Chapter 709 : Para Pengungsi Berdatangan

86 17 0
                                    

Sementara Hua Zi Rong dan para pejabat Xi Liu sedang membuat persiapan untuk Perjamuan Bantuan Bencana mendatang, sesuatu yang besar telah terjadi—sekelompok besar pengungsi menuju langsung ke gerbang kota Xi Liu.

Para prajurit di gerbang telah menutupnya, tetapi itu jauh dari cukup untuk menghalangi kerumunan orang.

Jerit putus asa para pengungsi menembus udara, dan suara tinjuan yang menggedor gerbang kota yang berat membuat tanahnya bergetar.

Si komandan dengan cepat menurunkan perintah untuk menahan barisan sebelum bergegas ke istana kekaisaran untuk melaporkan masalah ini.

Sementara itu, Hua Zi Rong memeriksa buklet peringatan dengan tatapan dingin di matanya selagi ia terus-terusan teringat akan keseriusan dari situasi di Provinsi Meng.

Tampaknya aku harus meluangkan waktu untuk menyelesaikan masalah-masalah ini dengan layak setelah Perjamuan Bantuan Bencana.

"Yang Mulia, ada serombongan besar pengungsi di luar Liu Jing." Ekspresi komandan itu serius.

Hua Zi Rong berdiri dan berjalan mendekatinya. "Apa katamu? Apa yang terjadi?"

"Beberapa saat yang lalu, segerombolan besar pengungsi datang langsung ke Liu Jing. Demi mencegah kericuhan internal di dalam Liu Jing, pejabat biasa ini tak punya pilihan selain mengusir para pengungsi untuk sementara waktu." Ada jejak ketidakberdayaan di mata si komandan.

Mata Hua Zi Rong berubah serius. Meskipun ini mungkin agak kejam, dengan adanya segerombolan besar pengungsi yang berkerumun ke Liu Jing bukanlah perkara kecil.

"Sampaikan perintah Raja ini: Tempatkan para pengungsi di tenda-tenda barak tentara untuk sementara waktu. Pastikan mereka mendapatkan makan tiga kali sehari, dan jangan menyepelekan mereka."

"Pejabat biasa ini mematuhi perintah." Si komandan berlutut dengan hormat di lantai sebelum berdiri dan meninggalkan Aula Liu.

Tatapan Hua Zi Rong jadi lebih dingin. Perdana Menteri Wen, bahkan jika kau tidak sanggup menanggung dosa yang telah kau perbuat sekarang, kau tetap akan harus membayarnya di masa depan.

***

Di rumah pos.

Su Xi-er duduk di kursi di halaman, bermandikan cahaya matahari. Mendengar kegaduhan di luar, keheranan pun melintasi matanya.

"Wu Ling, apa yang terjadi di luar sana?"

Tatapan Wu Ling tenang. "Melapor pada Wang Fei, para pengungsi dari Provinsi Meng sudah berdatangan. Mereka semestinya sedang ditempatkan di suatu tempat."

"Oh? Para pengungsi sudah memasuki Liu Jing?"

Wu Ling menggelengkan kepalanya. "Mereka tidak memasuki Liu Jing, tetapi sudah ditempatkan di barak tentara yang tak begitu jauh."

Saat itulah Pei Qian Hao keluar dari ruangan lain dengan jubah luaran, menyampirkannya ke bahu Su Xi-er sembari tersenyum.

"Xi-er, di luar berangin; jangan sampai masuk angin."

Su Xi-er tersenyum tipis. "A-Jing, menurutmu, kenapa para pengungsi tiba-tiba berdatangan?"

"Apa kau sedang mencoba menguji Pangeran ini, Xi-er? Dengan kecerdasanmu, apa pendapatmu tentang masalah ini?" Pei Qian Hao menatapnya dengan penuh kasih sayang.

Su Xi-er mengelus perutnya dengan tatapan lembut. "Setiap kelainan pasti ada alasannya."

"Apakah kau sedang mencoba bermain-main dengan teka-teki?" Pei Qian Hao tidak tahan untuk menggoda.

Consort of A Thousand Faces 4 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang