Chapter 724 : Situasinya Perlahan-Lahan Menjadi Jelas

83 15 0
                                    

Di rumah pos.

Berbaring di tempat tidur, wajah Su Xi-er diselimuti kesakitan selagi mimpi buruk menghantui tidurnya, mengaburkan batas antara kenyataan dan mimpi.

Lolongan yang tak henti-hentinya dan tangisan yang sunyi. Langit kelabu dan berkabut. Sebuah anak panah yang menembus jantung.

Siapakah orang itu yang berdiri di jurang? Mengapa ia sepertinya adalah sumber dari pikiran-pikiran yang mengganggu benakku?

Orang itu tiba-tiba berbalik.

Itu aku.

Aku menatap dingin ke sosok itu, tetapi segera setelah aku mendekatinya, ia menghilang.

Mekanisme pertahanan Su Xi-er menyala selagi ia mati-matian berjuang tarik-menarik dalam mimpi buruk itu.

Apa yang sebenarnya terjadi? Aku benar-benar sadar, tetapi tubuhku sama sekali tidak bisa bergerak. Mungkinkah ini perbuatan pria berjubah itu lagi?

Terlepas apa pun itu, tak ada yang bisa mencegahku untuk bangun.

Dengan tekad yang kuat, Su Xi-er pun menembus kabut itu, matanya terbuka.

Pemandangan pertama yang menyapanya adalah tatapan khawatir Pei Qian Hao, tangannya tegang sembari memegangi tangan Su Xi-er.

"Xi-er, apa kau mimpi buruk?"

Ia dengan lembut menyeka keringat di keningnya, rasa sakit menyengat hatinya.

Senyum yang tidak jelas mengembang di wajah Su Xi-er. "Selama A-Jing dan bayi kita ada, Xi-er tidak takut apa pun."

Kontras dengan perkataannya, kegelisahan merayapi hatinya. Obat di tubuhku seharusnya sudah dihilangkan, jadi kenapa masih seperti ini? Haruskah aku menanyai Kakak, apa yang sebenarnya terjadi dengan tubuh ini?

Namun, bagaimana mungkin Pei Qian Hao tidak bisa melihat melalui wajahnya yang terselubung tipis? Semakin jinak dan pengertian dirinya, semakin hatinya ingin menghujaninya dengan kasih sayang.

"Xi-er, jangan menanggung semuanya sendirian. Kau bisa memberitahu Pangeran ini." Pei Qian Hao mencium pipinya dengan lembut.

Senyum lembut tersungging di sudut mulut Su Xi-er. "Aku tahu, A-Jing."

"Xi-er, beritahu aku secara pasti, apa yang terjadi." Pei Qian Hao membujuk dengan lembut.

"Aku curiga bahwa ada masalah dengan tubuh ini, tetapi aku tidak yakin untuk saat ini. Aku berencana untuk menanyai Kakak; barangkali ia bisa memberikanku sebuah jawaban."

Rasa sakit pun meremas hati Pei Qian Hao, dan ia merasa seolah-olah ia basah kuyup karena air es. Betapa inginnya aku menanggung semua ini menggantikan dirinya.

"Mmm, aku akan menyuruh Wu Ling untuk memanggilkan Raja Wilayah Barat." Pei Qian Hao menatap dengan lembut.

"A-Jing, ini sudah tengah malam. Kakak seharusnya sudah istirahat."

"Xi-er adalah yang terpenting." Pei Qian Hao menggoda dengan penuh kasih sayang sebelum berbicara kepada Wu ling yang berada di luar pintu. "Wu Ling, panggilkan Raja Wilayah Barat untuk datang kemari."

Su Xi-er hanya bisa menghela napas dalam hati. A-Jing pasti masih mendendam pada Kakak karena membantuku menyembunyikan sesuatu darinya.

Di luar pintu, Wu Ling juga sedang ingin membuat lelucon. Raja Wilayah Barat, kau yang memintanya. Dari semua hal, kenapa kau harus membantu Hao Wang Fei menyembunyikan sesuatu dari Pangeran Hao?

Ia mempercepat langkahnya dan segera tiba di pintu Du Ling, mengetuk dengan mantap. Namun, Du Ling tertidur lelap, dan hanya setelah Wu Ling menggedor pintu lebih keras, barulah ia bangun.

Tok! Tok!

Du Ling langsung tersentak dari mimpinya, kemarahan membayangi wajahnya selagi ia membuka pintu. "Ini tengah malam, Wu Ling. Apa yang sedang kau coba lakukan?"

"Raja Wilayah Barat, bawahan ini hanya mengikuti perintah. Pangeran Hao meminta Anda kehadiran Anda." Wu Ling tidak bisa menyembunyikan kegembiraan sekilas di matanya selagi ia berbicara dengan sikap yang hormat.

Kekeruhan meninggalkan mata Du Ling. "Apa yang terjadi? Apakah terjadi sesuatu pada Xi-er?"

Ia sudah akan melangkah keluar dari pintu saat ia tiba-tiba teringat sesuatu. Ia membanting pintunya tertutup, praktisnya mengenai hidung Wu Ling.

Tepat saat Wu Ling hendak lanjut mengetuk pintu, Du Ling membuka pintunya, sekarang dengan pakaian yang lebih formal.

"Kenapa kau masih bengong? Cepatlah."

Du Ling mempercepat langkah kakinya selagi ia menuju ke arah kamar Pei Qian Hao dan Su Xi-er. Sedangkan Wu Ling, ia menyembunyikan senyuman main-main di mulutnya sebelum mengikuti.

Begitu mereka memasuki ruangan, Du Ling berjalan ke arah Su Xi-er dengan resah. "Xi-er, ada apa? Apa kau merasa tidak enak badan?"

Xi-er hanya bisa tersenyum. "Kakak, jangan khawatir, Xi-er baik-baik saja."

"Baik-baik saja? Bukankah Wu Ling bilang kalau kau ...." Du Ling bingung.

Tiba tepat saat ini, Wu Ling dengan cepat menjelaskan. "Raja Wilayah Barat, bawahan ini tidak mengatakan bahwa terjadi sesuatu kepada Wang Fei. Itu semua adalah kesimpulan yang Anda tarik sendiri."

Udara serius langsung menyergap Du Ling selagi ia mengayunkan tendangan ke arah Wu Ling, yang dengan gesit menghindari serangan itu dan memberi jarak di antara mereka.

Du Ling melihat ke arah Pei Qian Hao. "Pangeran Hao, apakah ini caramu mendisiplinkan bawahanmu?"

"Wu Ling tidak melakukan kesalahan." Pei Qian Hao berujar tanpa emosi.

Du Ling menarik napas dingin. "Jadi, apa sebenarnya alasanmu buru-buru memanggilku di tengah malam?"

Senyum pun tersungging di sudut mulut Su Xi-er. "Kakak, Xi-er-lah yang ingin menanyakan sesuatu padamu, jadi A-Jing memanggilmu kemari."

Saat ini, Du Ling sudah memahami apa yang terjadi. Ugh, Pei Qian Hao jelas-jelas membalas dendam terhadapku karena membantu Xi-er menyembunyikan sesuatu darinya.

Du Ling hanya bisa menerima kekalahannya selagi ia mendapatkan kembali ketenangannya. "Jadi, apa itu?"

"Kakak, apa kau tahu apakah ada masalah dengan tubuh Su Xi-er?"

Du Ling kehabisan kata-kata sejenak sebelum memahami apa yang dimaksudkannya.

Ia bukan mengacu pada dirinya sendiri, melainkan tubuh Su Xi-er yang asli.

Du Ling menggelengkan kepalanya, kesedihan berkedip di matanya. "Apakah terjadi sesuatu?"

Su Xi-er memberitahukannya semua yang telah terjadi.

Tatapan Du Ling jadi berat. "Xi-er, untuk saat ini, jangan panik. Raja ini akan mengirimkan surat kembali ke istana kekaisaran untuk menanyai Ibu Suri Agung."

Su Xi-er mengangguk. "Aku harus merepotkan Kakak kalau begitu."

"Tidak ada repotnya sama sekali; kau adalah adik perempuanku sekarang." Ia kemudian melihat ke arah Pei Qian Hao yang saat ini memandangi Su Xi-er dengan lembut. "Pangeran Hao, kau harusnya puas dengan balas dendammu. Lain kali, jangan bangunkan Raja ini di tengah malam."

Mengingat gedoran menggelegar Wu Ling, Du Ling pun merasa tak berdaya dalam hatinya. Aku seharusnya menendang Wu Ling beberapa kali lagi barusan ini.

"Kakak, jangan khawatir, A-Jing tidak akan melakukan itu."

Mata Pei Qian Hao jadi dingin. "Raja Wilayah Barat, ini sudah larut. Bukankah harusnya kau kembali untuk beristirahat?"

Du Ling hanya bisa mendesah dalam hati, mengumpati Pei Qian Hao. Apa kau sungguh mengira bahwa Raja ini mau datang kemari? Bukannya kaulah yang memanggilku di saat yang tidak tepat begini?

Terlepas dari pikirannya yang berkecamuk, tidak ada celah di wajahnya. "Raja ini akan pergi kalau begitu. Aku tidak akan mengganggu kalian berdua bermesraan satu sama lain." Du Ling memastikan untuk menggoda Pei Qian Hao sebelum dengan cepat melesat keluar dari ruangan. 

Consort of A Thousand Faces 4 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang