Chapter 706 : Pertempuran Resmi

95 16 0
                                    

Hua Zi Qing segera tiba di Aula Liu sembari mengenakan jubah putihnya yang biasa, ekspresi tenangnya yang biasa pula.

Melihat betapa tenangnya Hua Zi Qing, mau tak mau Hua Zi Rong pun mencibir dalam hati.

"Pangeran Qing, seorang pembunuh menghilang setelah memasuki Kompleks Liu Shui. Apakah kau punya penjelasan untuk hal ini?"

Hanya ada tatapan linglung yang tersisa di mata Hua Zi Qing. "Pembunuh apa? Pejabat biasa ini tidak tahu."

"Karena kau menyatakan bahwa kau tidak tahu, Pangeran Qing, Raja ini tentu akan memercayaimu." Hua Zi Rong tersenyum selagi ia berbicara, tetapi tatapannya langsung berubah dingin sewaktu melanjutkan. "Pangeran Qing, menurutmu, siapakah yang ingin membunuhku?"

Hua Zi Qing langsung mengetahui tujuannya. "Yang Mulia selalu berbudi luhur dan bijaksana; aku takutnya, itu mungkin hanyalah beberapa warga sipil yang susah diatur yang menyebabkan masalah."

"Warga sipil susah bisa diatur apa maksudmu, Pangeran Qing?" Sarkasme berkedip-kedip di matanya, meskipun senyumannya mendalam.

Aku tidak percaya kau masih mencoba untuk bermain-main denganku dan mencoba mengalihkan perhatianku padahal semuanya sudah jadi begini.

Tatapan Hua Zi Qing tanpa riak. "Ini hanyalah kesimpulan dari pihak Pangeran ini; aku bukannya mencoba menargetkan seseorang secara khusus."

"Pangeran Qing, bagaimana menurutmu Kompleks Liu Shui?" Sarkasme melintasi mata Hua Zi Rong selagi ia tersenyum.

Hua Zi Qing mengangguk. "Pemandangan Kompleks Liu Shui bagus, dan lingkungannya juga indah. Itu tempat tinggal yang damai untukku."

"Kalau begitu, bagaimana jika aku menganugerahkan Kompleks Liu Shui kepadamu supaya kau bisa tinggal di sana seumur hidupmu?" Hua Zi Rong bertanya dengan senyumannya yang tak pernah berubah.

Mendengar perkataan ini, para pengawal di Aula Liu bisa merasakan hati mereka menggigil. Apakah Yang Mulia berencana untuk menahan Pangeran Qing selamanya? Tampaknya, langit benar-benar akan berubah di Xi Liu.

Hua Zi Qing mempertahankan ekspresi yang sama. "Aku sudah memiliki Halaman Liu Hua dan Taman Gui Hua; aku tidak berani bersikap serakah." Meskipun nada bicaranya lembut, makna dalam ucapannya jelas; Tidak ada gunanya memasang jebakan untukku.

Tatapan Hua Zi Rong berubah garang terlepas senyuman di wajahnya. "Tampaknya Pangeran Qing tidak menyukai Kompleks Liu Shui-ku."

Bagi mereka yang ada di Aula Liu, tampak seolah-olah Hu Zi Qing bersikeras memilih jalan keluar yang sulit meskipun diberikan pilihan yang mudah.

Mata Hua Zi Qing mencerminkan hawa dingin. "Aku tidak berani menolak pemberian Yang Mulia."

Kau kira, kau bisa terus mencoba memancingku? Sayang sekali, tidak ada satu pun dari ini yang efektif padaku.

"Pangeran Qing, Perjamuan Bantuan Bencana akan diadakan besok. Jangan lupa untuk memimpin dengan kekayaanmu yang berlimpah." Hua Zi Rong menyeringai dalam hati.

Karena kau ingin melakukannya dengan cara ini, aku akan memberikanmu kesempatan untuk memuntahkan banyak darah.

"Saat ini aku adalah seorang pendosa, jadi aku tidak pantas menghadiri perjamuannya." Hua Zi Qing membantah.

Karena kau mau menahanku, aku akan menggunakan ini sebagai alasan.

Selapis es menyelimuti mata Hua Zi Rong. "Sudah larut. Antarkan Pangeran Qing kembali ke Kompleks Liu Shui untuk beristirahat."

Seorang pengawal maju ke depan dengan cepat dan membawa Hua Zi Qing pergi dari Aula Liu. Memerhatikan orang itu pergi, Hua Zi Rong pun mengepalkan tinjunya. Kau akan membayar semua yang telah kau lakukan suatu hari nanti.

"Jaga Pangeran Qing dengan ketat. Jika ada kesalahan lagi, bersiaplah untuk memberikan kepalamu." Hua Zi Rong memperingatkan.

Setelah sekian lama, sebuah jawaban dapat terdengar. "Mmm."

Hua Zi Rong kembali duduk di kursinya, dan terus memeriksa buklet peringatan dengan kuas cinnabar di tangannya.

***

Di sebuah ruangan pribadi.

Mengenakan chang shan putih, Yun Ruo Feng duduk di kursi, memandangi papan catur di depannya dengan matanya yang mengerut. Yun Ling berdiri di samping, diam-diam mengamati tuannya.

Tak lama kemudian, mata Yun Ruo Feng berbinar-binar saat ia menyapu bidak-bidak caturnya sampai berantakan, seolah-olah ia telah menemukan sesuatu.

"Heh, permainan catur yang bagus—meraih kesuksesan dengan menempatkan dirinya dalam situasi yang tak berdaya."

"Apakah Pangeran Yun bisa menghancurkan permainan catur saat ini?" tanya Yun Ling.

Senyum Yun Ruo Feng hanya semakin dalam. "Bagaimana investigasimu?"

"Menjawab Pangeran Yun, Hua Zi Qing menyembunyikan dirinya terlalu baik. Semua informasi yang kukumpulkan sejauh ini hanyalah apa yang ingin ditunjukkannya."

Hawa dingin berkedip di mata Yun Ruo Feng. "Terlepas seberapa baik ia menyembunyikan dirinya, kau harus menggali semuanya."

"Bawahan ini mematuhi perintah." Yun Ling berujar dengan hormat.

Sementara mereka berdua sedang berbincang, Wu Yong masuk sembari memapah seorang pengawal dengan lengan yang terluka.

"Pangeran Yun, kekuatan kita di Nan Zhao telah disapu habis." Pengawal yang terluka itu melaporkan pilu selagi ia berlutut di bawah.

Yun Ruo Feng menggebrakkan tangannya ke atas meja. "Apa kau bilang? Jelaskan semuanya tanpa melewatkan satu rincian pun."

"Pangeran Yun, orang-orang kita dikepung segera setelah kami berkumpul. Bawahan ini harus berjuang demi hidupku hanya untuk mengabari Pangeran Yun tentang semua ini."

Suhu di mata Yun Ruo Feng menurun. "Apa kau tahu siapa gerombolan orang itu?"

"Aku hanya tahu bahwa mereka bukanlah dari Nan Zhao." Rasa bersalah menyebar di wajah pengawal itu.

Yun Ruo Feng mengepalkan tinjunya dengan erat. Sepertinya seseorang sudah bersekongkol melawanku; aku hanya tidak tahu apakah itu Pangeran Hao, atau Raja Wilayah Barat.

"Aku mengerti, kau boleh mundur," kata Yun Ruo Feng.

Wu Yong kemudian membawa si pengawal yang terluka pergi bersamanya.

"Yun Ling, apa pendapatmu tentang masalah ini?" tanya Yun Ruo Feng.

Ekspresi Yun Ling sedingin es. "Bawahan ini takutnya kita sudah jatuh ke dalam penyergapan."

"Oh? Menurutmu, siapakah pelakunya?" Yun Ruo Feng menekan.

Yun Ling kebingungan. "Aku tidak bisa menebaknya." Ia tahu bahwa Yun Ruo Feng telah memiliki rencananya sendiri, dan tidak serius dengan pertanyaan-pertanyaannya.

"Jalankan hal itu sesegera mungkin supaya mereka tidak merasa bahwa itu terlalu membosankan." Tatapan kejam menyala di mata Yun Ruo Feng untuk sesaat sebelum topeng pria terhormatnya kembali.

Yun Ling mengangguk. "Aku sudah mengabari wanita itu. Sisanya tergantung pada kemampuannya."

"Mmm, aku menantikan pertunjukannya. Lebih baik ia tidak mengecewakanku." Yun Ruo Feng berkata dengan gaya yang mencemooh.

Yun Ling berkata, "Pangeran Yun, Pangeran Qing mungkin akan bertindak selama Perjamuan Bantuan Bencana besok, kan?"

"Bantu dia. Aku harus mendapatkan setengah perintah militer lainnya." Yun Ruo Feng menyatakan dengan tenang.

Mata Yun Ling tidak bergeming selagi ia mengangguk. "Bawahan ini mematuhi perintah." Ia kemudian mundur ke dalam kegelapan.

Memandangi bidak-bidak catur yang berserakan, lapisan es di mata Yun Ruo Feng pun menebal. Pei Qian Hao, pertempuran kita sudah lama dimulai. Entah itu untuk dunia atau Lan-er, aku akan sepenuhnya membasmimu.

Yun Ruo Feng menjepit sebuah bidak catur, tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Bersembunyi dalam kegelapan, mau tak mau Yun Ling pun menghela napas dalam hatinya ketika ia melihat pemandangan ini. Bagaimana mungkin mendapatkan baik dunia dan wanita cantik? Jika seseorang benar-benar mampu melakukan itu, aku takutnya mereka ....

Consort of A Thousand Faces 4 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang