Chapter 624 : Pembawaan Seorang Penguasa

135 23 0
                                    

"Consort Dowager, mereka yang cerdas tidak akan terus menyebarkan rumor seperti itu. Meskipun ini sepertinya berita buruk untuk saat ini, sebenarnya itu akan menguntungkan mahkamah Bei Min."

Consort Dowager Guo langsung memahami apa maksud Su Xi-er. Ia menghela napas dan berkata, "Aku sudah menjauh dari urusan mahkamah selama ini. Mari kita lihat bagaimana Yang Mulia berurusan dengan para pejabat yang memilih untuk memercayai rumor-rumor itu."

Untuk sekarang, karena Situ Lin masih belum memegang kendali penuh atas mahkamah, ia utamanya mengacu pada Pei Qian Hao.

"Keluarga Kekaisaran Situ dan Bei Min sangat beruntung untuk memiliki seseorang secerdik dirimu yang membantu Pangeran Hao." Consort Dowager Guo tersenyum sewaktu ia berbicara.

"Consort Dowager, Anda menyanjungku. Beruntung sekali karena Bei Min memiliki consort dowager selembut ini." Su Xi-er membalas pujiannya.

Karena Pei Ya Ran tidak kembali ke istana, satu-satunya selir yang tersisa adalah Consort Dowager Guo. Alhasil, harem kekaisaran pun jauh lebih damai dari sebelumnya.

"Akulah satu-satunya yang berada di Harem Kekaisaran sekarang ...." Consort Dowager Guo menjeda sejenak sebelum menggeleng cepat. "Yah, itu tidak akurat lagi. Liu Yin Yin tinggal di sisi tenggara Harem Kekaisaran. Aku pernah melihatnya satu kali, dan ia terlihat ia akan berusia sekitar lima belasan saat Yang Mulia dewasa. Akan menyenangkan jika gadis yang tenang sepertinya memasuki harem."

Consort Dowager Guo terus tersenyum selagi ia berkata, "Yang Mulia sering mengunjunginya, dan mereka bisa membangun hubungan mereka seperti itu. Semuanya akan berjalan dengan sendirinya saat waktunya tiba."

Su Xi-er tidak tega untuk mengatakan apa-apa ketika ia melihat betapa gembiranya Consort Dowager Guo. Jelas bahwa si wanita yang lebih tua sedang membayangkan masa depan dimana ia bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama generasi yang lebih muda, tetapi masih terlalu dini untuk menentukan masa depan Liu Yin Yin di titik ini.

Si dayang senior kembali membawa sebuah nampan dan meletakkannya di atas meja. "Consort Dowager, tehnya sudah siap."

Consort Dowager Guo mengangkat teko tehnya dan menuangkan secangkir untuk Su Xi-er. "Minumlah tehnya untuk menghangatkan dirimu."

Su Xi-er mengambil cangkir teh itu dan menyesapnya. "Ini lumayan enak."

Su Xi-er dan Consort Dowager Guo terus mengobrol sejam kemudian sebelum Su Xi-er pergi untuk mengunjungi Liu Yin Yin.

Sudah jam makan siang ketika ia sampai di istana peristirahatan Liu Yin Yin, dan para dayang istana sedang menata hidangan sewaktu ia masuk.

Ada total lima hidangan, semuanya disiapkan untuk Liu Yin Yin. Namun, gadis itu, hanya memandanginya dengan tatapan kosong.

"Yin Yin." Liu Yin Yin mendongak tak percaya ke arah suara wanita yang lembut itu.

Setelah menyadari bahwa itu memang Su Xi-er, ia berlari untuk memeluknya. "Kakak Peri, akhirnya kau pulang. Ada rumor tentang rohmu yang kotor, dan hal-hal seperti roh jahat mengambil alih tubuhmu. Aku takut sekali."

"Yin Yin, baik-baiklah. Mana mungkin aku roh jahat? Ini tak lebih dari rumor belaka, jangan terlalu banyak memikirkannya." Su Xi-er mengelus rambut anak perempuan itu selagi ia berbicara.

"Aku tidak memercayainya, tetapi rumornya tampak begitu nyata, dan kau juga tidak bisa ditemukan dimana-mana. Aku takut sekali. Tetapi ...." Liu Yin Yin menjeda sejenak sebelum mengatakan, "Aku sama sekali tidak setuju dengan apa pun yang mereka katakan. Bahkan jika kau adalah Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao yang terdahulu, kau akan menjadi kakak perempuan dari Kakak Lian Chen. Kau tidak akan pernah menjadi roh jahat; itu benar-benar omong kosong!"

Su Xi-er menjewer hidung anak perempuan itu. "Yin Yin yang konyol. Bukankah kau baru memanggilku peri? Aku akan jadi dewi, alih-alih roh jahat."

Liu Yin Yin mengangguk kuat-kuat. "Itu benar, Kakak Peri. Kau bilang agar menunggumu kembali, dan bahwa kau akan membawaku kembali ke Kediaman Pangeran Hao. Apakah kau akan menepati janjimu?"

Seorang dayang istana yang kebetulan berjalan masuk pun jadi kaku sewaktu ia mendengar apa yang Liu Yin Yin katakan.

Merasakan perubahan halus pada sikap si dayang istana, Su Xi-er melambaikan satu tangan untuk memberi sinyal si dayang istana agar pergi dan menarik Liu Yin Yin ke arah meja. "Ada begitu banyak hidangan di sini. Mari kita makan bersama."

Liu Yin Yin setuju dan berkata pada si dayang istana yang hampir menghilang dari pandangan, "Ambilkan satu set peralatan makan lagi."

Si dayang istana membungkuk dan menjawab, "Hamba mematuhi," sebelum kembali membawa set perlengkapan makan kedua tak lama setelahnya.

Su Xi-er menatap dayang istana itu dengan tajam, menyebabkan orang itu gemetar ketakutan. Reaksi ini membuat Su Xi-er yakin bahwa dayang istana itu sedang menyembunyikan sesuatu.

"Kakak Peri, makanlah. Aku sudah jatuh cinta pada jamur belakangan ini; kau harus mencobanya." Liu Yin Yin menaruh beberapa makanan ke piring Su Xi-er selagi ia berbicara.

Su Xi-er tersenyum dan makan beberapa suap. "Ini memang enak."

Liu Yin Yin merasa ceria, berpikir bahwa ia bisa segera meninggalkan istana. Ia mengobrol dengan bebas bersama Su Xi-er tentang beberapa lelucon yang telah didengarnya, dengan sebagian besarnya berasal dari drama yang populer di kalangan rakyat jelata.

"Yin Yin, kau sudah berada di istana selama ini, jadi bagaimana kau bisa mempelajari tentang lelucon dari drama-drama ini?"

Liu Yin Yin menjawab, "Yang Mulia sudah lumayan sibuk belakangan ini, dan takut kalau aku akan bosan, ia menyuruh beberapa orang untuk mengambilkan naskah drama untukku. Aku membacanya di waktu senggangku, dan beberapa dari mereka cukup menarik."

Su Xi-er mengangguk mendengar ini. Anak-anak dari keluarga kekaisaran harus tumbuh dengan cepat. Situ Lin sudah mulai mengurusi urusan mahkamah, dan A-Jing sudah mentransferkan wewenangnya kepadanya. Setahun lagi, Situ Lin akan bisa menangani sebagian besar urusan sendiri.

Jelas bahwa Situ Lin tidak memandang Liu Yin Yin murni sebagai seorang teman. Namun, Liu Yin Yin masihlah seorang anak yang belum dewasa saat ini, hanya menganggap hubungannya dengan Situ Lin sebagai penopang untuk ketidakhadiran Ning Lian Chen.

"Ada apa, Kakak Peri? Apa seharusnya aku tidak melihat naskah-naskah drama itu? Aku tidak akan melakukannya lagi jika kau tidak menyukainya." Liu Yin Yin menurunkan sumpitnya dan bertanya sambil cemberut.

Su Xi-er tersenyum. "Kenapa aku tidak suka kau melakukan sesuatu yang menarik? Tetapi selain itu, Yin Yin, apakah Yang Mulia sering mengunjungimu?"

Liu Yin Yin memikirkannya sejenak dan berkata, "Dulu ia berkunjung tiap hari, tetapi tidak bisa melakukan demikian bekalangan ini karena ia sibuk. Ia hanya datang setiap beberapa hari sekali, dan ia akan pergi setelah tinggal sebentar."

"Yin Yin, tinggallah di istana beberapa saat lagi. Aku akan membawamu ke Kediaman Pangeran Hao setelah beberapa waktu."

"Kakak Peri, apakah ada yang salah?" Liu Yin Yin bertanya dengan cemas.

Su Xi-er menggelengkan kepalanya. "Tidak, hanya saja, karena Pangeran Hao dan aku agak sibuk belakangan ini."

"Kalau begitu aku akan kembali setelah kau menyelesaikan semuanya. Kakak Peri, kau tidak akan membuatku tinggal di istana selamanya, kan?"

"Tidak akan." Su Xi-er melihat keluar pintu sewaktu ia berbicara, tidak menyangka akan melihat Pei Qian Hao dan Situ Lin yang menghampiri.

Walaupun ekspresi Situ Lin jadi masam sewaktu ia mendengar ucapan Liu Yin Yin, ia bisa menyesuaikan ekspresinya dengan cepat.

Su Xi-er menyadari bahwa Situ Lin sudah tumbuh. Dulu ia lebih pendek darinya, tetapi sekarang ia lebih tinggi setengah kepala.

Ini mengingatkan Su Xi-er akan pertama kalinya ia bertemu Situ Lin. Ia memiliki suara seperti anak kecil waktu itu, dan ia menarik-narik pakaiannya dengan polos selagi ia bertanya, "Cantik, dari istana mana kau berasal?"

"Bibi Kekaisaran." Situ Lin menyapanya saat ia masuk, aura seorang Kaisar tercermin dalam tingkah lakunya. Anak lelaki kecil itu sudah tumbuh dan tidak perlu lagi orang mengingatkannya bagaimana seorang penguasa harus bersikap.

Consort of A Thousand Faces 4 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang