bab 46

2.4K 89 0
                                    


Haloha yeorobunnnn🥳😚
Gimana kabarnya baik kan? Harus baik dong dan tetap happy kiyowooo yaaa😚

Oke jangan lupa VOTE dulu sebelum baca itu wajib pokoknya! Okeyyy

Happy Reading
-
-
-
.
.
.

"Kak, beneran gapapa?" Tanya Akil lagi memastikan.

Kini ketiganya akan memasuki mobil namun suara Akil mengintrupsi mereka.

Oh iya ketiga sahabat Ares pun sudah pulang duluan dengan motornya masing-masing, tadi juga mereka sudah pamit karena ingin cepat-cepat tidur dikasur empuk, setelah tiga hari mereka tidur dengan alas seadanya.

Adiba semakin bingung dengan tingkah Akil yang menurutnya aneh itu, biasanya Akil tak pernah begini ya walaupun dia selalu jahil dan menyebalkan namun sekarang ini adiknya itu berbeda.

Adiba menatap dalam akil "Akil, kamu kenapa dari tadi kakak liat sikap kamu beda. Kamu bukan adik kakak yang songong dan nyebelin, kenapa kamu sekarang jadi orang yang kaya takut sama kakak?"

"Kakak ada buat salah atau ada perbuatan kakak yang buat kamu gak enak minta apa-apa lagi ke kakak. Semenjak kakak nikah juga kamu jarang temuin kakak, chat kakak pun gak pernah. Kamu kenapa?" Tanyanya beruntun.

Dia ingin tahu apa penyebab Akil menjadi seperti ini. Sebelumnya adiknya ini tak pernah punya masalah dengannya yang membuat hubungan ia dan Akil renggang, tapi kini adiknya itu seolah sangat asing dengannya dan ia tidak suka itu.

Mendengar penuturan sang kakak, Akil mengalihkan perhatiannya ke arah lain dan itu tertangkap oleh Ares yang sedari tadi memperhatikan. Karena ia juga marasa Akil seperti takut dengannya, padahal ia sama sekali tak pernah mempermasalahkan kedekatan kakak beradik itu.

Mengerti situasi, Ares pun berucap "sayang, masuk ya nanti bicaranya lagi dirumah" ucapnya.

Adiba menoleh begitu pun Akil, mereka saling pandang sampai adiba mengangguk dan masuk terlebih dahulu kedalam mobil.

Ares menatap Akil didepannya dan menepuk bahunya pelan "ayo masuk, nanti bicara sama kita dirumah"

Setelah mengucapkan itu Ares pun masuk. Akil menghela nafas lalu ikut masuk dan duduk dibelakang kedua pasutri itu.

Suasana hening menyapa, tak ada yang berbicara pun Adiba yang tak mengeluarkan suaranya. Dia masih berpikir apakah ada kesalahan yang ia perbuat atau ada masalah apa sehingga adiknya itu sangat berbeda sekarang.

Sedangkan Akil, dia diam menyenderkan kepalanya ke jendela mobil, memikirkan semuanya apa yang akan ia jelaskan pada kakak dan Abang iparnya itu.

Sementara Ares, dia paham situasa jadi ia pun tak mengeluarkan suara sampai mereka telah sampai dirumahnya karena memang jarak rumah dan sekolah tak terlalu jauh jika menggunakan kendaraan.

Setelah mobil berhenti, Adiba langsung masuk kedalam rumahnya sementara Ares dan Akil mengeluarkan tasnya terlebih dahulu sebelum masuk.

Ares sempat berbicara sebelum mereka masuk "ngomong pelan-pelan sama Diba, jelasin semuanya termasuk sikap kamu ke Abang juga" ucapnya.

ARSARES NAZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang