Chapter IV • Seorang Gadis Cantik

638 54 5
                                    


Di suatu malam terdapat seorang gadis cantik yang tengah berlari menyusuri jalanan kota Jakarta yang terbilang masih cukup padat, ia berlari tanpa berhenti sedikit pun seperti sedang mengejar sesuatu.

"Aduuhh aku udah telat lagi." batin gadis tersebut.

Gadis itu terus berlari sampai pada akhirnya berhenti di suatu tempat, tempat tersebut berupa rumah makan yang dimana di rumah makan tersebut terdapat 2 orang yang sedang duduk didepan yakni 1 orang pemuda dan 1 orang bapak - bapak serta beberapa pelanggan yang duduk di belakang.

"BABEEHH...?!." panggil gadis itu sambil ngos - ngosan.

"Lah udah dateng aja nih." ucap babeh Udin.

Yaa 2 orang yang sedang duduk itu adalah babeh Udin dan Christian, mereka sedang berbincang - bincang sementara Christian ia sambil menyantap hidangan nasi. Christian masih termenung menatap gadis tersebut dengan tatapan datar.

"Siapa dia, kenapa dia kenal ke babeh Udin." batin Christian.

"Maaf beh aku telat." ucap gadis itu sambil tertunduk.

"Enggak kok, gih masuk ada pelanggan tuh." suruh babeh Udin.

"Iya beh, kalo gitu aku masuk dulu ya." ucap gadis itu sambil mengangkat kepalanya.

Gadis itu pun berjalan melewati babeh Udin dan Christian, sementara Christian masih senantiasa menampilkan wajah datarnya. Beberapa menit berlalu Christian pun telah menyelesaikan makannya, ia menyimpan piring kosong dan meneguk minuman yang babeh Udin berikan. Lama keheningan terjadi Christian pun membuka suara.

"Itu siapa beh, kok kenal ke babeh?." tanya Christian.

"Ohh maaf Chris babeh lupa, dia harta berharga babeh satu - satunya karena sekarang ada elu harta berharga babeh jadi 2." ucap babeh Udin sambil tersenyum.

Christian yang mendengar itu pun terharu karena ia merasa dirinya berharga bagi babeh Udin.

"Dia anak babeh Chris, waktu itu babeh pernah cerita ke elu. Nama dia Marsha, Marsha Axella Lafinna, dia anak babeh yang paling babeh jaga. Sebenernya dia bukan anak kandung babeh tapi babeh sayang sebagaimana babeh menganggap dia sebagai anak kandung." ucap babeh Udin berkaca - kaca.

"Maksudnya beh bukan anak kandung?!." kaget Christian.

"Babeh nemu dia didepan rumah pas dia masih bayi Chris, karna babeh orangnya ga tega jadi babeh bawa dan urus dia sampai sekarang." ucap babeh Udin tanpa sadar air matanya keluar.

"Maaf beh, Chris ga bermaksud." ucap Christian tak enak.

"Gapapa Chris, elu juga udah gua anggap sebagai anak sendiri." ucap babeh Udin.

Christian bersyukur dipertemukan dengan seseorang sebaik babeh Udin, karena bagaimana pun juga tak mudah untuk menerima seseorang tidak kita kenali, tetapi hal tersebut berbeda bagi babeh Udin, ia akan menerima dan membantu orang yang sedah kesusahan.

"Marshaaa." panggil babeh Udin sedikit keras.

"Iya beh, kenapa?." jawab gadis bernama Marsha dengan lembut.

CHRISTIAN EL DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang