Chapter 723 : Mengejutkan

98 14 0
                                    

Ying menjawab dengan tenang sembari tersenyum. "Dua jam."

Melihat kepercayaan dirinya, Hua Zi Rong mengangguk, membuat Ying menghilang. Sewaktu ia pergi, seorang Ying Zi muncul dari bayang-bayang.

"Mohon hukum bawahan ini karena tidak memberitahu Yang Mulia tentang hal ini."

"Kau hanya terikat oleh aturan."

Mata Ying Zi itu berkilau penuh penghargaan. "Bawahan ini berterima kasih kepada Yang Mulia atas pengertiannya."

Hua Zi Rong melambaikan tangannya. "Kau boleh mundur."

Ying Zi itu surut ke dalam bayangan sekali lagi, sedangkan Hua Zi Rong lanjut memeriksa buklet memorial dengan giat.

***

Di Kompleks Liu Shui.

Mengenakan chang shan putih, Hua Zi Qing memeriksa naskah Buddha di tangannya sambil tersenyum tipis.

"Seperti dugaanku."

Ia mengangkat sebatang lilin dan menerangi kain kuning bernoda darah itu, membuat sebuah diagram pun berangsur-angsur muncul.

Keterkejutan melintasi mata si pria bertopeng. "Pangeran Qing, ini ....?"

"Ini adalah peta harta." Hua Zi Qing menyatakan dingin.

Ia terus memeriksa benda di tangannya, matanya berbinar sejenak.

"Bagaimana persiapan dengan penyalinnya?" tanya Hua Zi Qing.

Pria bertopeng hitam mengeluarkan satu versi salinan dari gulungan rahasia kekaisaran Xi Liu dari jubahnya dan menyerahkannya kepada Hua Zi Qing.

"Bagaimana menurut Pangeran Qing?"

Hua Zi Qing memeriksanya. "Tidak buruk, mereka kelihatan mirip, tetapi masih ada masalah dengan ukuran hurufnya. Bahkan kesalahan yang paling kecil pun dapat membuat perbedaan yang sangat besar."

Pria bertopeng itu bingung, tetapi ketika ia mengambil kembali gulungannya, ia mendapati bahwa memang ada perbedaan yang signifikan dalam ukurannya. Meskipun sebagian besar orang tidak akan bisa mengetahui perbedaannya dengan mata telanjang, mereka yang akrab dengan gulungan rahasia kekaisaran Xi Liu bisa mengetahuinya dengan sepintas lihat.

"Bawahan ini akan menyuruhnya untuk mulai lagi dari awal."

Hua Zi Qing mengangguk, dan pria bertopeng itu pun berbalik pergi.

"Aku kira kau dijaga oleh orangnya Pangeran Hao, jadi, kenapa kau ada di sini?" Hua Zi Qing bertanya dengan jejak mengejek.

Pria ber-chang shan biru tersenyum. "Mereka mungkin berpikir bahwa aku masih ada di sana, tetapi kau bisa melihat kenyataannya di hadapanmu."

"Bukankah kau bilang ia sudah menghilang? Kau melanggar kesepakatannya." Hua Zi Qing memperingatkan dingin.

"Yin sudah menghilang."

"Artinya, tidak akan ada lagi orang yang bernama 'Yin' mulai sekarang." Hua Zi Qing berujar mencemooh.

Pria berbaju biru itu tersenyum samar. "Benar, ia sudah sepenuhnya menghilang."

"Katakan tujuanmu datang kemari." Hua Zi Qing menghadapinya secara langsung.

Ia tahu dengan jelas bahwa pria berbaju biru itu datang mencarinya dengan tujuan dalam benaknya.

Pria ber-chang shan biru itu memasang tatapan menghina di matanya. "Situasi di Provinsi Meng sudah di luar kendali. Jika kau masih mengulur waktu, aku takutnya Hua Zi Rong akan memulai serangan balasannya."

"Omong-omong, biar kuberitahu kau sesuatu: Pengawal Lian Jin sudah muncul." Wajah pria itu dingin selagi ia berbicara.

Tampang mengejek di wajah Hua Zi Qing pun jadi kaku, dengan cepat digantikan ekspresi yang serius. "Apakah itu benar? Pengawal Lian Jin yang itu telah muncul?"

Pria berbaju biru itu mengangguk. "Itu benar, mereka muncul beberapa saat yang lalu."

Mata Hua Zi Qing berkilau mengejek. "Tampaknya ia sudah bertekad untuk berdiri di pihak Hua Zi Rong."

"Ini adalah keputusanmu, apakah kesepakatan kita akan berlanjut." Tampang penuh perhitungan melintasi wajahnya.

Hua Zi Qing menyeringai. "Tentu saja, kita akan melanjutkannya. Bagaimanapun juga, bukankah kau adalah mitra kerjasama terbaikku?"

"Lalu, bagaimana dengan Yun Ruo Feng? Apa yang kau rencanakan dengannya?"

"Ingatlah agar tidak berlebihan. Aku sudah melihatmu mencoba memancing Yun Ruo Feng selama ini."

Ada senyuman tersungging di sudut mulut pria itu. "Kita berdua di perahu yang sama, jadi kenapa aku akan memicu konflik internal?"

"Apa kau tidak takut kalau Lan Shan akan mengetahui tentang dirimu yang membantuku?" Hua Zi Qing menanyakan dingin.

Pria berbaju biru itu menyeringai. "Bukankah tujuannya juga untuk membantumu mendapatkan takhta?"

Hua Zi Qing hanya tersenyum mendengar ini.

Dengan Hua Zi Qing yang tetap diam, pria ber-chang shan biru juga terdiam.

Setelah beberapa saat, Hua Zi Qing memecah keheningan itu. "Tidak ada bosannya saat kaulah lawan bicaraku."

"Tidak ada hentinya jika kaulah orang yang bermain catur denganku," jawab pria berbaju biru itu.

Keduanya tersenyum sama-sama tahu, dan pria berbaju biru pun berdiri sebelum meninggalkan ruangan.

***

Sementara itu, Ying, si komandan Pengawal Lian Jin, kembali ke Aula Liu.

Tatapan Hua Zi Rong sedingin es sewaktu ia mendongakkan kepala untuk meliriknya. "Sudahkah kau mengetahui apa yang sedang terjadi?"

Senyum tipis menggantung di mulut Ying. "Selain dari Pangeran Hao, semuanya telah diselidiki dengan jelas. Silakan dilihat, Yang Mulia."

Ia menyerahkan setumpuk kertas kepada Hua Zi Rong.

Memeriksa kertas-kertas itu, hawa dingin berkilat di mata Hua Zi Rong. "Memang sesuai dengan rumornya."

"Pengawal Lian Jin tidak boleh mengecewakan reputasi kami." Ying menyatakan pendek.

Kekaguman terpampang di mata Hua Zi Rong. "Namun, potongan informasi ini tidak lengkap; kau belum menemukan identitas orang itu." Ia sengaja mencoba mencari-cari kesalahan dengan hasilnya.

"Bawahan ini berpikir bahwa identitas orang itu sudah diungkapkan, tetapi terlalu dini untuk mengungkap mereka. Melakukan demikian mungkin membuat mereka waspada, dan membuat rencananya jadi berantakan."

"Kau bahkan tidak bisa memberitahu Raja ini?" Hua Zi Rong bertanya meskipun paham bahwa ada aturan tertentu yang tidak bisa dilanggar Pengawal Lian Jin. Biarpun begitu, keyakinan terbesar mereka adalah bahwa mereka harus menunjukkan kesetiaan tertinggi kepada pemilik peluit rahasia. Kalau tidak, mereka akan dihukum dengan anggota tubuh mereka ditarik oleh lima kereta kuda.

Ying bisa memahami apa maksudnya, tetapi ia hanya tersenyum. "Bawahan ini tidak bisa mengatakannya."

"Kalau begitu, aku akan menunggu kabar baiknya."

Ying mengangguk. "Bawahan ini pasti tidak akan mengecewakan Yang Mulia."

"Mundurlah." Hua Zi Rong melambaikan tangannya.

Ying kemudian menyelinap ke dalam kegelapan selagi Hua Zi Rong lanjut melihat-lihat laporan intelijen di depannya. Setelah membaca setiap perbuatan yang dilakukan Hua Zi Qing di belakangnya, suhu di hatinya semakin turun.

Raja ini sungguh telah meremehkanmu, tetapi sekarang tindakanmu telah terungkap. Aku ingin tahu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?

Consort of A Thousand Faces 4 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang