Chapter 697 : Orang yang Bersedia Mengambil Umpan

101 17 0
                                    

Sementara itu, pengawal Hua Zi Rong menyusul Pei Qian Hao dan yang lainnya dalam perjalanan mereka kembali ke rumah pos, membawa mereka ke istana kekaisaran Xi Liu.

Setelah tiba di Aula Liu, ketiganya melihat Hua Zi Rong yang tenang sedang duduk di depan papan catur.

"Raja Xi Liu pasti benar-benar santai untuk begadang hingga larut malam. Apakah kau memanggil kami kemari hanya untuk menontonmu bermain catur?" canda Du Ling.

Pei Qian Hao dan Su Xi-er tetap diam, mata mereka dingin dan jauh, sudah menebak tujuan Hua Zi Rong.

"Berhentilah menggoda Raja ini, Raja Wilayah Barat. Bagaimana mungkin aku dalam suasana hati untuk bersantai-santai begitu padahal saat ini aku sedang dalam kesulitan?" Semburat ketidakberdayaan melintasi matanya.

Du Ling hanya bisa menarik kembali sikap bercandanya. "Baiklah, katakan bagianmu."

"Aku berharap kalian berdua bisa membantuku membuat keputusan." Hua Zi Rong berkata dengan ekspresi sungguh-sungguh.

"Pangeran ini tahu apa yang hendak kau tanyakan, tetapi aku akan menasihatimu; gagal bertindak tegas hanya akan menyebabkan kekacauan." Pei Qian Hao langsung menuju ke inti permasalahannya.

Senyum getir merayapi roman muka Hua Zi Rong. "Aku juga tahu bahwa malapetaka hari ini adalah hasil dari masa lalu, tetapi sekarang karena sudah begini, sudah terlambat untuk menyesal." Ia memandangi keduanya sambil termenung. "Maksudmu adalah ...." Ia membuat gestur menggorok lehernya.

"Jangan bilang padaku bahwa kau masih mau mempertahankan status quo padahal semuanya sudah memburuk?" Du Ling bertanya sinis.

Ekspresi Pei Qian Hao membekukan. "Menghasilkan sutra dari kepompong, selapis demi selapis, dan potong tanaman itu sampai ke akarnya."

"Pangeran Hao, kau juga tahu bahwa urusan masa lalu melibatkan terlalu banyak orang." Hua Zi Rong mengungkapkan kecemasannya.

Su Xi-er tersenyum ramah. "Kita hanya perlu menangkap orang kuncinya untuk sampai ke pusat masalah."

Pencerahan pun menyelimuti Hua Zi Rong. "Aku mengerti sekarang."

Mata Du Ling mencemooh. "Seorang penguasa tidak boleh kejam, tetapi mereka juga tidak bisa tidak kejam. Kesalahanmu terletak pada tidak menggunakan keseimbangan yang tepat." Ia meninggalkan kata-kata ini dan berjalan keluar dari Aula Liu.

Pei Qian Hao tersenyum tipis, dan menggandeng tangan Su Xi-er selagi mereka mengikuti di belakang.

Memerhatikan mereka bertiga pergi, tinju Hua Zi Rong pun mengepal selagi tekad bersinar di matanya.

"Apakah Raja ini masih belum cukup kejam?"

"Yang Mulia, Anda jangan terlalu khawatir, dan masalah dalam hati Anda menahan Anda." Suara yang dingin pun menjawabnya.

Hua Zi Rong terhanyut dalam pikirannya sendiri sewaktu ia mulai merencanakan langkah selanjutnya.

***

Saat trio itu baru saja pergi, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar istana ditemani oleh cahaya rembulan.

"Kakak, tidak seharusnya kau mengucapkan kalimat terakhir itu." Su Xi-er menyebutkan sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa. Jika ia cukup pintar, ia akan tahu apa yang harus dilakukan."

Su Xi-er tak berkomentar lebih jauh selagi ia mengelus perutnya sambil tersenyum.

***

Di dalam ruangan pribadi.

Yun Ruo Feng mencengkeram cangkir teh hingga buku-buku jarinya nyaris memutih, memecahkan peralatan makan itu selama prosesnya.

Consort of A Thousand Faces 4 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang