Chapter 728 : Sesuatu yang Terlewat

79 15 0
                                    

Hua Zi Rong mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih banyak atas pengingatnya Hao Wang Fei."

Sudah memahami prinsip semuanya dilakukan secukupnya, Su Xi-er pun tak berbicara lebih jauh.

Pei Qian Hao menambahkan dengan ringkas, "Ada yang memegang pisau, sedangkan yang lainnya adalah ikan di papan talenan. Di sisi mana kau berada, itu adalah pilihanmu."

Ia pun kemudian berdiri dan meninggalkan Aula Liu bersama Su Xi-er.

"Orang mungkin masih bisa selamat dari bencana alam, tetapi mereka tidak akan bisa lolos dari konsekuensi atas dosa-dosa mereka sendiri." Du Ling mencibir sebelum ia memutar tumitnya dan pergi juga.

Memerhatikan mereka bertiga pergi, jejak hawa dingin meresap ke tatapan Hua Zi Rong. Apakah seperti itulah bagaimana kalian memandang Raja ini? Aku tidak menginginkan satu pun dari ini, tetapi aku tidak punya pilihan ....

***

Di Kompleks Liu Shui

Hua Zi Qing duduk di kursi, mengenakan chang shan putih, menyeduh teh seperti rutinitas normalnya. Tindakannya lambat tetapi elegan, dengan setiap langkahnya dilakukan dengan presisi.

Pria bertopeng hitam menyeringai. "Pangeran Qing, aku khawatir Pengawal Lian Jin telah mengendus keberadaan kita. Bawahan ini menemukan jejak keberadaan mereka hari ini."

"Bagaimana kau akan membandingkan dirimu sendiri dengan Pengawal Lian Jin?"

Pria bertopeng itu menjawab serius, "Ying berada di atasku, sedangkan sisanya di bawahku."

Hua Zi Qing menyeringai. "Tampaknya Hua Zi Rong memahami dengan baik, kalau tidak, ia tidak akan menyuruh Ying mengawasimu secara pribadi."

Mata pria bertopeng itu berkilau dingin. "Pangeran Qing, bagaimana kau tahu bahwa Ying-lah yang melakukan ini?"

"Hua Zi Rong ingin kita menggunakan kesempatan ini untuk menguji apakah dugaannya benar. Jika ia mengetahui bahwa Ying lebih kuat darimu, aku takutnya kau akan segera kehilangan nyawamu." Hua Zi Qing tidak terganggu, seolah-olah ia sedang mengobrol tentang cuaca, bukannya nyawa seseorang.

Tatapan pria bertopeng itu berubah sedingin es. "Apakah maksud Pangeran Qing adalah bahwa Hua Zi Rong berencana untuk membunuh bawahan ini?"

"Bukankah memotong lengan Pangeran ini lebih baik daripada berurusan denganku secara langsung?" Hua Zi Qing menyeringai.

Pencerahan mendatangi pria bertopeng itu. "Bawahan ini mengerti."

"Pergi dan bertarunglah dengan Ying; bahkan jika kau terluka, kau harus berpura-pura bahwa kau baik-baik saja, sehingga ia tidak bisa menentukan kekuatan aslimu." Hua Zi Qing berkata dengan gaya penuh perhitungan.

Pria bertopeng itu mengangguk dan meninggalkan Hua Zi Qing seorang diri. Dengan matanya yang menatap dingin, Hua Zi Qing lanjut menyeduh seteko teh di depannya.

Pada saat inilah, pria ber-douli berjalan masuk.

"Pangeran Qing, aku telah menyelesaikan tugas yang Anda berikan padaku. Semuanya berjalan sesuai rencana."

Hua Zi Qing mendongakkan kepalanya. "Tidak buruk, kau sudah melakukan kerja yang bagus."

"Namun, orang di barak tentara sudah tertangkap," lapor si pria ber-douli.

Mata Hua Zi Qing jadi dingin. "Apa yang terjadi?"

"Itu adalah kerjaan Hei Ying-nya Hua Zi Rong," jawab pria itu.

Seringai terbentuk di sudut mulut Hua Zi Qing. "Tampaknya Hua Zi Rong sudah mengetahui rencana itu. Hentikan tindakan lebih lanjut, dan pastikan bahwa kau tidak membiarkan orang di barak tentara itu hidup."

Pria itu mengangguk. "Bawahan ini akan menjalankan perintahnya sekarang juga."

Pria ber-douli itu dengan cepat meninggalkan Kompleks Liu Shui. Ia menyusup ke istana di tengah-tengah kekacauan yang disebabkan oleh Pengawal Lian Jin, dan harus pergi sebelum semuanya jadi tenang demi mencegah menyebabkan masalah bagi majikannya.

***

Di sebuah ruang pribadi.

Yun Ruo Feng berbaring di tempat tidur, ada seringai di sudut mulutnya selagi ia memandangi papan catur di depannya.

Hidup itu seperti catur; ada siasat di setiap langkahnya.

"Pangeran Yun, ada perubahan besar-besaran pada keadaan di luar sana. Aku takut Liu Jing akan segera menjadi kota mati. Haruskah kita pergi untuk sementara waktu?" Yun Ling bertanya dengan cemas.

Yun Ruo Feng menyeringai."Tidak, tidak akan. Semua yang dilakukannya akan sia-sia apabila Liu Jing jadi kota mati, dan ia tidak setolol itu."

"Apakah maksud Pangeran Yun bahwa semua ini adalah kerjaannya?" Kesadaran menghantam Yun Ling.

Senyum Yun Ruo Feng semakin dalam. "Kemungkinannya adalah 80 hingga 90%. Tunggu dan lihatlah, langit Xi Liu akan segera berubah."

"Pangeran Yun, lalu bagaimana dengan rencana kita? Akankah pria berjubah itu membawa Yun Wang Fei kemari?" tanya Yun Ling.

Membicarakan si iblis, pria berjubah itu membuka pintu dan berjalan masuk.

"Apakah Pangeran Yun takut kalau orang tua ini akan mengingkari ucapanku?" Ia mempertanyakan dingin.

"Mana mungkin? Lagian, aku memiliki benda yang paling kalian semua inginkan, bukan?"

"Apa maksudmu dengan ini, Pangeran Yun? Orang tua ini tidak benar-benar mengerti."

"Pangeran ini selalu penasaran, siapakah majikanmu. Hanya ketika aku akhirnya melihatnya hari itulah, baru aku mengetahui bahwa majikanmu tampak mirip sekali dengan seseorang—orang yang sudah mati."

Mata pria itu berubah semakin dingin. "Jika Pangeran Yun tidak sungguh-sungguh, orang tua ini tidak akan memaksamu."

"Buru-buru sekali untuk mengubah topiknya? Itu hanya memastikan bahwa apa yang terjadi pada Pangeran ini membuatmu khawatir." Yun Ruo Feng menyeringai.

Pria itu mengepalkan tinjunya. "Orang tua ini tidak tahu apa yang sedang Pangeran Yun bicarakan."

Hatinya diliputi es. Aku tidak boleh membiarkannya mengetahui identitas Majikanku.

Seringaian Yun Ruo Feng jadi semakin lebar. "Bagaimanapun juga, kenapa kau tidak membiarkan Pangeran ini menyelesaikan apa yang ingin kukatakan?" Ekspresinya berubah dingin. "Pangeran ini pernah sangat akrab dengan orang yang baru saja kusebutkan, tetapi ia sudah mati. Menurutmu, kenapa ada dua orang yang begitu mirip satu sama lainnya?"

Pria berjubah itu akhirnya menenangkan hatinya. Tampaknya ia hanya curiga bahwa Majikan memiliki hubungan darah dengan orang itu dan tidak lebih.

"Kau membuat orang tua ini bahkan lebih kebingungan, Pangeran Yun. Bagaimana bisa seorang bawahan menanyakan tentang urusan majikannya? Mungkinkah bawahanmu melakukan demikian?" Pria itu membantah.

Senyuman sinis menggantung di mulut Yun Ruo Feng. "Pangeran ini hanya berpikir bahwa, kedua orang ini tampak terlalu mirip. Kenapa kau harus segugup ini?" Ia lanjut menyelidiki.

Pria itu dapat merasakan jantungnya berdebar-debar di dadanya, tetapi tidak menunjukkan apa-apa di wajahnya. "Pangeran Yun, karena kau begitu penasaran tentang majikanku, mengapa kau tidak membuat kesepakatan dengannya? Barangkali kau akan memperoleh jawabanmu saat itu."

Karena kau ingin menggunakan hal ini untuk memancingku, aku akan menggunakan ini sebagai umpan untuk memancingmu.

Menyadari betapa cepat responnya, seringaian Yun Ruo Feng kian lebar. "Memang pintar. Pangeran ini benar-benar menghargai bakatmu, tetapi orang harus berhati-hati kehilangan diri mereka sendiri ketika siasat mereka terlalu dalam." Perkataannya dibumbui dengan ancaman yang dingin.

Pria berjubah itu tidak menunjukkan reaksi apa-apa mendengar ucapannya, hanya tetap diam.

Berdiri di sana, Yun Ruo Feng dapat merasakan jawaban di ujung lidahnya, tetapi tidak bisa meraihnya. Hanya ketika hari itu datang, barulah ia akan mengerti apa yang dilewatkannya.

Consort of A Thousand Faces 4 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang