Chapter 647 : Dua Kubu Berhadapan

131 21 1
                                    

Orang yang memegang busur tak lain selain Yu Xiao, menyeringai saat matanya beralih ke Yun Ruo Feng, "Seekor macan tutul tidak pernah mengubah bintik-bintiknya. Dengan penyergapanlah kau merenggut nyawa kakak lelakiku, dan bahkan kini, tak ada yang berubah. Aku akan mengakhiri hidupmu hari ini dan membalaskan dendam kakakku!"

(T/N: Bagi siapa pun yang penasaran tentang idiom asli Tiongkok, arti literalnya adalah sesuatu seperti 'gampang saja mengubah sungai dan pegunungan, tetapi sulit untuk mengubah kepribadian seseorang.)

Namun, Pei Qian Hao melambaikan satu tangan untuk menghentikan Yu Xiao sebelum ia bisa melepaskan anak panahnya.

Meski tidak senang, Yu Xiao tetap mundur.

"Pangeran Yun dan aku sedang bertanding. Walaupun ia curang, Pangeran ini tidak akan merendah ke level yang sama." Pei Qian Hao berkata dingin.

Yun Ruo Feng kesal mendengar ini. Beraninya seorang bocah tak berpengalaman bicara seperti itu!

"Hah, sejarah ditulis oleh para pemenang, dan yang kalah dibiarkan terlupakan. Selama aku memenangkan pertarungan ini, apa masalahnya dengan metode yang kugunakan? Selain itu, bukankah kau melancarkan taktik yang serupa melawan Keluarga Pei?"

Lalu ia memarahi anak buahnya atas serangan diam-diam sebelumnya. "Siapa yang menyuruhmu melakukan itu? Apa kau kira bahwa aku akan kalah dari Pangeran Hao?"

Bawahannya langsung berlutut dan meminta maaf, "Bawahan ini bertindak gegabah. Aku menyadari kesalahanku sekarang."

Jelas bagi Yu Xiao dan Pei Qian Hao bahwa Yun Ruo Feng sedang bersandiwara, tetapi mereka menonton dengan rasa geli yang jijik.

"Pangeran Hao, salah satu dari kita harus mati hari ini. Lan-er adalah istriku, dan akan selalu begitu."

Yun Ruo Feng berusaha memancing Pei Qian Hao untuk mengamuk, tetapi orang itu sepertinya tidak bereaksi akan hasutannya. "Lan-er-mu sudah terbunuh oleh Panah Penembus Jantung yang ditembakkan oleh tanganmu sendiri. Sekarang ini, ia adalah Su Xi-er, istri sah Pangeran ini, dan Hao Wang Fei."

Yun Ruo Feng bergegas ke arahnya sebelum ia selesai bicara, tetapi Pei Qian Hao mengelak dengan mahir dan mengambil kesempatan untuk mendekat ke Yun Ruo Feng, mengincar tenggorokannya.

Merasakan bahaya, Yun Ruo Feng mundur dan mengangkat pedangnya untuk menghadang serangan yang akan datang. Segera setelah dentingan pedang mereka terdengar, keduanya sudah mulai mundur untuk bentrokan mereka selanjutnya.

Pei Qian Hao tahu bahwa ia harus menyingkirkan Yun Ruo Feng demi menjamin keamanan Su Xi-er di masa depan.

Melihat bahwa Pei Qian Hao tampaknya teralihkan sesaat, Yun Ruo Feng melancarkan serangannya dan meninju dada Pei Qian Hao.

Pei Qian Hao tetap kokoh setelah pukulan itu dan menolak terhuyung, dengan cepat berayun ke belakang dan menjatuhkan Yun Ruo Feng ke belakang.

"Seperti yang diharapkan dari Pangeran Hao. Kau tidak bisa diremehkan, meskipun kau tidak berada di atas angin," cibir Yun Ruo Feng.

Sama halnya, meskipun Pei Qian Hao mahir dalam seni bela diri, mau tak mau ia harus mengakui bahwa Yun Ruo Feng memang adalah lawan yang sangat kuat.

Melihat bahwa sepertinya tidak ada yang unggul dalam pertempuran itu, Yu Xiao ingin menguji keberuntungannya lagi. Menyadari niatnya, Pei Qian Hao melemparkannya pelototan dingin, tetapi sia-sia. Kebencian Yu Xiao pada Yun Ruo Feng itu dalam, dan ia bertekad untuk membunuh Yun Ruo Feng sendiri dengan Panah Penembus Jantung demi membalaskan dendam kakaknya.

Menyadari ada yang tidak beres, Yun Ruo Feng menggeser posisinya ke posisi yang lebih cocok untuk menyerang. Setelah melalui begitu banyak pertempuran, ia sampai pada kesimpulan bahwa pertahanan terbaik adalah serangan yang terbaik.

Consort of A Thousand Faces 4 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang