencari kedasar hutan membantu teman-temannya yang lain. Karna ditenda pun ia gabut hanya seorang diri sementara yang lain mencar mengerjakan tugasnya.

"Huhhh ni hutan bener-bener hutan ya ngerii banget coyy. Mana serem banget lagi pohon gede dimana-mana" ujar bian bergidik ngeri menatap sekeliling hutan.

Dia sedari tadi terus mengikuti teman-temannya berjalan sambil sesekali mengambil ranting-ranting kecil.

Berjalan menyusuri hutan seperti ini sangat mengerikan baginya walaupun sudah sering camping didalam hutan bersama anggota AODRA yang lain namun tetap saja hutan itu menyeramkan.

Dipta yang mendengar penuturan bian pun menoleh "Ya iyalah serem namanya juga hutan! Lo kaya pertama kali masuk hutan aja sih" balasnya.

Bian hanya cengengesan mendengar penuturan Dipta yang ada benarnya juga.

"Hehe iya juga ya"

Mereka menggelengkan kepalanya dengan tingkah bian.

"Lagian Lo kenapa ikut kalo emang takut" sahut Ares berjongkok mengambil satu ranting yang lumayan besar.

"Yang lain ikut. Masa gue ngga ikut sih bos"

"Nah itu Lo tau jadi ngga usah banyak protes" timpal Dipta.

Mereka berempat kembali menelusuri hutan sampai ranting yang mereka bawa sudah terkumpul banyak.

Lalu setelahnya mereka memutuskan kembali ke area camping Karna hari pun sudah siang dan waktunya makan siang.

Setelah sampai ditendanya mereka langsung merebahkan tubuhnya didepan tenda mereka berempat. Kebetulan mereka memang satu kelompok dengan tiga teman mereka yang lain juga.

Hari ini makan siang diantar oleh para OSIS Karna nasi kotak tadi pagi masih tersisa banyak dan cukup untuk para murid adijaya.

Adiba berniat ingin mengantarkan makanan itu kepada Ares Karna ia tahu sang suami pasti sedang lelah setelah dari hutan tadi.

Namun saat akan menghampiri suaminya Adiba menghentikan langkahnya melihat ke tenda kelompok Ares sudah diantarkan makanan oleh Winda sebagai wakil ketua OSIS.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang